Garam tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Seenak apa pun masakan, tanpa garam akan terasa hambar. Menurut pakar kesehatan, garam diperlukan sejak kita masih dalam kandungan, sampai lahir dan masa anak-anak.
Kurang asupan garam, dapat menyebabkan pertumbuhan terganggu dan IQ rendah. Garam juga ikut memelihara fungsi organ tubuh, hingga mencegah hipotensi. Itu berkat kandungan berbagai zat/ mineral – di antaranya yodium, natrium dan sodium – yang besar manfaatnya untuk kesehatan.
Manfaat garam
1.Menjaga produksi hormon tiroid
Kekurangan yodium yang terkandung dalam garam, membuat tubuh tidak dapat memroduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup. Kurang hormon tiroid dapat menyebabkan pembesaran tiroid, konstipasi, kelelahan, hingga sulit konsentrasi.
2. Mencegah tekanan darah rendah
Konsumsi cukup garam dapat mencegah tekanan darah rendah (hipotensi). Kurang konsumsi garam dapat menimbulkan gejala pusing, mual, pandangan kabur, hingga pingsan.
3. Memelihara keseimbangan cairan tubuh
Kandungan natrium dalam garam, berfungsi menahan cairan dalam sel-sel tubuh. Cukup konsumsi garam, dapat terhindar dari kekurangan cairan tubuh (dehidrasi).
4. Memelihara fungsi organ tubuh
Kandungan sodium pada garam, berperan menjaga fungsi saraf dan otot tubuh. Hal inilah menjadi alasan, mengapa garam berperan penting dalam mencegah gangguan saraf dan otot.
5. Mencegah gangguan perkembangan otak
Mineral yodium dalam garam, penting bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Kurang yodium saat hamil bisa mengakibatkan gangguan perkembangan otak janin. Juga bisa membuat bayi/anak memiliki IQ lebih rendah.
Manfaat garam dapat diperoleh bila dikonsumsi sesuai yang dianjurkan. Mengonsumsi garam secara berlebihan, justu dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan tekanan darah, stroke dan risiko penyakit jantung.
Asupan garam untuk anak yang dianjurkan ahli gizi
Jumlah asupan garam/ hari perlu disesuaikan usia anak. Jumlah konsumsi garam yang direkomendasikan:
- Bayi >1 tahun: kurang dari 1 gram/hari
- Anak usia 1–3 tahun: maksimum 2 gram/ hari, atau setara 0,8 gram natrium
- Anak usia 4–6 tahun: maksimumi 3 gram/ hari atau setara dengan 1,2 gram natrium
- Anak usia 7–10 tahun: maksimum 5 gram/ hari, atau setara 2 gram natrium
- Anak usia <11 tahun dan orang dewasa: maksimum 6 gram/ hari atau setara dengan 1 sendok teh
- Penderita gangguan jantung: tidak lebih dari 1,5 gram/ hari
Bahaya terlalu banyak konsumsi garam
Terlalu banyak konsumsi garam atau natrium, bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan membuat organ ginjal kewalahan mengontrol garam. Terlalu banyak garam di aliran darah, akan makin banyak air yang terikat. Volume darah meningkat, dan tekanan darah ikut meningkat.
American Heart Association (AHA) menyarankan orang sehat jangan mengonsumsi >2.300 miligram natrium, atau setara satu sendok teh garam/ hari. Penderita hipertensi disarankan, jangan mengonsumsi lebih 1.500 miligram natrium, atau 5/8 sendok teh garam/ hari. Untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah penyakit jantung, cukup mengonsumsi 1.000 miligram natrium/hari.
Sebagai gambaran, ini perbandingan takaran garam dan natrium:
- 1/4 sendok teh garam = 575 mg natrium
- 1/2 sendok teh garam = 1.150 mg natrium
- 3/4 sendok teh garam = 1.725 mg natrium
- 1 sendok teh garam = 2.300 mg natrium
Garam tidak hanya mengandung natrium, tapi juga sodium. Dan natrium terdapat juga pada makanan olahan dan makanan instan, termasuk bumbu instan dan frozen food, atau makanan yang diawetkan (sosis, burger, kornet, ikan asin, dll).
Mengurangi konsumsi garam untuk penderita hipertensi tidak mudah. Perlu latihan dan penyesuaian secara bertahap. Setelah beberapa lama, biasanya tubuh akan dapat menyesuaikan diri dengan kurangnya asupan garam dan natrium.
Sebagai pengganti garam dan natrium, namun masakan tetap terasa enak dan lezat, tambahkan lebih banyak rempah-rempah saat memasak. (sur)