golongan darah a berisiko tinggi stroke dini
golongan darah dan risiko stroke usia muda

Golongan Darah Ini Berisiko Tinggi Terkena Stroke Dini, Ini Penjelasannya

Tipe golongan darah tidak hanya penting saat akan melakukan transfusi atau donor darah, tetapi juga menentukan banyak hal, salah satunya risiko penyakit. Penelitian terbaru menyatakan mereka dengan golongan darah A berisiko lebih tinggi terkena stroke dini.

Orang dengan golongan darah A berisiko 16% lebih tinggi terkena stroke dini (early-onset stroke/EOS), dibandingkan mereka dengan golongan darah lain. 

Sebaliknya, hasil dari meta-analisa yang melibatkan sekitar 17.000 kasus stroke iskemik (stroke sumbatan) pada orang dewasa berusia < 60 tahun menunjukkan bila memiliki golongan darah O mengurangi risiko stroke dini sebesar 12%. 

Selain itu, hubungan antara golongan darah dengan risiko stroke signifikan lebih kuat pada stroke dini dibanding stroke onset lambat (late-onset stroke/LOS; terjadi di usia >60 tahun). 

“Hasil riset ini menunjukkan mungkin yang membuat seseorang lebih rentan mengalami stroke di usia muda adalah golongan darah, yang benar-benar memberi risiko (terjadi) pembekuan darah dan stroke yang jauh lebih tinggi,” ujar salah satu peneliti dari University of Maryland School of Medicine (AS), Braxton Mitchell, PhD, melansir Medscape.

Hubungan kuat

Riset yang dipublikasikan di jurnal Neurology (2022) ini merupakan kolaborasi dari 48 penelitian di Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan dan Australia. Menilai kejadian stroke dini pada pasien berusia 18 – 59 tahun.  

Peneliti memasukkan data dari 16.927 pasien stroke. Dari jumlah tersebut, 5.825 mengalami stroke sebelum usia 60 tahun, yang didefinisikan sebagai stroke onset dini. Riset ini juga membandingkan dengan sekitar 600.000 orang tanpa stroke. 

Hasilnya menunjukkan dua varian genetik terkait golongan darah A dan O sangat berhubungan dengan risiko stroke dini. 

Mereka menemukan bila efek perlindungan golongan darah O secara signifikan lebih kuat terhadap stroke dini, dibanding stroke onset lambat. Juga, hubungan antara golongan darah A dan peningkatan risiko stroke dini signifikan lebih kuat, dibandingkan stroke onset lambat. 

Peneliti juga menemukan bila hubungan signifikan antara risiko stroke dini, varian gen golongan darah dan kejadian tromboemboli vena (sumbatan pembuluh darah vena), dibandingkan stroke onset lambat.  

Riset sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara risiko stroke dan varian gen ABO, yang menentukan golongan darah. Analisi baru ini menunjukkan bahwa varian gen golongan darah A dan O mewakili hampir semua yang terkait secara genetik dengan stroke dini, catat peneliti. 

Meskipun hasil riset menunjukkan bahwa golongan darah berhubungan dengan risiko stroke di usia muda, Profesor Mitchell mengingatkan bahwa “saat ini golongan darah tidak memiliki implikasi untuk tindakan pencegahan.”

“Risiko stroke karena golongan darah lebih kecil dibandingkan faktor risiko lain yang kita ketahui, seperti merokok dan hipertensi,” ujarnya. “Saya jauh lebih khawatir tentang faktor-faktor risiko lain itu, terutama karena itu dapat dimodifikasi (dengan stop merokok dan menjaga tekanan darah).”

Ia menekankan, penelitian selanjutnya adalah untuk menilai bagaimana golongan darah berinteraksi dengan faktor risiko lain yang diketahui meningkatkan risiko stroke. 

“Mungkin ada sekelompok orang yang jika memiliki golongan darah A dan memiliki beberapa faktor risiko lain tersebut, mungkin berisiko sangat tinggi,” pungkas Prof. Mitchell. (jie)