Antara Laki-Laki dan Perempuan, Siapa yang Paling Kuat Sistem Kekebalan Tubuhnya? | OTC Digest

Antara Laki-Laki dan Perempuan, Siapa yang Paling Kuat Sistem Kekebalan Tubuhnya?

Adam Moeser, Michigan State University

Adakah yang lebih seru dari pertarungan antar pria dan perempuan? Dalam budaya populer, biasanya fokusnya hanya pada peran gender masyarakat. Tapi, ada pertarungan antar perempuan dan laki-laki lain, yakni perang biologis yang melibatkan sistem kekebalan tubuh. Bisakah konflik ini akhirnya memberi tahu kita siapa yang lebih kuat–pria atau perempuan?

Di Amerika Serikat (AS), sebagian besar orang memiliki, atau mengenal seseorang yang punya masalah terkait kekebalan tubuhnya, seperti alergi, migrain atau penyakit autoimun. Kemungkinannya, mereka adalah perempuan. Perempuan memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami masalah kekebalan tubuh . Salah satu penyakit ini adalah sindrom iritasi usus besar (IBS), gangguan yang menyebabkan nyeri perut yang signifikan. IBS mempengaruhi 10 hingga 15 persen populasi AS, dan hampir empat kali lebih umum terjadi pada perempuan dibandingkan pria.

Untuk memahami alasannya, tim peneliti saya meneliti sel mast, sejenis sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Saya adalah seorang ahli biologi yang meneliti soal perut dan usus (gastrointestinal), dan saya tertarik untuk memecahkan mengapa faktor-faktor, seperti perbedaan jenis kelamin dan tingkat stres, meningkatkan kecenderungan orang untuk mengidap penyakit tertentu. Saya lakukan ini dengan mengamati sel mast Di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Michigan bersama tim penelitian saya di Laboratorium Biologi kami, Kami menemukan perbedaan jenis kelamin yang unik pada sel mast yang dapat menjelaskan mengapa perempuan lebih rentan terhadap penyakit tertentu dibandingkan dengan pria.

Masalah pada sel mast perempuan

Ketika diaktifkan oleh stres atau alergen, sel mast wanita melepaskan lebih banyak zat inflamasi, yang dapat memicu respons kekebalan yang lebih agresif seperti anafilaksis–sebuah fenomena serius, yang reaksi alerginya berpotensi mengancam jiwa–dan usus bocor.

Kami telah menemukan bahwa sel mast yang berasal dari perempuan membuat dan menyimpan lebih banyak zat inflamasi seperti histamin, serotonin, dan protease dibandingkan sel mast dari pria. Zat ini bertanggung jawab atas banyak gejala penyakit, termasuk tersumbatnya jalan nafas, sakit kepala migrain, sakit perut, masalah pencernaan, dan sesak napas. Meskipun sel mast dari perempuan dan pria memiliki gen yang sama, kecuali gen kromosom dari jenis kromosom yang berbeda, tingkat aktivitas gen mereka berbeda secara signifikan. Faktanya, kami menemukan bahwa lebih dari 4.000 gen dalam sel mast perempuan lebih aktif dibandingkan dengan pria.

Lebih lanjut, banyak gen yang sangat aktif pada perempuan menghasilkan protein yang terlibat dalam pembuatan dan penyimpanan zat inflamasi seperti histamin dan protease. Perbedaan unik dalam kemampuan perempuan untuk menyimpan dan melepaskan lebih banyak histamin dan protease dapat menjelaskan mengapa sel mast perempuan dapat memicu reaksi kekebalan yang lebih kuat. Ini juga mungkin menunjukkan mengapa wanita mungkin lebih rentan terhadap penyakit dan gangguan tertentu dan pria lebih resistan.

Pria memiliki angka kematian yang lebih tinggi

Sejauh ini, kedengarannya pria sepertinya lebih kuat dari perempuan. Sel mast mereka menghasilkan mediator inflamasi yang lebih sedikit dan mereka tidak sering mengalami gangguan kekebalan hiperaktif seperti penyakit autoimun, gangguan nyeri kronis, dan IBS. Tapi, ada sisi lain yang menguntungkan perempuan.

