Banyak kegiatan out door yang bisa menyebabkan mata teriritasi. Naik motor tanpa penutup wajah atau kacamata, besar kemungkinan mata terkena debu yang menyebabkan mata teriritasi dan memerah. Walau nampaknya hal yang biasa, mata merah karena iritasi tidak bisa dipandang enteng.
Pernah seorang wartawan Time, Jason Tedjasukmana, mengalami vernal conjunctivitis yang mengharuskannya menjalani perawatan jangka panjang. Padahal, awalnya hanya iritasi mata biasa. Kondisinya memberat, sampai dokter di Singapura menganjurkan pencangkokan kornea mata. Untungnya, dokter mata di tempat orang tuanya, Michigan, Amerika Serikat, hanya melakukan perawatan menggunakan obat tetes mata yang mengandung steroid.
Menurut dr. Hikmat Wangsaatmadja, Sp.M dari RS Mata Cicendo, Bandung, iritasi mata bisa disebabkan segala sesuatu yang mengenai organ penglihatan, seperti udara, debu, angin penyejuk udara serta asap. Tanda-tandanya antara lain mata merah, berair, terasa perih dan gatal. Pada kondisi normal, mata memiliki mekanisme untuk mencegah terjadinya iritasi.
Kalau ada rangsangan atau ancaman, mata akan berkedip, kelopak mata menutup dan mengeluarkan airmata. Air mata juga berfungsi sebagai cairan antiseptik. Namun, pada kondisi tertentu, seperti pada lanjut usia (lansia), gerakan refleks sudah terganggu dan air mata yang dihasilkan tidak banyak, sehingga mata mudah kena infeksi.
Risiko iritasi mata lebih besar pada mereka yang bekerja di ruang terbuka, di mana banyak debu, asap kendaraan bermotor, cairan bahan kimia atau gas. Namun, banyak cara untuk mengantisipasi. Salah satunya, yang paling praktis, memakai kacamata pelindung, terutama di tempat-tempat yang banyak mengandung polusi.
Baca juga : 10 Cara Menjaga Kesehatan Mata
Sehabis berenang, mata kadang juga memerah. Gejala yang satu ini, tak perlu dirisaukan. Mata akan pulih dengan sendirinya. Kondisi ini bukan akibat bakteri, tetapi karena kaporit pada air kolam renang. Kaporit sendiri mengandung antiseptik yang dapat melindungi mata dari berbagai zat berbahaya.
Pada kondisi ringan, misalnya karena debu dan angin, iritasi bisa diatasi dengan obat tetes mata mengandung kortikosteroid yang dijual bebas. Kortikosteroid berfungsi untuk mengurangi peradangan pada mata. Pada kondisi berat, seperti terkena bahan kimia atau serbuk besi, mata harus dibersihkan oleh dokter. Dan kalau terjadi infeksi bakteri, dokter akan memberi antibiotik.
Iritasi bila dibiarkan tanpa pengobatan, dapat menjadi peradangan kronis, yang hanya bisa sembuh dengan pengobatan jangka panjang. Bahaya lainnya adalah terjadi infeksi, yang memudahkan bakteri atau virus masuk. Dalam beberapa kasus, karena penanganan terlambat, jaringan ikat mata terganggu dan menyebabkan kebutaan. (vit)