“Malas, capek, bete, kesel, ga enak...“ Itulah “kicauan” anak muda di Twitter saat ini. Kehilangan cairan tubuh 1% dapat menyebabkan bad mood.
“Otak manusia 90%-nya adalah air. Otak bisa berfungsi maksimal jika cukup air. Dehidrasi ringan dapat menurunkan performa tubuh sampai 3%,” ujar Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia.
Ya. Dehidrasi dapat menyebabkan kewaspadaan menurun, bingung dan rasa lelah, di samping gejala umum seperti mengantuk, sakit kepala dan emosi cepat terganggu. “Bagi pelajar atau mahasiswa, dehidrasi ringan akan menimbulkan gangguan berfikir dan konsentrasi. Bila didiamkan, dehidrasi bisa menyebabkan gangguan untuk mendengarkan/merespon. Dan jika dehidrasi tidak diatasi, bisa terjadi kebingungan,” papar dokter yang akrab disapa Tati ini.
Studi oleh Lawrence E. Armstrong, PhD (2010) menunjukkan, perempuan lebih sensitif terhadap pengaruh dehidrasi dibanding pria. Dehidrasi 1,3 % pada perempuan menyebabkan penurunan kinerja, kemampuan kognitif dan mood. Pada pria, pengaruh mulai terlihat saat tingkat dehidrasi 1,5 %.
Ada studi pada 20 wanita sehat yang biasa minum 2-3 liter/hari. Mereka dilarang minum selama 23 jam – setelah makan malam sampai pukul 18.00 - dan diamati perilakunya. Pukul 08.00 tingkat kewaspadaan masih tinggi, pukul 10.40 mulai menurun dan mengantuk. Perilaku bingung dan mengantuk ditunjukkan sekitar pukul 14.00. Pada pukul 16.00 responden menjadi gampang tersinggung dan berperilaku kasar.
Survei lain yang dilakukan melalui jejaring sosial Twitter menunjukkan, statement tentang bad mood lebih banyak daripada good mood. Survei ini dilakukan Desember 2011 - Januari 2012 di 9 kota antara lain Jakarta, Bandung, Medan dan Denpasar. Terlacak: 2,8 juta percakapan tentang bad mood dan 2,5 juta tentang good mood.
Survei oleh produsen minuman Mizone ini membagi percakapan pada 4 periode waktu: pertama pukul 00.00 – 06.00, kedua pukul 06.00 – 12.00, periode tiga pukul 12.00 – 18.00 dan terakhir pukul 18.00-24.00. Tercatat, percakapan bad mood paling banyak terjadi pada periode 2 dan 3 atau rata-rata pada jam kerja. Intensitas tertinggi pada hari Rabu.
“Tubuh memiliki mekanisme pengeluaran antidiuretic hormone (ADH) ketika kekurangan air, dengan menahan laju pengurangan air. Bila dehidrasi terus terjadi dan melampaui batas yang bisa ditolelir ADH, tubuh merespon dengan rasa haus. Jadi, haus menunjukkan bahwa tubuh sudah dehidrasi,” papar dr. Tati.
Menurut European Journal of Clinical Nutrition (2003), di tingkat selular, dehidrasi akan meningkatkan konsentrasi sitokin dalam sel dan beban antikoligernik yang berujung pada gangguan kognitif (cara berfikir, perasaan dan tindakan).
Beberapa orang dilihat dari persen dehidrasinya, kemudian diminta menjawab pertanyaan. Ternyata, makin tinggi persentase dehidrasi (1-3%), makin sedikit jawaban yang betul.
Jadi, jangan tunggu tenggorokan kering untuk minum, agar performa kerja tetap bagus. Say no to bad mood. (jie)