Haji Lulung Wafat Dilanda Badai Irama Jantung, Kenapa Harus Ablasi?
haji_lulung_wafat

Haji Lulung Wafat Dilanda Badai Irama Jantung, Kenapa Harus Ablasi?

Setelah dirawat selama 20 hari di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta Barat, tokoh PPP Haji Lulung wafat. Haji Lulung (Abrahan Lunggana) dinyatakan meninggal dunia sekitar jam 10.50 WIB, hari Selasa ini, 14 Desember 2021. “Sebelum menghembuskan napas terakhir, beliau  sempat mengalami badai irama jantung,” ujar Kepala ICCU RS Harapan Kita Dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP. Karena obat-obatan yang diberikan tidak dapat mencapai apa yang diharapkan, tim dokter memutuskan untuk melakukan tindakan ablasi jantung (operasi kecil).

Menurut Dr. Dafsah, Haji Lulung wafat setelah sebelumnya mengalami badai irama jantung. Kondisi yang dialami Haji Lulung tersebut terjadi setelah empat hari dirawat di RS Harapan Kita, akibat penyakit jantung. "Setelah empat hari perawatan, timbul gangguan irama jantung. Badai irama awalnya bisa ditangani dengan obat-obatan," ujar Dr. Dafsah di RS Harapan Kita, Selasa 14 Desember 2021.

 

Detak Jantung 200 Kali/Menit

Detak jantung orang normal sekitar 60-100 kali permenit. Detak jantung Haji Lulung jauh di atas normal, sampai 200 kali permenit. “Akibatnya, jantung tidak dapat memompa darah, tensinya turun," kata Dr. Dafsah lagi.  

Setelah diberi obat-obatan anti badai irama jantung, kondisi Haji Lulung sempat membaik. Untuk sementara pemberian obat dihentikan, untuk mengurangi beban kerja jantung. Agar tetap dapat bekerja, jantung pasien dibantu dengan alat.

 

Akhirnya Harus Operasi Ablasi

"Sempat ada perbaikan empat hari, badai irama timbul kemudian muncul lagi," tutur Dr. Dafsah. Badai irama jantung kedua tidak bisa lagi ditangani dengan obat-obatan, sehingga dokter mengambil tindakan dengan risiko tinggi: operasi ablasi, yang dilakukan selama sekitar 7 jam. Sayangnya, usai tindakan ablasi, kondisi pasien Haji Lulung tidak menunjukkan kemajuan yang berarti.

Baca juga: Haji Lulung Serangan Jantung Berulang, akan Dipasangi Alat Pacu Jantung

Ablasi jantung merupakan prosedur yang biasa dilakukan terpadap pasiden, untuk memperbaiki irama jantung yang tidak teratur (aritmia). Prosedur ablasi jantung dilakukan untuk mengobati aritmia yang menyebabkan detak jantung terlalu pelan, terlalu cepat, atau tidak beraturan.

Dalam kondisi normal, jantung berdetak teratur, tekanan darah stabil dan sirkulasi darah pada tubuh berjalan lancar. Ketika irama detak jantung terganggu, aliran darah bisa terganggu. Jika tidak ditangani, bisa membahayakan nyawa pasien.

Beberapa cara untuk mengatasi aritmia: penggunaan obat-obatan, tindakan pembedahan, operasi kecil (ablasi jantung) atau menanam alat pacu jantung (pacemaker). Tim dokter RS Harapan Kita sempat merencanakan pemasangan alat pacu jantung kepada Haji Lulung, bila irama jantung mulai terkendali.  

 

Indikasi Ablasi Jantung

Prosedur ablasi jantung, umumnya, dilakukan bila penanganan cara lain lain tidak berhasil mengatasi masalah aritmia. Tipe aritmia yang dapat diatasi dengan prosedur ablasi jantung:

Atrial fibrilasi (AF)

AF ditandai dengan denyut jantung cepat dan tidak beraturan. Penderita bisa tidak mengalami gejala apapun. Pasien lain mengalami  gejala merasa lemas, cepat lelah, jantung berdebar, pusing, nyeri dada, dan sesak napas.

Supraventrikular takikardi (SVT)

Denyut jantung terlalu cepat, karena ada rangsangan (impuls) listrik berlebihan di sekitar serambi jantung. SVT bisa memunculkan   gejala pusing, keringat dingin dan napas berat.

Ventrikel takikardia (VT)

Kondisi ketika jantung berdetak terlalu cepat. Pasien bisa tidak bergejala. Gejala yang kemudian muncul bisa berupa sesak napas, dada terasa nyeri atau tertekan, dan pingsan. Jika tidak ditangani, pasien dapat mengalami henti jantung.

 

Komplikasi dan Tingkat Keberhasilan Ablasi Jantung

Ablasi jantung merupakan prosedur yang aman bagi pasien  aritmia dan risiko komplikasinya kecil. Bagaimana pun, prosedur ini  dapat memunculkan risiko perdarahan, infeksi, kerusakan jantung dan pembuluh darah. Namun, risiko ini jarang terjadi.

Tim dokter RS Harapan Kita telah melakukan upaya terbaik, untuk Haji Lulung. Tetapi DIA berkehendak lain. Haji Lulung wafat, kita ikhlaskan kepergian beliau. (sur)