Fatty liver atau perlemakan hati merupakan salah satu penyakit sindroma metabolik yang banyak diderita masyarakat modern. Jika dibandingkan dengan hepatitis, fatty liver tergolong sebagai gangguan hati ringan, namun jangan biarkan ia berkembang menjadi parah.
Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala gangguan tubuh yang berkaitan dengan kolesterol dan kadar gula tinggi, hipertensi dan obesitas. Perlemakan hati adalah kondisi ketika lemak dalam organ hati menumpuk >5-10 % berat total organ tersebut.
Kebanyakan fatty liver tidak menimbulkan gejala khusus, namun biasanya penderita mengalami hilang nafsu makan, berat badan berkurang, badan terasa lelah dan lemah, konsentrasi terganggu, mual, nyeri di bagian tengah perut atau perut atas kanan.
(Baca juga: Kikis Lemak Perut Dengan Makanan Ini)
Perlemakan hati termasuk kategori penyakit karena pola hidup tidak sehat, sehingga solusinya adalah menata gaya hidup. Caranya dengan turunkan berat badan, kontrol diabet dan kolesterol. Menurut dr. Irsan Hasan, Sp.PD-KGEH, “Ini adalah terapi paling murah dibanding hepatitis karena virus. Tinggal diet dan jogging minimal setengah jam 5 x seminggu.”
Macam diet yang dianjurkan ialah tinggi serat; kuantitas (volume) makanan banyak dengan kalori yang tidak tinggi. “Keuntungannya cepat kenyang dan lebih lama, juga buang air besar lebih bagus. BAB bagus, penyerapan lemaknya pun berkurang,” kata dokter dari FKUI/RSCM ini. Diet tinggi serat diperoleh dari sayur dan buah-buahan dengan jumlah yang lebih banyak dari pada karbohidrat. Menurut FDA (Badan POM Amerika) jumlah serat minimum orang dewasa ialah 25 g/2.000 kalori atau 30 g/2.500 kalori.
Serat larut air dapat membantu menormalkan kadar kolesterol dan gula dalam darah. Mereka membentuk gel yang menyebabkan penyerapan makanan melambat. Ini meningkatkan keseimbangan gula darah, mengikat asam empedu dan kolesterol di saluran cerna.
(Baca juga: 4 Herbal Pelawan Fatty Liver)
Studi menunjukkan kolesterol turun antara 0,5 % - 2 % dalam tiap gram serat yang kita makan. Sumber serat larut air ditemukan antara lain dalam kacang-kacangan, pisang, apel, jeruk atau plum. Selain itu serat tak larut air mampu mengikat lemak 15 kali dari beratnya dan melindungi saluran pencernaan dengan mengikat racun di dalamnya. Biasanya terdapat pada kulit gandum, biji-bijian atau kacang-kacangan. Dr. Irsan menambahkan, mengonsumsi buah berhubungan dengan mendapatkan efek antioksidan di dalamnya. Antioksidan berperan dalam menghambat kerja sel radikal bebas dalam proses degeneratif tubuh.
“Lemak juga menghasilkan radikal bebas yang merusak sel hati. Tidak cukup dengan mengonsumsi multivitamin E, C atau A untuk mendapat efek antioksidan. Jadi, tiap kali makan harus ada buah, karena ada sesuatu dalam buah yang tidak tergantikan oleh kapsul,” imbuhnya.
Pemberian obat penurun SGPT/SGOT juga dapat membantu menormalkan kerja hati. Diberikan dalam pengawasan dokter, sehingga dianjurkan penderita perlemakan hati melakukan medical chek up setiap 3 bulan sekali. (jie)