Batuk kering dan penyakit asma saling berhubungan. Sebelum asma kambuh, penderita biasanya mengalami batuk kering.
Batuk-batuk pada penderita asma biasanya terjadi pada malam hari atau menjelang pagi, semakin berat bila udara dingin atau saat beraktivitas. Batuk kering juga bisa karena radang akibat zat kimia, pencetus asma atau alergen (zat yang menyebabkan alergi) dan zat lain, yang bersifat iritan seperti debu dan wewangian yang menyengat.
Batuk kering kronik pada penderita asma dapat berkembang menjadi batuk berdahak, bila terjadi peradangan di saluran napas bawah. “Gejala ini akan makin berat, bila ada infeksi bakterial atau infeksi virus,” ujar dr. Budi Antariksa, Sp.P, Ph.D, dari RS Persahabatan, Jakarta.
Tes dan Diagnosa
Untuk mendiagnosa apakah batuk kering disebabkan karena asma, dilakukan tes spirometri. Alat ini mengukur, berapa banyak udara yang dapat dihirup ketika mengambil napas panjang, dan seberapa cepat dapat mengosongkan paru-paru.
Awalnya, dokter menanyakan sejarah medis, pemeriksaan fisik dan mendengarkan napas pasien, baru kemudian tes spirometri. Sering, penderita asma dengan batuk kering saat pemeriksaan fisik, rontgen dada dan spirometri hasilnya normal.
Jika gejala dan tes spirometri hasilnya tidak jelas, dilakukan metode lain yang lebih spasifik yaitu tes methacholine. Pasien diminta menghirup uap methacholine aerosol, yang jumlahnya semakin meningkat. Saat terhirup, methacholine menyebabkan jalan napas mengejang dan menyempit jika ada asma.
Tes methacholine dianggap positif (asma), jika fungsi paru turun sedikitnya 20%. Obat pembuka saluran napas (bronkodilator) akan diberikan pada akhir tes, untuk menghilangkan efek methacholine.
“Obat yang dianjurkan pada penderita batuk kering karena asma adalah obat pelega napas dan/atau anti peradangan,” ujar dr. Budi. Balsem pelega napas atau antiradang juga dapat digunakan. (nid-jie)
Baca Juga : Batuk Kering Penanda Gangguan Jantung