Bipolar adalah salah satu gangguan jiwa yang kerap tidak terdeteksi. Berpotensi menyebabkan penderitanya bunuh diri. Deteksi dini diperlukan untuk mengetahui gejala dan mencegah kemungkinan bunuh diri.
Bipolar adalah gangguan kejiwaan yang diibaratkan dua kutup saling berlawanan. Penderitanya pada suatu periode tertentu mengalami perubahan suasana hati yang drastis, dari mood naik (manik/hipomanik) menjadi depresi, atau sebaliknya. Di antara perubahan mood tersebut terdapat periode normal (eutimik).
“Depresi dapat terjadi terus menerus sampai 2 minggu, atau periode manik selama 1 minggu penuh,” papar dr. A. A. A. Agung Kusumawardhani, Sp.KJ(K), pada peringatan Hari Bipolar Sedunia, 30 Maret 2017.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab jelas gangguan bipolar (GB). Sebagian ahli menghubungkan dengan ketidakseimbangan neurotransmitter (penghatar sinyal pesan) di otak. Ahli lainnya melihat adanya faktor keturunan. Beberapa hal bisa memicu timbulnya gangguan bipolar seperti stres tingkat tinggi, pengalaman traumatik, serta kecanduan minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang.
Masalah kejiwaan ini mulai berkembang di akhir periode remaja. Pada laki-laki biasanya diawali dengan serangan manik di usia 20 tahun. Sementara wanita dengan depresi saat ia berumur 26 tahun.
Perubahan mood tersebut terjadi tiba-tiba tanpa ada penyebab sebelumnya. Keluarga atau orang-orang terdekat perlu curiga jika terjadi perubahan perilaku yang tidak biasanya. Menarik diri dari lingkungan, merasa tidak berguna, berdosa, merupakan ciri-ciri seseorang masuk pada periode depresi. Tercatat 30% penderita GB pernah mencoba bunuh diri, dan 10-20% sukses meninggal karena bunuh diri.
Sementara jika ia mendadak menjadi sangat aktif, mempunyai energi yang tak ada habisnya, merasa tidak butuh tidur, muncul banyak ide adalah tanda-tanda episode manik. Biasanya dibarengi dengan perilaku berisiko tinggi, seperti kebut-kebutan, sangat boros, dan lainnya.
Penanda lain yang perlu diperhatikan adalah pada periode manik, penderita cenderung mengenakan warna mencolok (biasanya merah), minimal pada 3 aksesoris pakaian yang ia kenakan. Sebaliknya mengenakan warna-warna gelap saat depresi.
Salah satu alat yang bisa digunakan untuk melakukan deteksi dini adalah memakai Mood Disorder Questionnare (MDQ). “Satu pertanyaan saja positif, orang tersebut memenuhi kriteria mengalami gangguan kejiwaan. Namun untuk menentukan ia menderita bipolar atau gangguan lain perlu pemeriksaan lanjutan oleh psikiater,” ujar dr. Agung yang juga Kepala Departemen Psikiatri RSCM.
Beberapa pertanyaan dalam MDQ antara lain:
- Gembira belebih dari biasanya.
- Sangat irritable (mudah tersinggung).
- Percaya diri berlebihan.
- Tidak butuh tidur dan energi berlebihan.
- Menjadi lebih pintar berbicara dari biasanya.
- Pikiran berlomba dan konsentrasi mudah teralihkan.
Lebih tertarik pada masalah seksual. (jie)
Baca juga: Penderita Bipolar Rentan Narkoba