Serat pangan oligosakarida “dikawinkan” dengan minyak kelapa, hasilnya adalah creamer lezat dengan tekstur kental, dan lebih sehat karena mengandung serat. Inilah inovasi dalam FiberCreme, yang memungkinkan kita kembali “berteman” dengan makanan enak. Seperti kampanye “Let’s Be Friend Again”, yang digaungkan dalam peluncuran FiberCreme di Jakarta, 8 Agustus 2017. Ya, makanan enak tidak perlu dimusuhi.
Oligosakarida secara alami terdapat pada umbi, uwi, gembili dan serealia. Nilai indeks glikemi (IG) oligosakarida rendah sehingga baik untuk kadar gula darah, dan aman bagi penderita diabetes. Oligosakarida juga berfungsi sebagai prebiotik, yang aman merangsang pertumbuhan bakteri bermanfaat (probiotik) di usus.
Oligosakarida merupakan serat larut, sangat baik untuk menjaga kadar kolesterol dan gula darah. Seperti diungkapkan oleh Prof. Dr.Ir. Y. Marsono, MS dari Departemen Teknologi Pangan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, dalam penelitiannya pada tikus. “Hasilnya dalam penurunan kolesterol dan gula darah cukup signifikan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta.
Penelitian dilakukan pada 30 ekor tikus Wistar jantan, yang dibagi jadi enam kelompok, masing-masing lima ekor. Kelompok 1 (SEHAT) yakni tikus sehat sebagai kontrol, yang diberi pakan standar; kelompok 2 (DABETES) yakni tikus diabetes-hiperkolesterol yang diberi pakan standar; kelompok 3 (METFORMIN) yakni tikus diabetes-hiperkolesterol yang diberi pakan standar dan obat anti diabetes metformin. Kelompok 4, 5, dan 6 adalah tikus diabetes-hiperkolesterol yang diberi pakan dengan sumber serat per kg pakan sebanyak 2,5 gr (kelompok FC50), 5 gr (kelompok FC100), dan 7,5 gr (kelompok FC150). Serat berasal dari FiberCreme.
Hasilnya, kadar glukosa dan kolesterol pada kelompok SEHAT tetap normal. “Pada kelompok DIABETES, kadar glukosa dan kolesterol naik,” ucap Prof. Marsono. Pada kelompok METFORMIN dan semua kelompok FC, kadar glukosa dan kolesterol turun. Disimpulkan, diet yang sumber seratnya digantikan seluruhnya oleh FiberCreme efektif menurunkan glukosa dan kolesterol darah. Juga menurunkan LDL (kolesterol “jahat”) dan trigliserida, serta meningkatkan kolesterol “baik” HDL.
Oligosakarida dalam FIberCreme berasal dari starch (pati) yang dihidrolisis menggunakan enzim, hingga menghasilkan isomaltosa oligosakarida (IMO). Adapun sumber lemaknya yakni minyak kelapa, diproses dengan hidrogenasi total (fully hydrogenated).
Ada dua macam hidrogenasi: fully dan partially. Lemak yang dihidrogenasi sebagian (partially hydrogenated) menghasilkan lemak yang semi padat dan mengandung asam lemak trans, yang berbahaya bagi kesehatan. “Sedangkan hidrogenasi total menghasilkan lemak padat, dan tanpa lemak trans,” papar Prof. Marsono. Karena diproses dengan hidrogenasi total, maka lemak pada FiberCreme tidak mengandung lemak trans.
FiberCreme bisa menjadi opsi creamer sebagai pengganti santan atau susu untuk masakan, yang lebih sehat. Bisa dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga, kecuali untuk anak <1 tahun. “Khawatirnya, itu dijadikan pengganti susu anak. Sangat tidak boleh,” tegas Hendrik Gunawan, Direktur PT Lautan Natural Krimendo. Dalam sehari, konsumsi FiberCreme sebaiknya tidak melebihi 50 gr untuk satu orang. Bagaimana pun, yang berlebihan itu tidak baik.
“FiberCreme mengandung 18 gr serat/100 gr, atau 18% serat,” jelas Aristo Fitzari Prabowo, Brand Manager FiberCreme. Dalam kemasan, ditulis bahwa tiap takar saji (1 sdt atau 3 gr) mengandung 1 gr serat. Ini merupakan pembulatan ke atas, seperti ketentuan dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). “Menurut BPOM, kandungan serat >6% termasuk tinggi serat. Maka FiberCreme dengan 18% merupakan produk dengan tinggi serat,” imbuhnya.
Hendrik menambahkan, FiberCream tidak bisa menggantikan sumber serat. “Sayur dan buah tetap tidak boleh ditinggalkan,” tandasnya. FiberCream hanya sebagai komplementer atau tambahan, bukan pengganti. (nid)
Baca juga: FiberCreme, Creamer Unik Tinggi Serat