PET scan untuk diagnosis kanker yang akurat
PET scan untuk diagnosis kanker yang akurat

Deteksi Kanker Lebih Dini dan Akurat dengan PET Scan, Teknologi Canggih Kedokteran Nuklir

Kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Banyak kasus baru ditemukan ketika penyakit sudah memasuki stadium lanjut, padahal peluang sembuh jauh lebih besar jika kanker terdeteksi sejak dini. Kini, teknologi PET scan hadir sebagai solusi untuk diagnosis kanker yang lebih akurat dan cepat, bahkan sebelum terjadi perubahan organ secara fisik.

Tantangan utama yang dihadapi selama ini adalah keterlambatan diagnosis akibat terbatasnya akses terhadap teknologi pencitraan medis canggih. Untuk mengatasi masalah ini bisa dengan menggunakan kedokteran nuklir. 

Kedokteran nuklir adalah cabang medis yang memanfaatkan bahan radioaktif untuk diagnosis dan terapi berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung dan gangguan neurologi (saraf).  

Dr. Esther Devina Panjaitan, SpKN (spesialis kedokteran nuklir), dari RS Mitra Keluarga, Bekasi, menjelaskan di seluruh Indonesia baru 21 rumah sakit yang memiliki instalasi kedokteran nuklir. 

“Dari jumlah tersebut baru setengahnya yang memiliki PET (positron emission tomography) scan,” katanya. 

PET scan dilakukan dengan menyuntikkan obat radioaktif dosis rendah (radiotracer), biasanya adalah fluorodeoxyglucose (FDG). Kemudian FDG akan bergerak ke seluruh tubuh dan diserap oleh sel. Sel kanker misalnya, akan menyerap lebih banyak FDG sehingga bisa diidentifikasi oleh mesin PET scan.   

Dengan teknologi ini, proses pencitraan menjadi lebih efektif dan efisien, menghasilkan penilaian yang akurat untuk deteksi penyakit, evaluasi kelainan organ seluruh tubuh, serta pemantauan efektivitas terapi.

“Pada pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi, misalnya 6 siklus, baru dievaluasi di akhir, ternyata obatnya tidak memberikan hasil. PET scan bisa membantu evaluasi respons terapi, apakah ada perbaikan,” terang dr. Esther dalam peluncuran teknologi kedokteran nuklir PET/CT dan SPECT/CT, di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, Kamis (6/11/2025).

Kapan pemeriksaan PET scan diperlukan?

PET scan diperlukan untuk mereka yang sudah didiagnosis kanker. Untuk menentukan stadiumnya, mengetahui apakah kanker telah menyebar, dan memantau efektivitas pengobatan. 

“Stadium kanker itu tidak hanya melihat bahwa kankernya ada di organ tersebut, tetapi juga ada tidak penyebaran pada organ lain. Untuk melihat penyebaran itu kalau menggunakan CT scan biasanya per regional, misalnya untuk kanker payudara yang diperiksa CT scan toraks (dada), mungkin ia sudah menyebar ke abdomen (perut) dibutuhkan CT scan abdomen.” 

“Menggukan PET scan akan memberikan citra dari ujung kepala hingga kaki, sehingga bisa menentukan stadium pasien ini (lebih cepat, tepat, efektif),” dr. Esther menjelaskan.

Keunggulan lain PET scan: ia bisa untuk diagnosis dini sebelum terjadi perubahan organ/anatominya, sudah bisa menilai perubahan fungsi metabolismenya. 

Terapi kedokteran nuklir juga bersifat lebih terarah (targeted), karena bekerja langsung pada organ atau sel kanker tanpa merusak sel sehat di sekitarnya. Dengan demikian, efek sampingnya jauh lebih minimal dibandingkan dengan kemoterapi konvensional.

Prosedur PET scan:

  1. Pemeriksaan gula darah. 
  2. Penggantian pakaian supaya tidak ada kontaminasi radiasi.
  3. Penyuntikan obat FDG. Obat membutuhkan waktu sekitar 60 menit untuk terdistribusi ke seluruh tubuh. 
  4. Setelah menunggu 60 menit, dilakukan scanning. Lamanya tergantung tinggi dan berat badan pasien.

Terapi ini aman karena:

  1. Dosis yang diberikan setiap pasien berbeda-beda. 
  2. Tidak akan mengganggu fungsi organ. “Obat dibuat sefisologis mungkin dengan tubuh sehingga tidak akan mengganggu organ-organ yang sudah sakit atau masih sehat,” tutup dr. Esther. (jie)