Peristiwa tragis terjadi di sebuah rumah di Jalan Pulomas Barat 12, Pulogadung, Jakarta Timur, Minggu (20/3/2022). Satu keluarga terdiri suami (BG/37), istri (NB/29), anak (EA/11 bulan) dan baby sitter (SM/59) tewas di kamar mandi.
Dugaan awal, pemicunya korsleting atau hubungan arus pendek listrik pada shower pemanas. Di tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan colokan shower pemanas dalam keadaan gosong. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pulogadung Kompol David Richardo mengatakan, peristiwa nahas itu bermula saat sang ibu, NB, memandikan bayinya, EA, di bak mandi.
"Diduga terjadi korsleting pada shower pemanas," kata David. NB dan EA tersengat aliran listrik dan sang ibu berteriak. "Datang baby sitter ke arah teriakan ibu, terkena juga (aliran listrik)," ujar David.
Sang suami (BG) yang sedang makan, mendatangi sumber suara dan mencoba menolong ketiganya. Namun, BG juga ikut tersetrum.
Saat ini Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri sedang menyelidiki kepastian penyebab kematian. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jakarta Timur Komisaris Besar Budi Sartono mengatakan, hal itu untuk memastikan apakah korban meninggal akibat korsleting atau bukan.
Bahaya tersengat listrik
Jenis arus, besarnya tegangan, ketahanan tubuh, serta lamanya sengatan mempengaruhi dampak tersengat listrik.
Sengatan listrik bisa tidak meninggalkan bekas di kulit, tetapi juga mampu menyebabkan luka bakar. Dalam kedua kasus, arus listrik yang melewati tubuh dapat menyebabkan kerusakan internal, henti jantung, atau cedera lainnya.
Berikut bahaya bila tersengat listrik:
1. Luka bakar
Tersengat listrik dapat menyebakan luka bakar di kulit, dan pada kasus parah di organ dalam. Listrik bisa menyebabkan luka bakar di tempat masuk dan keluarnya arus, misalnya masuk melalui tangan dan keluar di kaki.
Melansir Safety First Aid, bila korban masih responsif, dinginkan luka bakar dengan air mengalir selama minimal 10 menit. Sementara bila korban tidak merespons, dinginkan luka dengan balutan basah. Jangan olesi luka bakar dengan krim, odol atau es.
2. Kejang otot
Ini mungkin terjadi selama beberapa waktu setelah tersengat listrik, dan menunjukkan korban mengalami kondisi parah.
Jika terjadi kejang besar ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan:
- Jika berdiri, korban hampir pasti akan pingsan selama kejang besar. Cobalah untuk mengontrol jatuhnya.
- Pastikan keselamatan korban dengan memindahkan benda-benda yang dapat menyebabkan cedera tambahan.
- Tempatkan bantalan di bawah kepala.
- Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut korban.
- Kendurkan pakaian yang dapat membatasi jalan napas.
Kemudian jika kejang telah reda:
- Periksa kesadaran korban dan ada tidaknya gangguan pernapasan (Airway, Breathing and Circulation /ABC).
- Jika tidak responsif tetapi bernapas normal atau setengah sadar, tempatkan korban pada posisi pemulihan (baringkan korban dengan posisi kaki lebih terangkat di atas kepala). Terus pantau ABC dan cedera lainnya.
- Jika tidak responsif dan tidak bernapas, lakukan bantuan napas atau resusitasi jantung paru (CPR).
3. Serangan jantung
Sengatan listrik bisa mempengaruhi kerja otot jantung – yang juga digerakkan oleh arus listrik di jantung. Menyebabkan perubahan ritme jantung yang tidak teratur (aritmia), ini berisiko besar memicu fibrilasi bahkan henti jantung.
4. Sindrom termal
Pada orang yang tersengat listrik, terjadi peningkatan dan pembakaran yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu. Bahkan jika korban mengalami sengatan yang lebih besar - menyebabkan luka bakar parah - dapat memberikan perubahan suhu yang berbahaya setelah terbakar.
Pertolongan pertama yang perlu dilakukan
Melansir U.S. National Library of Medicine, berikut ini adalah penanganan yang aman saat kesetrum.
1. Mematikan sumber listrik
Ketika melihat orang lain tersengat listrik, pastikan untuk tidak langsung menyentuhnya. Kemudian putus aliran listrik yang menyetrum tubuh korban.
Jika situasi cukup aman dan memungkinkan, Anda bisa mematikan sekering atau panel listrik yang menjadi sumber aliran listrik yang menyambar.
2. Dorong tubuh korban dengan benda isolator
Apabila Anda kesulitan mematikan sumber listrik, berusahalah untuk menjauhkan tubuh korban dari aliran listrik. Sangat penting untuk tidak menyentuh korban langsung dengan tangan kosong.
Manfaatkan benda-benda disekitar yang tidak menghantarkan listrik, seperti sapu, tongkat, karpet, meja atau kursi. Gunakan benda apapun yang terbuat dari kayu, kertas dan karet.
Jaga jarak sekitar 3 meter untuk mencegah sengatan listrik mengalir ke arah Anda.
3. Panggil pertolongan medis
Setelah berhasil melepaskan korban dari sengatan listrik, segera periksa keadaan korban, terutama pernapasan dan denyut nadi.
Anda perlu menghubungi nomor telepon darurat (118) untuk mendapatkan pertolongan medis darurat, terutama bila korban hilang kesadaran, sulit bernapas, kejang, atau mengalami luka bakar serius.
Pertolongan pertama pada kecelakaan tersengat listrik sangat penting untuk menghindari risiko sekaligus menyelamatkan nyawa korban. (jie)