penyakit ginjal kronis batasi konsumsi buah

Ginjal Rusak Tidak Bisa Membuang Kalium, Konsumsi Buah Perlu Dibatasi

Kadar kolesterol perlu dimonitor dan dikontrol. Targetnya, total kolesterol <200 mg/dl, kolesterol ‘jahat’ LDL <100 mg/dl, trigliserida <150 mg/dl, dan HDL >60 mg/dl. Makanan berlemak terutama lemak hewani perlu dibatasi. Pilih makanan rendah lemak, perbanyak sayur dan buah. “Ada pasien saya usia 18 tahun, kolesterolnya 400 karena sering makan fast food,” ucap dr. Dharmeizar. Intinya, orang dengan penyakit yang meningkatkan risiko PGK (penyakit ginjal kronik) harus mencapai target, agar jangan berkembang dan timbul komplikasi.

Yang memiliki atau pernah memiliki batu ginjal, harus kontrol teratur karena tubuhnya memiliki bakat membentuk batu. Jika batu sudah bersih, kontrol 3 bulan kemudian, bila bersih kontrol lagi 6 bulan kemudian, lalu 1 tahun. “Kalau tidak kontrol, dalam 5 tahun kira-kira yang kambuh 30%,” ujar Dr. dr. Nur Rasyid, Sp.U dalam sebuah kesempatan.

Penanganan batu ginjal disesuaikan dengan ukuran dan letak batu, sesuai guideline Ikatan Ahli Urologi Indonesia (2007). Untuk batu <5 mm, penanganannya sederhana: cukup minum dan diberi obat untuk melebarkan saluran kemih agar batu bisa turun dan pasien tidak merasa sakit. Secara teori, 80-90% batu akan keluar tanpa tindakan bedah.

Andai perlu pembedahan bisa dengan bedah invasif minimal, tidak harus operasi terbuka. Batu ukuran 1-2 cm bisa diterapi dengan ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy); batu ditembak dengan sinar laser. Batu >2 cm di ginjal, anjurannya PCNL (percutaneous nephrolithotripsy), pengambilan batu dengan alat khusus lewat pinggang, dengan luka sayatan kecil. Batu ukuran besar di uretra (saluran dari kandung kemih ke bawah), diterapi dengan URS (uretro renoscopy). Dilakukan peneropongan lewat bawah, lalu batu dihancurkan. “Semua prosedur ini bisa dilakukan di Indonesia,” tandas Dr. dr. Nur Rasyid.

PGK yang bisa dideteksi pada stadium awal, dapat dicegah untuk tidak berkembang menjadi stadium lebih lanjut. Pengobatan mencakup perbaikan gaya hidup, misalnya berhenti merokok, pola makan sehat dan seimbang, rendah lemak, batasi asupan garam <6g/hari. Obat antiinflamasi non steroid seperti pereda nyeri ibuprofen sebaiknya dihindari, kecuali atas anjuran dokter. Bila perlu, minum obat untuk mengontrol hipertensi, gula darah dan kolesterol. Hal ini bisa mencegah kerusakan lebih lanjut pada ginjal dan sirkulasi darah.

Stadium sudah lanjut perlu penanganan untuk mengganti fungsi ginjal. Pada stadium ini, pasien tidak boleh banyak mengonsumsi buah karena mengandung kalium (potasium). “Ginjal yang rusak tidak bisa lagi membuang kalium. Kalium memengaruhi kontraktibilitas jantung sehingga terjadi aritmia (gangguan irama jantung). Suatu saat bisa terjadi henti jantung,” papar dr. Dharmeizar. Konsumsi air dan cairan perlu dibatasi, agar tidak memperberat kerja ginjal. (nid)


Ilustrasi: Medical vector created by brgfx - www.freepik.com