Diet vegan dikenal sebagai salah satu diet yang paling sehat, mengingat ia cenderung tinggi serat dan rendah lemak jenuh. Diet vegan telah dipelajari secara luas untuk pencegahan dan terapi diabetes.
Tetapi yang perlu dipahami, pengaturan diet vegan yang buruk berpotensi untuk tinggi karbohidrat dan sodium, dua nutrisi yang perlu dikontrol oleh setiap penderita diabetes.
Menurut Vegan Society, pola makan nabati ini menghilangkan semua makanan hewani, termasuk daging merah, daging putih (unggas dan ikan), susu, telur, kerang dan turunan hewan seperti madu, gelatin dan lak.
Vegan cenderung mendasarkan makanan pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan konsumsi suplemen makanan tertentu untuk menghindari potensi kurang nutrisi.
Diet vegan diakui bermanfaat untuk diabetes, ia meningkatkan metabolisme gula yang sehat. “Karena vegan secara sadar membuat pilihan untuk menghindari makanan tertentu, yaitu yang berasal dari hewan, mereka cenderung memerhatikan apa yang mereka makan untuk memastikan tidak kehilangan nutrisi penting,” terang James Collier, dietisien di National Health Service, Inggris.
“Beberapa makanan nabati tidak hanya tinggi nutrisi, tetapi juga mengenyangkan. Misalnya, gandum utuh menyediakan karbohidrat, serat, vitamin dan mineral-mineral penting. Pola makan nabati juga kaya fitonutrien yang tinggi antioksidan, membantu melindungi dari penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker,” lanjutnya melansir Livescience.
Diet vegan bisa meningkatkan sensitivitas insulin. Menurut ulasan di jurnal Clinical Nutrition ESPEN, asupan protein hewani meningkatkan resistensi insulit, sebaliknya makanan nabati meningkatkan sensitivitas insulin. Efek ini terjadi terlepas dari berat badan seseorang.
Di sisi lain, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan kaya karbohidrat. Para peneliti dalam jurnal Nutrition Review menyarankan bila memilih sumber karbohidrat yang berkualitas lebih penting, dibanding kuantitas karbohidrat yang dikonsumsi, untuk menjaga respons insulin.
Kualitas karbohidrat diukur dengan nilai indeks glikemik (IG), yakni seberapa cepat ia meningkatkan gula darah. Dengan demikian, mengonsumsi makanan dengan nilai IG rendah - sedang bisa menjadi strategi yang baik untuk penderita diabetes.
Indeks glikemik rendah
Menurut table IG yang dikeluarkan the American Journal of Clinical Nutrition, pasta, kacang polong dan banyak buah cenderung paling cocok. Tetapi perlu diperhatikan beberapa buah, seperti mangga, lengkeng, durian atau pisang, tinggi gula sehingga perlu kehati-hatian bila mengonsumsinya.
Produk sereal dan makanan yang dipanggang menunjukkan variasi nilai IG yang luas. Biasanya produk yang kurang diproses cenderung lebih baik untuk pengelolaan gula darah. Nasi putih, camilan gurih, manisan, kentang adalah makanan dengan IG tinggi, sebaiknya dibatasi.
Makanan yang direkomendasikan
Diet vegan untuk diabetes mungkin perlu penyesuaian tertentu, karena selalu ada risiko defisiensi nutrisi tertentu. Banyak sumber karbohidrat juga tinggi serat, vitamin C, B dan fitonutrien.
Collier menjelaskan, vegan sangat mungkin kekurangan kalsium, zat besi, seng, vitamin D, vitamin E atau asam lemak omega-3. Nutrisi tertentu, seperti vitamin B12 tidak ada dalam makanan nabati, sehingga perlu ditambah lewat suplemen.
“Omega-3 harus diperoleh dari makanan seperti biji rami, kenari, biji chia, alpukat atau suplemen berbasi alga,” imbuh Collier.
Banyak sereal biji-bijian mengandung asam fitat yang adalah antinutrisi, zat yang walaupun memiliki manfaat kesehatan, dapat mempengaruhi nutrisi lain. Terlalu banyak asam fitat dapat mengikat zat besi, itulah sebabnya vegan berisiko lebih besar mengalami anemia defisiensi besi.
“Untungnya, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran hijau kaya zat besi. Juga, vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi yang membantu mencegah defisiensi besi,” Collier menjelaskan.
Protein
Daging, susu atau telur memiliki cukup banyak asam amino – bahan penyusun molekul protein yang tidak bisa kita produksi sendiri. Sebagian besar sumber protein vegan cenderung kekurangan komponen ini.
Untuk mendapatkan semua asam amino yang diperlukan, konsumsi aneka ragam / kombinasikan sumber protein nabati, atau Anda bisa melengkapi dengan bubuk protein vegan.
Bila seimbang, protein nabati dapat bermanfaat untuk pengelolaan diabetes. “Asupan protein hewani yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, sementara asupan protein nabati yang moderat dikaitkan dengan penurunan risiko,” terang Dr. Tariq Mahmood, direktur medis di Concepto Diagnostics.
Tidak untuk semua orang
Walau diet vegan bermanfaat untuk diabetes, tetapi pendekatan ini mungkin tidak cocok untuk semua orang. Pola makan nabati harus seimbang, sehingga membutuhkan lebih banyak perencanaan dan persiapan.
Dalam jurnal Nutrients dijelaskan bila diet vegan tidak cocok untuk manajeman diabetes pada anak-anak, remaja, lansia lemah dan ibu hamil/menyusui. (jie)