Karena perempuan memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat daripada pria, mereka dapat memasang respons imun yang lebih efektif terhadap virus dan bakteri. Sementara alasan yang tepat mengapa perempuan memiliki respons imun yang lebih kuat tidak sepenuhnya dipahami, sel mast kemungkinan merupakan faktor penting.

Sel mast adalah sel imun pertama yang diaktifkan sebagai respons terhadap infeksi sel-sel parasit dan sangat penting untuk mengatur respons imun yang diperlukan untuk melawan infeksi dan untuk membentuk kekebalan tambahan untuk mencegah infeksi selanjutnya. Karena inilah, sistem kekebalan perempuan lebih unggul.

Sistem kekebalan juga penting untuk mengatur pertumbuhan sel kanker, yang mungkin menjadi alasan utama mengapa pria memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dari kanker. Sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat pada jenis kelamin perempuan tidak hanya ditemukan pada manusia; tapi juga spesies lainnya.

Perbedaan jenis kelamin muncul sejak awal kehidupan

Ketika teknologi obat terus berkembang, perawatan medis yang sesuai dengan jenis kelamin untuk masalah kesehatan terkait kekebalan tubuh mungkin akan tersedia. Terapi ini dapat memoderasi aktivitas sel mast dan menghentikan timbulnya penyakit. Untuk melakukan ini, penelitian harus mengidentifikasi secara tepat kapan sel mast mulai berperilaku berbeda pada kedua jenis kelamin.

Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak kondisi yang menunjukkan bias jenis kelamin pada anak-anak sebelum mereka mencapai pubertas. Karena hal tersebut, tim penelitian saya mencari penyebab lain selain perbedaan hormon pada orang dewasa sebagai penyebab utama adanya pembedaan jenis kelamin pada jenis penyakit yang berhubungan dengan sel mast.

Penelitian saat ini di laboratorium kami (MSU) fokus pada kapan perbedaan jenis kelamin dalam sel mast muncul. Kami juga memeriksa apakah pemaparan janin terhadap hormon yang disebut androgen dapat berkontribusi pada kerentanan penyakit sepanjang hidupnya. Di MSU, alih-alih melihat hormon orang dewasa, kita mulai melihat siklus kehidupan jauh lebih awal.

Penelitian yang fokus pada asal usul kehidupan dari perbedaan jenis kelamin dalam sel mast ini mewakili bidang penyelidikan baru dan mudah-mudahan akan membantu kita memahami mengapa perempuan lebih rentan, atau mengapa pria dilindungi dari penyakit terkait sel mast sepanjang hidupnya.

Hindari stress

Saat ini, orang-orang dengan penyakit yang kondisinya dipicu oleh kekebalan tubuh tidak dapat berbuat banyak untuk mengubah pengaruh jenis kelamin dan genetika pada sel mast mereka. Tetapi memahami faktor gaya hidup mana yang memicu sel mast menjadi hiperaktif dan menyebabkan kita menderita penting untuk memperkecil risiko kita mengidap penyakit.

Saat ini, orang-orang dengan kondisi kekebalan tubuh yang bermasalah tidak bisa berbuat banyak. Tapi memahami gaya hidup mana yang dapat merangsang sel mast sangat penting untuk mengurangi risiko mengidap penyakit.

Stres adalah perangsang kuat sel mast. Oleh karena itu kita harus memantau tingkat stres dengan melakukan aktivitas rutin yang baik untuk dapat mengurangi penyakit yang parah. Aktivitas rutin yang baik meliputi diet yang tepat, olahraga, dan tidur yang cukup. Penting untuk memahami dampak stres pada pria dan perempuan karena hal ini dapat mempengaruhi tingkat kerentanan dan kekebalan tubuh mereka terhadap penyakit kekebalan tubuh.

Muhammad Gaffar menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

The Conversation

Adam Moeser, Matilda R. Wilson Endowed Chair, Associate Professor of Large Animal Clinical Sciences, Michigan State University

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

___________________________________

Ilustrasi: Water photo created by freepik - www.freepik.com