Jalan kaki tidak hanya baik untuk kesehatan jantung. Riset di Stanford menemukan bila jalan kaki merangsang berpikir kreatif. Ini bisa menjadi motivasi bagi Anda untuk mengotimalkan setiap potensi kreatif dengan lebih banyak berjalan dan mengurangi duduk.
Marily Oppezzo, PhD dan Daniel L Schwart, PhD dari Standford University, AS, menemukan bila jalan kaki bisa menjadi cara mudah untuk merangsang berpikir kreatif. Anda bisa melakukannya kapan saja di jam kerja.
“Banyak orang mengklaim bahwa mereka memiliki pemikiran terbaik saat berjalan,” kata Oppezzo, melansir jurnal American Psychological Association, “Melalui riset ini, kami akhirnya memiliki satu atau dua langkah untuk menemukan alasannya.”
Sebagai informasi Hippocrates – sang Bapak pengobatan barat – memiliki ungkapan yang terkenal: “Jalan kaki adalah pengobatan terbaik.” Dan, sepanjang sejarah, semua jenis pemikir kreatif menjadikan jalan kaki sebagai bagian rutinitas harian mereka.
Dalam riset ini, berpikir kreatif didefinisikan sebagai “ide-ide baru namun tepat”. Misalnya, Anda tidak bisa menggunakan ban sebagai cincin atau menggunakan cairan pemantik untuk membuat sup. Tetapi Anda bisa memberikan alternatif penggunaan benda-benda umum dan analogi original untuk menggambarkan ide-ide yang kompleks.
Riset ini melibatkan 176 orang – sebagian besar adalah mahasiswa. Peneliti menemukan bahwa partisipan yang berjalan kaki, dibandingkan mereka yang duduk atau didorong di kursi roda, secara konsisten memberikan tanggapan yang lebih kreatif pada tes pemikiran kreatif.
Namun, saat diminta untuk memecahkan masalah dengan satu jawaban, subjek yang jalan kaki sedikit tertinggal dibanding mereka yang menjawab sambil duduk.
Merangsang 100 persen ide cemerlang
Riset ini ingin mengukur apakah hanya dengan jalan kaki bisa meningkatkan beberapa jenis pemikiran sementara, seperti berpikir bebas dibandingkan dengan konsentrasi yang terfokus.
“Meminta seseorang berlari selama 30 menit untuk meningkatkan kreativitas saat kerja akan menjadi resep yang tidak biasa bagi banyak orang,” ujar Schwart. “Jadi, kami ingin melihat bila jalan kaki sederhana bisa merangsang lebih banyak pemikiran yang mengalir bebas dan kreatif.”
Dari mahasiswa yang diuji kreativitasnya sambil berjalan kaki, 100% memiliki lebih banyak ide kreatif dalam satu eksperimen, sementara 95%, 88% dan 81% kelompok pejalan kaki dalam percobaan lain memiliki respons yang lebih kreatif, dibanding saat mereka duduk.
Bila respons tersebut unik dibanding respons lain di dalam kelompok, itu dianggap sebagai ide baru. Peneliti juga mengukur total respons peserta dan apakah tanggapan tersebut layak dan sesuai dengan tugas. “Misalnya, menempatkan cairan pemantik dalam sup adalah hal baru, tetapi itu sangat tidak tepat,” Oppezzo menambahkan.
Peneliti juga melihat, peserta mendapatkan lebih sedikit ide-ide baru ketika duduk di tes kedua, setelah mereka jalan kaki di tes pertama. Namun, ini lebih baik dibanding partisipan yang duduk di kedua tes.
“Jadi ada efek sisa berpikir kreatif setelah jalan kaki saat orang-orang duduk sesudahnya. Berjalan kaki sebelum rapat yang membutuhkan inovasi mungkin masih sama bermanfaatnya dengan berjalan kaki sambil rapat,” kata Oppezzo.
Jalan di luar atau di dalam ruangan?
Peneliti ingin melihat lebih jauh apakah jalan kaki merangsang berfikir kreatif daripada berada di luar ruangan.
Eksperimen lain dengan 40 peserta membandingkan respons siswa yang berjalan kaki di luar ruangan atau jalan kaki menggunakan treadmill, dengan respons siswa yang didorong di kursi roda di luar ruangan dan duduk di dalam ruangan.
“Sekali lagi, siswa yang jalan kaki, baik di dalam maupun di luar ruangan, memiliki respons yang lebih kreatif, daripada mereka yang duduk di dalam atau didorong dalam kursi roda di luar ruangan.”
“Meskipun berada di luar ruangan memiliki banyak manfaat kognitif, jalan kaki tampaknya memiliki manfaat yang sangat spesifik untuk merangsang berpikir kreatif,” tegas Oppezzo. (jie)
Baca juga: Mana Yang Lebih Baik Untuk Anda: Jalan Kaki atau Lari