Biasanya cedera patah pergelangan tangan dan harus digips selama beberapa minggu akan menyebabkan penyusutan massa otot (atrofi) dan tangan tidak terasa kuat setelah gips dilepas. Kondisi ini bisa dicegah.
Pada riset terbaru yang dilakukan oleh Jonathan Farthing dan Justin Andrusko, dari University of Saskatchewan, Kanada, menawarkan solusi untuk ‘membalik’ efek atrofi otot pada tangan yang mengalami patah tulang. Caranya dengan melatih tangan satunya.
Peneliti mengumpulkan 16 mahasiswa yang memakai gips di pergelangan tangan kirinya selama 4 minggu. Separuh responden melatih latihan tangan kanan mereka secara intens 3 hari seminggu menggunakan teknik ‘eccentric training’. Metode ini akan memanjangkan otot selama kontraksi, dan cukup efektif untuk membangun dan menambah kekuatan otot.
Sebelum dan sesudah studi, peneliti mengukur kekuatan otot pergelangan tangan dengan CT scan. Subyek yang tidak melakukan latihan eccentric training mengalami penurunan kekuatan otot sampai 20% dan massa otot 3% dalam waktu 4 minggu.
Sementara sebaliknya, mahasiswa yang melatih pergelangan tangan kanannya mampu mempertahankan kekuatan dan volume massa otot di pergelangan tangan kiri. Studi ini telah dimuat dalam Journal of Applied Physiology.
Kontraksi ‘mirror’
Fenomena tersebut telah lama dikenal dengan sebutan ‘cross-education’, namun riset ini adalah yang pertama melihat efeknya pada kelumpuhan salah satu anggota badan.
“Kami adalah yang pertama menelitinya menggunakan CT scan untuk mengukur volume dan kekuatan otot pada beberapa kelompok otot di kedua tangan, seperti otot fleksor dan ekstensor,” papar peneliti, dilansir dari Dailymail.
Hasilnya adalah melatih pergelangan tangan kanan mampu pempertahankan massa dan kekuatan otot fleksor pergelangan tangan kiri, tapi tidak otot ekstensornya.
Peneliti belum memahami jelas penyebabnya. Namun dari studi-studi terdahulu ditengarai adanya perubahan di sistem saraf yang berhubungan dengan bagaimana salah satu sisi otak membagi informasi, atau adanya proses adaptasi setelah melatih salah satu bagian tangan.
Meneliti juga menduga adanya hubungan antara perubahan sistem saraf dan keseimbangan protein di otot. Teori lain menyatakan adanya kontraksi yang dikenal dengan kontraksi ‘mirror’ saat berlatih menggunakan pergelangan tangan yang sehat.
“Kami mengukur memang terjadi kontraksi, walau lemah. Diperlukan penelitian lebih jauh untuk memahami peran dari kontraksi lemah ini dengan pencegahan atrofi otot,” papar peneliti. (jie)