Anda sakit kepala, denyut nadi meningkat, tekanan darah anjlok, kram otot atau badan terasa lemah? Penyebabnya, bisa jadi sangat sepele: kurang minum. Tubuh kekurangan cairan juga dapat menyebabkan daya ingat atau konsentrasi menurun, sulit buang air besar, pingsan. Bahkan kematian.
Sekitar 55-75% tubuh kita adalah cairan. Di dalam tubuh, terdapat banyak sel yang mempunyai konsentrasi air tinggi. Antara lain, sel-sel otot dan organ tubuh seperti paru-paru dan jantung. Fungsi utama air adalah membawa nutrisi seperti karbohidrat, vitamin, mineral serta oksigen ke dalam sel tubuh. Air juga adalah pelarut, pelumas, pengendali suhu dan penyedia garam mineral.
Di dalam tubuh, keseimbangan air erat kaitannya dengan keseimbangan elektrolit. Melalui ginjal, tubuh berusaha menjaga keseimbangan jumlah air dan tingkat elektrolit dalam aliran darah supaya tetap stabil. Yakni dengan cara mengatur keluarnya garam dan urin, sesuai kebutuhan.
Arti penting lainnya adalah meminimalisir munculnya berbagai penyakit yang menyerang hati, jantung, otak dan ginjal. Elektrolit berfungsi antara lain menjaga tekanan osmostik tubuh, menjaga pH tubuh dan terlibat dalam tiap reaksi oksidasi dan reduksi. Juga, berperan dalam setiap proses metabolisme tubuh.
Berapa banyak kita perlu minum dalam sehari? Tubuh manusia perlu air minum 1500-2000 cc (6-8 gelas) per hari. Dari sayur, lauk-pauk dan buah, bisa diperoleh 500-750cc air. Metabolisme tubuh menghasilkan sekitar 350cc. Minum lebih banyak air dari yang dibutuhkan, lebih baik dari pada kurang minum.
“Ginjal mempunyai kemampuan menyerap air sebanyak 200 liter atau satu drum,” papar DR. Dr. Imam Effendi, SpPD, KGH dari Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Namun bukan berarti kita boleh meminum sebanyak itu sekaligus. Keseimbangan air dalam tubuh perlu dijaga. “Bila tubuh kekurangan air, akan dehidrasi,” tambahnya.
Dehidrasi bisa berdampak buruk bagi tubuh. Kehilangan 2% kadar air, sudah dapat mengganggu metabolisme tubuh. Akan semakin parah, bahkan dapat menyebabkan kematian, jika tubuh kekurangan cairan sampai 25%. Haus, bibir dan tenggorokan kering adalah gejala ringan dehidrasi.
Hasil penelitian Prof. Dr. Harinsyah, MS, Ketua Umum Pusat Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan pada 209 remaja dan 194 orang dewasa, cukup menarik. Sebanyak 51,1 % remaja berpengetahuan rendah tentang air minum, sedangkan orang dewasa 26,3%. Hanya 43,2% yang tahu akibat kurang minum.
Penelitian ini menunjukkan, dalam hal minum pun ternyata kita masih harus belajar. Padahal, minum adalah langkah yang mudah dan sederhana. Tinggal “glek” maka sejumlah gangguan kesehatan dapat dihindarkan. Mari “Minum air yang aman dan bermutu, dalam jumlah yang cukup.” (jie)