Selama bulan Ramadan, jadwal makan minum berubah. Jam tidur ikut berubah. Sekitar 1 – 1,5 jam menjelang subuh ada jadwal makan sahur. Kaum ibu bangun lebih awal, untuk menyiapkan hidangan makan sahur. Jam 02.00 kadang sudah bangun. Mau tidur lagi takut kebablasan atau sulit untuk bisa tidur lagi.
Pengalaman seperti ini dialami kaum muslimin. Pada hari-hari biasa tidur selama 7-8 jam, menjadi hanya 5-6 jam bahkan kurang. Itu karena setelah solat isa, ada ibadah solat sunat tarawih, yang sayang untuk dilewatkan. Belum lagi tadarus Al-Qur’an dan i’tikaf pada 10 malam menjelang Idul Fitri.
Dibanding hari-hari biasa, kuantitas tidur kaum muslimin selama bulan Ramadan relatif berkurang. Meski begitu, kualitas kesehatan umumnya meningkat. Berlaku hukum kekekalan energi: ketika kita melakukan hal-hal positif, termasuk beribadah dalam arti luas (solat sunat, infak, sedekah dan lain-lain), kondisi fisik dan psikis menjadi lebih sehat/baik.
Di hari-hari biasa, umumnya orang dewasa tidur antara 7-8 jam sehari. Ada yang hanya tidur 2-3 jam di malam hari. Laksamana Sudomo (Pak Domo), yang pernah menjabat Pangkopkamtib di era Orde Baru, biasa tidur sekitar 2-3 jam. Ia baru bisa tidur dini hari, dan sebelum matahari terbit sudah bangun. Dalam kehidupan, memang, selalu ada saja yang memiliki kelebihan atau keistimewaan tertentu.
Bagi orang kebanyakan, kurang tidur dapat mengganggu kesehatan. Healthline melansir, kurang tidur dapat menyebabkan beberapa hal.
- Daya ingat menurun.
- Imunitas tubuh berkurang.
- Suasana hati (mood) terganggu.
- Emosional, mudah marah.
- Cemas, depresi.
- Susah konsentrasi.
Dirangkum dari berbagai sumber, kondisi ini tidak menguntungkan. Suasana hati dapat terganggu, misalnya, kita jadi uring-uringan. Sulit konsentrasi saat mengemudikan kendaraan bermotor, risiko kecelakaan meningkat. Imunitas (daya tahan tubuh) menurun, membuat rentan terserang penyakit. Seperti:
- Mudah kena infeksi virus, bakteri atau jamur.
- Risiko diabetes tipe 2.
- Risiko tekanan darah meningkat.
- Risiko penyakit jantung.
- Risiko berat badan naik.
- Gairah menurun karena menurunnya hormon testosteron pria.
Menjaga kualitas tidur selama puasa, dapat memperkuat hukum kekelalan energi. Lakukan dengan:
1. Tidur siang
Upayakan tidur siang meski hanya beberapa menit. Ada penelitian yang menyebutkan, tidur beberapa menit sampai setengah jam (30 menit), dapat “menebus” kehilangan tidur 2-3 jam malam hari.
Meski tidur saat berpuasa bernilai ibadah, jangan tidur siang berlebaihan. Hal itu bisa membuat sulit tidur di malam hari.
2. Hindari kopi
Kafein yang terkandung dalam kopi, membuat mata melek dan susah tidur. Minum saja kopi saat makan sahur, sehingga tidak mengganggu jadwal tidur malam hari.
3. Olahraga
Olahraga terbukti dapat membantu kualitas dan kuantitas tidur. Selama bulan Ramadan, disarankan olahraga sekitar 1 jam (60 menit) menjelang buka puasa.
Cukup olahraga ringan atau sedang, seperti jalan kaki, senam, bersepeda santai atau sepeda statis.
Waktu sekitar 30 menit agar badan tidak terlalu lelah dan tidak banyak keluar keringat. Masih cukup waktu istirahat sejenak dan mandi. Kenakan pakaian bersih. Akan terasa nyaman saat buka puasa, dan dijamin dapat tidur nyenyak usai tarawih.
4. Kurangi pegang HP
Karena aktivitas ibadah meningkat, ada baiknya mengurangi penggunaan HP selama Ramadan.
Hindari hal-hal yang tidak terlalu urgen /penting, ganti dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an. Insya Allah kita dapat tidur nyenyak, kondisi fisik psikis meningkat. (sur)