Seorang pensiunan karyawan swasta usia 60-an tahun terkena serangan jantung. Sepertinya kakek seorang cucu ini kelelahan, setelah kembali dari luar kota. Ia dilarikan ke rumah sakit terdekat. Serangan jantung yang dialaminya cukup berat tetapi tidak terlalu parah. Diketahui, ada 3 pembuluh darah jantung yang tersumbat antara 80-90 persen.
Pasien ini menjalani prosedur pemasangan stent, biasa juga disebut ring jantung. “Baru satu pembuluh darah dipasangi ring, yang sumbatannya paling parah,” ujarnya.
Pasang ring jantung saat ini sudah biasa dilakukan. Pemasangan ring jantung merupakan prosedur untuk memasang alat berbentuk tabung kecil terbuat dari sejenis metal. Dimaksukan untuk membuka arteri yang tersumbat atau menyempit, karena ada penumpukan plak di pembuluh darah. Setelah ring jantung terpasang, aliran darah akan kembali lancar.
Ring jantung bersifat permanen
Meski disebut ring, ring jantung tidak berbentuk seperti cincin. Ring ini antikarat, terbuat dari bahan metal berlapis kromium (stainless steel). Sampai di arteri yang tersumbat, ring ini dimekarkan sampai menyerupai jala, dan darah pun dapat kembali mengalir. Panjang ring jantung antara 10-40mm dengan diameter 2-4,5mm.
Permukaan ring dilapisi obat khusus yang dapat membantu mencegah agar penyumbatan tidak terjadi lagi. Pemasangan ring jantung bersifat permanen. Setelah ring terpasang, pasien jantung akan merasakan manfaatnya, yaitu: rasa tidak nyaman dan nyeri dada menghilang, napas lebih lega dan dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.
Proses pemasangan ring
Prosedur pemasangan ring jantung atau stent, biasa disebut Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau angioplasty koroner. Pemasangan ring dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi pembuluh darah koroner, yaitu mengalirkan suplai darah yang cukup ke otot jantung.
Langkah pertama, dikutip dari beberapa sumber, selang ukuran sangat kecil atau kateter (sehingga disebut katerisasi) dimasukkan melalui pembuluh darah di pergelangan tangan. Bila tidak memungkinkan, kateter akan dimasukkan melalui pangkal paha (selangkangan). Untuk itu, biasanya pasien diminta untuk (maaf) mencukur bulu kemaluan.
Setelah dibuat sayatan kecil, kateter diarahkan ke pembuluh darah koroner. Dimasukkan zat kontras untuk memudahkan menilai aliran darah di pembuluh koroner. Bila didapatkan ada penyumbatan yang bermakna, tindakan dilanjutkan dengan proses pemasangan stent (ring). Tindakan katerisasi ini dilakukan oleh dokter spesialis bedah jantung dan pembuluh darah beserta tim.
Selama proses pemasangan ring jantung, pasien tetap dalam keadaan sadar, karena hanya dilakukan bius lokal di area lengan, atau paha. Pasien dapat berkomunikasi dengan dokter, bahkan – kalau mau -- pasien dapat melihat berlangsungnya katerisasi sampai pemasangan ring.
Durasi pemasangan ring, memakan waktu sekitar 30-60 menit. Kecuali pada kasus yang tergolong kompleks, bisa memakan waktu 2-3 jam. Ring jantung atau stent terus dikembangkan sehingga dapat menyatu dengan jaringan tubuh dan mampu bertahan seumur hidup pasien.
Jaringan yang sudah dipasangi ring, secara teoritis tidak akan kembali tersumbat. Dengan catatan: pasien rutin minum obat – dosis maupun berapa lama obat harus diminum -- sesuai petunjuk dokter. Bila pasien juga mengidap diabetes, wajib rutin minum obat diabetes untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Hal lain yang wajib dilakukan yakni: diet sesuai anjuran, olahraga dan mengelola stres.
Perawatan pasca pasang ring
Pasien berada di rumah sakit biasanya satu hari menjelang pemasangan stent dan 1-2 hari setelah dilakukan pemasangan ring. Keberadaan pasien di RS pasca pemasangan ring, dimaksudkan agar bila terjadi komplikasi dapat segera mendapat penanganan. Kembali ke rumah, pasien disarankan cukup minum dan untuk sementara mengurangi aktivitas atau kegiatan fisik yang berat. (sur)