Bahaya Debu Vulkanik | OTC Digest

Bahaya Debu Vulkanik

 

Beberapa hari belakang ini aktivitas Gunung Agung di Bali meningkat, masyarakat sekitar Gunung Agung bahkan sudah diungsikan ke area penampungan di zona aman. Jika terjadi letusan, tak hanya material panas atau padat yang dimuntahkan, tapi debu vulkaniknya pun berbahaya.

Dianggap berbahaya karena debu vulkanik bersifat asam, mengandung partikel gas sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S), nitrogen dioksida (NO2), batu (tephra) dan silika – mirip bahan kaca dan merupakan glass hard yang sangat halus.

Debu berdiameter kurang dari 2 mikrometer itu berujung runcing. The International Volcanic Health Hazard Network menyebutkan, secara umum abu vulkanik berdampak pada kesehatan mata. Tempelan debu akan memancing reflek untuk menggosok mata; ini  berbahaya karena membuat kornea lecet. Juga bisa menyebabkan konjungtivitis (pink eye). Yakni peradangan pada konjungtiva – membran lunak tipis yang mengelilingi kelopak mata. Penderita merasa terbakar dan sensitif pada cahaya.  

Risiko lain ialah ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Debu menempel pada mukosa atau lapisan kelenjar di saluran pernafasan, menimbulkan batuk dan radang, memicu sakit tenggorokan, timbunan dahak dan sesak napas.

Menurut dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA (K) dari UKK Respirologi PP-IDAI, “Sistem saluran napas ibarat pagar rumah. Abu vulkanik menyebabkan pagar bolong-bolong. Makin besar bolongnya, makin banyak penyakit yang bisa masuk,” katanya.

Dampak langsung yang terasa ketika menghirup debu vulkanik  adalah tenggorokan kering, susah menelan dan kalau tidak memakai masker, mulut seperti kemasukan pasir. 

Anak-anak sangat rawan terserang berbagai macam penyakit, terutama bayi yang baru lahir, “Karena saluran napasnya masih rentan,“ ujar dr. Darmawan. 

“Sebaiknya, gunakan masker dari kain katun yang dibasahi, untuk meningkatkan kelembaban udara yang dihirup dan efektif menangkap debu. Tidak nyaman karena kayak dibekap, tapi lebih aman,” ujarnya.

Masker yang baik adalah yang memiliki mekanisme saringan untuk mencegah partikel (debu, bakteri, virus). “Masker N95 dapat memberi perlindungan sampai 95%, dan virus tidak tembus,” ujarnya.  (jie)