Dengan terus meningkatnya kasus COVID-19, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) milik pemerintah AS mengingatkan tentang risiko penyebaran COVID-19 dalam pertemuan kecil, terutama yang diadakan di dalam rumah.
Walau CDC belum menetapkan angka tertentu untuk seberapa ‘kecil’, tetapi mereka juga tidak membatasi / merekomendasikan jumlah tamu untuk pertemuan yang dianggap aman / berisiko rendah.
Sebagai langkah antisipasi, CDC baru-baru ini mengeluarkan panduan untuk membantu orang-orang tetap aman saat bersosialisasi selama liburan. Peringatan ini dikeluarkan karena sebentar lagi Amerika Serikat memasuki musim liburan akhir tahun dan perayaan Thanksgiving yang biasanya diadakan bersama di lingkungan keluarga.
Panduan sosialisasi CDC
Sebelum Anda mengadakan atau menghadiri sebuah acara/pertemuan, sangat penting untuk menilai tingkat risiko infeksi COVID-19.
Pertama-tama, pertemuan di dalam ruangan berisiko lebih tinggi dibanding luar ruangan. Dan, pertemuan indoor dengan sirkulasi udara yang buruk – misalnya tidak memiliki jendela atau pintu tertutup – menempatkan Anda pada risiko yang lebih tinggi, daripada ruangan dengan ventilasi baik.
Tetapi, Shunling Tsang, MD, MPH, wakil ketua departemen kedokteran keluarga di Riverside University Health System di California, menyarankan untuk menghindari pertemuan di dalam ruangan sama sekali.
"Jika ada kebutuhan untuk menghadiri/mengadakan pertemuan kecil, itu harus diadakan di luar ruangan dengan menerapkan jarak sosial, serta kepatuhan yang ketat terhadap pemakaian masker dan protokol kesehatan," kata Dr. Tsang, dilansir dari Health.
"Pertemuan di dalam ruangan memiliki tambahan tantangan dengan sirkulasi udara dan kemampuan untuk menjaga jarak sosial, jadi yang terbaik adalah menghindari hal ini sama sekali jika memungkinkan."
Yang tak kalah penting adalah lama (durasi) pertemuan. Pada dasarnya, semakin lama Anda menghabiskan waktu bersama orang lain, semakin besar risiko terpapar COVID-19. Jadi undangan singkat untuk mampir ngopi lebih aman dibanding pesta makan malam.
CDC juga mengingatkan bahwa berkumpul dengan orang-orang yang bepergian dari tempat berbeda lebih berisiko dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di wilayah yang sama. Tingkat penyebaran kasus COVID-19 dan komunitas di lokasi berkumpul pun ikut berpengaruh.
"Jika Anda tinggal di daerah dengan tingkat penularan yang tinggi, ada risiko lebih tinggi penyebaran COVID-19 selama pertemuan," imbuh Dr. Tsang.
Hal penting lainnya adalah mempertimbangkan perilaku para tamu. Apakah mereka menerapkan protokol kesehatan? Mengenakan masker atau mencuci tangan? Jika Anda berpikir mereka tidak menerapkannya sangat disarankan Anda tidak mendekatinya.
CDC menegaskan setiap orang yang sakit tidak boleh menghadiri pertemuan. Sistem imun yang rendah membuatnya lebih rentan terinfeksi COVID-19.
Klaster pertemuan kecil di dalam negeri
Risiko tinggi penyebaran COVID-19 dalam pertemuan skala kecil itu nyata. Salah satunya terjadi di Kulon Progo, Yogyakarta – dikenal dengan klaster arisan RT – pada September 2020 lalu.
Ada total 20 orang terkonfirmasi COVID-19 dalam klaster arisan RT yang digelar di Pedukuhan Tlogolelo, Kokap, Kulon Progo, DIY ini. Dari 20 orang tersebut 6 di antaranya pedagang di Pasar Pripih, Kokap, Kulon Progo, sehingga pasar ikut ditutup selama satu pekan. Warga pedukuhan juga sempat mengisolasi satu RT di awal penularan.
Hal yang serupa juga terjadi di Salatiga, Jawa Tengah, awal Oktober 2020 lalu. Kali ini dari sebuah pengajian. Dari klaster pengajian itu terdapat 3 kasus positif virus corona.
Dilasir dari Kompas, Siti Zuraidah, Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kota Salatiga, menjelaskan ketiga orang yang positif corona tersebut merupakan kotak erat dari seorang pasien COVID-19 yang sebelumnya sudah lebih dulu menjalani perawatan.
Sementara di DKI Jakarta, di pertengahan September, setidaknya tercatat ada 20 orang positif COVID-19 yang berasal dari klaster pernikahan di dua lokasi di Jakarta Timur (Kelurahan Kebon Pala dan Kelurahan Penggilingan). (jie)