Nafas tak sedap atau istilah medisnya halitosis, bisa disebabkan berbagai hal. Misalnya karang gigi, gigi berlubang, posisi gigi yang tak beraturan sehingga sulit dibersihkan, bentuk tambalan atau gigi palsu yang tidak baik sehingga menyebabkan akumulasi kotoran dan penumpukan sisa makanan di rongga mulut.
Selama berpuasa, aktivitas mengunyah berkurang sehingga produksi saliva (air liur) ikut berkurang. Akibatnya, mulut kering. “Ditambah ada sisa makanan di mulut, muncul halitosis,” ujar drg. Siti Marhamah, Sp.Perio. Aroma tidak sedap berasal dari gas yang dilepaskan oleh bakteri, sebagai zat sisa dari metabolisme sisa makanan di rongga mulut.
Dokter gigi yang praktik di RSCM Kencana, Jakarta, ini menyatakan untuk menghalau halitosis, usai menyikat gigi perlu ditambah dengan pemakaian benang gigi (dental floss). “Karena ada sela-sela gigi yang tidak terjangkau oleh sikat gigi,” ujarnya. Pasta gigi pada dasarnya memiliki khasiat yang sama, tapi ada yang ditambahi penyegar sehingga terasa lebih segar di mulut.
Permukaan lidah juga perlu dibersihkan. Bisa dengan pembersih lidah (tounge scraper) atau sikat gigi yang dilengkapi pembersih lidah di bagian belakangnya. Posisikan pembersih lidah di pangkal lidah, lalu gerakkan ke depan dengan lembut, ulang beberapa kali sesuai kebutuhan. Ini akan membersihkan koloni bakteri, sisa makanan, jamur dan sel-sel mati dari permukaan lidah.
Mouthwash atau obat kumur bisa digunakan untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit dibersihkan, misalnya gigi atas bagian belakang. Selain itu, “Pada beberapa orang yang mulutnya kecil, bisa ada bagian yang terlewat saat menyikat gigi,” ujar drg. Siti. Ada berbagai macam mouthwash di pasaran. Bagaimana memilihnya? “Yang baik adalah yang mengandung chlorhexidine, untuk mengatasi radang gusi,” imbuhnya. Berkumurlah dengan mouthwash selama satu menit dua kali sehari, yakni setelah sikat gigi pagi hari (sehabis sahur) dan sebelum tidur.
Makanan tertentu bisa ikut memunculkan halitosis. Misalnya makanan olahan yang banyak mengandung bawang, terutama bawang putih. Selama berpuasa dianjurkan makan buah berserat dan banyak mengandung air seperti semangka, jeruk dan pir. “Mengunyah buah-buahan seperti ini akan membantu efek pembersihan gigi,” ucap drg. Siti. Jangan lupa minum cukup air putih agar tidak dehidrasi.
Memasuki bulan Ramadhan, adah baiknya kontrol dulu ke dokter gigi, “Agar karang gigi bisa dibersihkan dan gigi yang berlubang ditambal.” Perhatikan pula kondisi tubuh secara keseluruhan. Faktor sistemik seperti radang di saluran nafas, saluran cerna atau penyakit diabetes mellitus, bisa menimbulkan halitosis. Tentu, penyakit-penyakit ini perlu dikontrol. (nid)
Baca juga: