Laporan terbaru menyatakan semua kasus varian Omicron di Eropa bergejala ringan atau tanpa gejala. Dan, belum ada laporan meninggal dunia.
Hal ini diungkapkan dalam update (pembaruan) oleh European Center for Disease Prevention and Control (ECDC) tertanggal 8 Desember 2021.
Dalam laporan tersebut dijelaskan setidaknya hingga saat ini varian Omicron tercatat di 21 negara Eropa, seperti Austria (15), Belgia (14), Norwegia (29), Denmark (83), Jerman (15), Belanda (36) dan Portugis (34).
Mayoritas kasus terkonfirmasi berhubungan dengan riwayat perjalanan ke negara-negara Afrika, dengan beberapa kasus dicurigai terjadi dalam penerbangan transit antara Eropa dan Afrika.
Beberapa negara Eropa yang memiliki tingkat tes sequencing tinggi telah mendeteksi varian Omicron dalam sampel dari kasus-kasus tanpa riwayat perjalanan ke negara-negara Afrika. Ini menunjukkan penularan pada komunitas sekunder yang aktif.
“Dari semua informasi kasus yang tersedia memiliki tingkat keparahan tanpa gejala atau ringan. Tidak ada kematian yang dilaporkan di antara kasus-kasus sejauh ini.
“Namun angka-angka ini harus dinilai dengan hati-hati karena jumlah kasus yang dikonfirmasi terlalu rendah untuk dipahami apakah spektrum klinis (derajat keparahan dan kemampuan transmisinya) varian Omicron berbeda dari varian lainnya,” tulis laporan tersebut.
Selain di Eropa varian Omicron tercatat di 34 negara – dengan total 1.121 kasus – termasuk Argentina, Australia, Brazil, Hong Kong, India, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, AS, dll.
Sebelumnya WHO menegaskan bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada Varian Delta. Mereka menghimbau agar warga dunia yang belum divaksin mau untuk menerima vaksin demi memberikan proteksi dan kekebalan tambahan dari varian ini.
"Kita memiliki vaksin yang sangat efektif yang telah terbukti efektif melawan semua varian sejauh ini, dalam hal penyakit parah dan rawat inap, dan tidak ada alasan untuk berharap bahwa itu tidak akan terjadi untuk Omicron," ujar Direktur Keadaan Darurat WHO, Michael Ryan.
Varian Omicron telah dimasukkan sebagai 'variant of concern' oleh WHO. Varian itu awalnya merebak luas di Botswana dan Afrika Selatan.
Hingga saat ini, WHO masih melakukan penelitian lanjutan mengenai virus itu, terutama mengenai kemampuan virus itu dalam melawan antibodi yang dibuat oleh vaksin COVID-19.
Hoaks Omicron masuk Indonesia
Bagaimana dengan Indonesia? Sebelumnya ramai kabar bila ada empat orang di Cikarang Barat, Bekasi terpapar COVID-19 varian Omicron.
Menanggapi hal tersebut Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menegaskan bila tidak benar atau hoaks.
Dalam siaran pers KSP, Rabu (8/12/2021), Abraham menjelaskan, hasil penelusuran tim Dinas Kesehatan Bekasi ke laboratorium yang melakukan testing menunjukkan, empat orang yang dinyatakan positif COVID-19 tersebut tertular varian Delta, bukan Omicron.
“Keempat warga yang positif sudah dilakukan karantina dan juga dilakukan tracing pada kontak erat,” ujar Abraham.
Hal senada juga disampaikan oleh juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi. Varian Omicron belum ditemukan di Indonesia. (jie)