Apa yang terjadi ketika seseorang berusia 55 tahun ke atas? Terjadi proses penuaan ditandai dengan kehilangan massa otot, densitas (kepadatan) tulang, serta penurunan kualitas fungsi organ dan jaringan tubuh. Penurunan fungsi penciuman, membuat nafsu makan kurang. Penurunan fungsi pengecap, menyebabkan lidah tidak peka pada rasa asin dan manis.
Data Riskesdas 2010 menunjukkan, 4 dari 10 lansia wanita kegemukan; pada pria, 3 dari 10 lansia kegemukan. Prof. Ir. H. Hardinsyah, MS. PhD., Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia menyatakan, “Kasus anemia cukup tinggi. Pada penelitian 5 tahun lalu, 6 dari 10 lansia mengalami anemia. Umumnya karena rendahnya asupan zat besi dan vitamin B12, C dan folat. Diet terlalu ketat, bisa berisiko anemia.”
Prinsip gizi seimbang pada lansia, adalah memperhatikan variasi makanan, membatasi makanan yang meningkatkan kadar asam urat, memperbanyak buah dan sayur segar, cukup minum air putih, membatasi garam dan memilih tekstur dan citarasa makanan yang netral (tidak manis, asin, pedas) dan lembut.
Pada lansia, jumlah sel otot menurun sementera sel lemak meningkat. Kebutuhan energi untuk menjalankan fungsi tubuh menurun, sehingga perlu membatasi makanan berlemak, manis dan tepung-tepungan.
Setelah usia 50 tahun, kebutuhan energi berkurang 5% per 10 tahun. Anjuran asupan lemak harian maksimal 20% kebutuhan energi. Bila kebutuhan energi lansia perempuan 1.600 kkal/hari, maka jumlah lemak yang dibolehkan maksimal 35g/hari; setara 3,5 sendok makan minyak goreng. Untuk lansia pria yang kebutuhan energinya 2.050 kkal/hari, maksimal konsumsi lemak 45g/hari atau 4,5 sdm minyak goreng.
Lansia perlu makan lebih banyak sayur dan buah, karena menurunnya fungsi otot pencernaan sehingga mudah sembelit. Bila gigi sudah tidak memungkinkan mengonsumsi buah, ganti dengan jus tanpa gula. Dianjurkan konsumsi buah dan sayur masing-masing 2-3 porsi/hari. Batasi makanan yang meningkatkan kadar asam urat, seperti jeroan, ikan dan makanan hasil laut, jamur, kacang-kacangan, kangkung, bayam, emping, dan lainnya.
“Lansia biasanya sulit BAB (buang air besar). Dengan banyak bergerak, makan sayur dan buah, dan cukup minum air putih sembelit bisa diatasi,” kata Prof. Hardinsyah.
Kebutuhan air minum yang dianjurkan 1-1,5 liter/hari atau 5-7 gelas sedang. Agar ginjal tidak bekerja keras, disarankan minum air putih. Garam maksimal 4 g/hari (satu sendok teh), termasuk garam yang berada dalam makanan seperti dalam kecap, saus sambal, mie instan, makanan ringan yang asin dan gurih dan makanan berpengawet.
“Jangan lupa aktivitas fisik yang sifatnya tidak bertanding dan memicu emosi, seperti jalan santai, berenang atau senam lansia. Ini merupakan konsep gizi seimbang, agar lansia terhindar dari masalah gizi,” ujar Prof. Hardinsyah. (jie)
Baca juga: Bahaya Kegemukan Setelah Menopause