Aman Berlibur ke Pantai | OTC Digest
berlibur_pantai_sunscreen_cuka_ubur-ubur

Aman Berlibur ke Pantai

Bulan Juli – Agustus, saat yang tepat untuk berplesir ke pantai dan laut. Meski sedang liburan, keselamatan tetap harus nomor satu. Jangan lengah dan terlena dengan pemandangan pantai yang indah, apalagi bila membawa anak-anak.

Salah satu yang perlu diwaspadai yakni sunburn. “Pertama, perlu tindakan preventif (pencegahan, red.). bila sangat panas, jangan biarkan anak bermain terlalu lama,” tutur Bondi Sinaga, instruktur keselamatan di Jakarta. Sunburn bisa menimbulkan luka bakar derajat satu, bila terjadi di >75% luas tubuh. Sun burn juga bisa mengancam nyawa akibat dehidrasi.

Oleskanlah sunscreen yang tahan air (water resistant) dengan kandungan SPF minimal 30 dan PA minimal ++, 30 menit sebelum bermain di pantai. Bila memungkinkan, kenakanlah topi lebar. Ulangi pemakaian tabir surya tiap 2 – 3 jam.

Jangan lupa minum dan ingatkan anak untuk banyak minum. Siapkan minuman yang mengandung garam/elektrolit, bukan hanya air mineral. “Yang murah yakni oralit. Fungsinya untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena keringat berlebihan, atau terlalu lama terpapar panas,” terangnya. Atau, buat larutan gula dan garam.

Tingkatkan kewaspadaan saat anak berenang; risiko tenggelam selalu mengintai. Bila anak masih sadar dan hanya megap-megap saat ditolong, kemungkinan tidak sampai perlu pertolongan resusitasi jantung paru alias CPR (cardio pulmonary rescucitation). Namun bila anak sudah tenggelam >5 menit dan saat ditemukan tubuhnya sudah membiru, maka perlu pertolongan lebih lanjut.

Pertama, cek dulu rongga mulutnya. Bila ada sesuatu di dalamnya, keluarkan. Setelah itu, cek nafasnya. Dongakkan kepala anak, angkat dagunya agar jangan sampai menekan leher. Perhatikan apakah dadanya naik-turun. Selanjutnya, dekatkan telinga kita ke mulut dan hidungnya, rasakan dan dengarkan apakah ada nafas. “Tidak perlu mengecek nadi; selalu asumsikan bila tidak ada nafas, berarti jantung tidak bekerja,“ ucap Bondi.

Bila tidak ada nafas, berikan nafas buatan 2x, lalu lakukan CPR. Berdasarkan AHA (American Heart Association), prosedur CPR dilakukan dengan 30: 2. Yakni 30x pompa, lalu berikan nafas buatan 2x. “Ulangi terus sampai ambulans datang atau sampai Anda capek. Yang terbaik sampai anak sadar,” ucap Bondi. Respon biasanya berupa batuk, muntah, atau menggerakkan jari/mata. Jika ada respon, hentikan CPR lalu baringkan anak dalam posisi miring; kiri atau kanan,” Khusus ibu hamil harus ke kiri.“

Cara CPR pun berbeda. Pada bayi dengan 2 jari, pada anak satu tangan, pada dewasa 2 tangan, untuk mengontrol kekuatan pompa. Letakkan tangan yang aktif di bawah, dan tangan yang sebelah lagi di atasnya. Jangan panik atau menangis karena periode emas untuk menyelamatkan korban jadi terbuang percuma. Minta orang sekitar untuk segera menghubungi RS atau pusat kesehatan terdekat.

Sebelum berangkat, siapkan cuka (~5%) dalam botol-botol kecil, dan sebisa mungkin bawalah batu es. Ini berguna untuk pertolongan pertama seandainya Anda atau keluarga tersengat ubur-ubur. Segera siram bagian yang tersengat dengan cuka selama 30 detik atau lebih, untuk menghilangkan tentakel ubur-ubur yang tertinggal di kulit. Setelah itu, kompres dengan es batu, “Suhu dingin akan memperlambat penyebaran racun, sekaligus mengurangi rasa sakit.“ Segeralah cari bantuan medis, terutama bila keluhan tak kunjung membaik atau muncul keluhan sulit bernafas. (nid)