tren covid-19 di 22 provinsi naik
jakarta genting, tren covid-19 di 22 provinsi naik

Tren COVID-19 di 22 Provinsi Naik

“Situasi Ibu kota genting dan mengkuatirkan.” Pernyataam Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini bukan mengada-ada. Kasus Covid-19 naik 50 persen, "Dari 11.500 menjadi 17.400 dalam satu minggu," kata Anies saat apel di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu petang 13 Juni 2021.

Positivity rate di Jakarta juga naik, dari 9 persen ke 17 persen selama sepekan terakhir. Padahal, Pemprov DKI Jakarta sudah menaikkan kemampuan test dari 4 kali menjadi 8 kali dari standar yang ditentukan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Keterisian ruang isolasi ikut naik tajam. Semula terisi 45 persen, saat ini 75 persen.

Hari Minggu 13 Juni 2021 kemarin, secara nasional jumlah kasus baru Covid-19 hampir 10 ribu. DKI Jakarta dan Jawa Tengah menyumbang 50% lebih. DKI Jakarta (2.769 kasus). Jawa Tengah 2.579), disusul Jawa Barat (1.242 kasus).

Wajar bila Gubernur Anies kuatir. Katanya, "Jakarta memasuki fase yang sangat genting. Kita perlu mengambil tindakan, agar fasilitas kesehatan tidak sampai kewalahan menampung pasien yang jumlahnya meningkat drastis."

DKI Jakarta termasuk 7 provinsi dengan keterisian rumah sakit rujukan terbanyak (68,2 persen) disusul Jawa Tengah (68 persen), Jawa Barat (65,6 persen), Kalimantan Barat (63,4 persen) dan DI Yogyakarta (59,2 persen).

Menurut Koordinator Bidang Data dan IT Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah, 22 provinsi dalam sepekan terakhir ini mengalami kenaikan kasus aktif Covid-19. "Ada tren naik di 22 provinsi. Ini bisa dianggap sebagai lampu kuning," ujar Dewi dalam tayangan rapat koordinasi penanganan Covid-19 nasional melalui YouTube Pusdalops BNPB, Senin 14 Juni 2021.

Ke 22 provinsi itu: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta. Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara dan Papua.

Hanya 12 provinsi yang mengalami tren menurun: Riau, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Papua Barat.

Klaster resepsi pernikahan

Bahwa Covid-19 tidak bisa dianggap enteng, terbukti dan terbukti lagi. Warga dua RT di Dukuh Bulurejo, Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menghadiri resepsi pernikahan tetangga, Rabu 2 Juni 2021. Beberapa hari kemudian, beberapa mengalami batuk pilek. Aparat desa segera melaporkan apa yang terjadi. Menurut Kepala Desa Bantengan Hartanto, dari 240 warga yang menjalani rapid test antigen, 66 orang dinyatakan positif. Akses jalan ke Dukuh Bulurejo segera ditutup.

Dari 66 warga yang positif antigen, 63 tidak menunjukkan gejala berat dan menjalani isolasi mandiri. Tiga warga dengan gejala berat dirawat di RSUD Dolopo. Meski puluhan warga dinyatakan positi, tidak ada satu pun keluarga pengantin yang terpapar Covid-19. 

“Padahal, waktu hajatan digelar, sudah mematuhi protokol kesehatan. Para tamu memakai masker, cek suhu badan dengan thermo gun, dan cuci tangan dengan hand sanitizer,” ujar Kades Hartanto.

Varian India

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan, Covid-19 varian India ditemukan di Kudus. "Hasil uji whole genome sequencing (WGS) terhadap 72 sampel, 62 (86,11 persen) pasien Covid-19 di Kudus strain India (Delta) B.1.617.2," kata Ganjar melalui pesan singkat, Minggu 13 Juni 2021.

Ganjar sejak awal sudah menduga ada “sesuatu”. Katanya, "Tiga minggu yang lalu, hanya 3 kabupaten yang terpapar. Bertambah menjadi 8 kabupaten dan hari ini 11 kabupaten di Jawa Tengah. Saya menduga, ini pasti ada varian baru." 

Setelah di Kudus, pemeriksaan WGS rencananya akan dilakukan di kabupaten lain. Ganjar berpesan, masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan.  Seperti Gubernur DKI Jakartta Anies Baswedan, Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, Jawa Tengah menghadapi situasi serius. “Jangan pernah melepas masker, apalagi ketika berkerumun dengan banyak orang,” ujarnya. (sur)