Sekotak coklat biasa menjadi hadiah untuk merayakan Hari Valentine 14 Februari. Perasaan cinta dan bahagia muncul saat menyantap cokelat. Ini bukan hanya berasal dari rasa cokelat yang manis serta aromanya yang menyenangkan. Makanan yang berasal dari biji kakao ini mengandung anandamide, yang secara alami diproduksi di otak, yang mengaktifkan produksi dopamine. Kandungan lainnya menghambat penguraian nanadamide, sehingga meningkatkan kadarnya di otak. Ini berdasar temuan Piomelli, peneliti di Neuroscience Institute, San Diego, Amerika Serikat. Dopamine menimbulkan rasa bahagia, mirip kerja THC dialam ganja. “Namun efeknya jauh lebih ringan,” terang Piomelli.
Zat lain yakni phenylethylamine menimbulkan dag dig dug dan rasa gembira, seperti orang jatuh cinta. Tak ayal, phenylethylamine kerap disebut “obat cinta”. Kandungan triptofan dalam cokelat merangsang pelepasan serotonin, neurotransmitter di otak yang memperbaiki suasana hati. Adapun endorphin yang terkandung di cokelat menurunkan kadar stres dan rasa nyeri.
Bonusnya, tekanan darah turun. Kakao mengandung flavanol yang ditengarai memicu terbentuknya nitric oxide di tubuh. Zat ini melebarkan pembuluh darah dan membuat rileks, sehingga tekanan darah turun; ini studi oleh Karin Ried, dkk (2012). Studi menemukan bahwa penduduk asli Pulau San Blas (Amerika Tengah)yang minum kakao kaya flavanol, memiliki tekanan darah normal, tanpa terpengaruh penambahan usia.
Chun Shing Kwok, dkk (2015) yang dipublikasi di jurnal ilmiah Heart menemukan, makan 100 g coklat /hari berhubungan dengan rendahnya risiko penyakit jantung dan stroke. Ini berdasar data dari hampir 21.000 orang dewasa yang berpartisipasi dalam studi EPIC-Norfolk, Inggris. Dibanding mereka yang tidak makan coklat, konsumsi coklat dalam jumlah lebih banyak berkaitan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular (11%) dan 25% kematian yang terkait kondisi tersebut. Tingkat konsumsi coklat tinggi juga berhubungan dengan 23% penurunan risiko stroke.
Pilih coklat hitam, yang kandungan zat aktifnya paling tinggi dan gulanya paling rendah. Perhitungkan kandungan gula dan lemaknya, agar asupannya tidak melebihi kebutuhan. (nid)