ppkm level 4 diperpanjang hingga 16 Agustus

PPKM Level 4 Diperpanjang Hingga 16 Agustus, Kasus COVID-19 di Jakarta Masih Fluktuatif

PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Level 4 berakhir Senin, 9 Agustus 2021. PPKM Level 4, yang semula disebut PPKM Darurat, diperpanjang kembali untuk periode 10 - 16 Agustus 2021.

"Atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, maka PPKM Level 4, 3, dan 2 di Jawa-Bali akan diperpanjang sampai tanggal 16 Agustus 2021," kata Menko Bidang Kemaritiman Dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers, Senin (9/8/2021).

Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM Level 4, menyatakan, “Menurut hasil evaluasi selama dua minggu terkahir, ada pergeseran lonjakan kasus COVID-19 di luar Jawa-Bali.”  Hal itu dinyatakan Presiden Jokowi melalui siaran di YouTube Sekretariat Presiden.

Menurut Kementerian Kesehatan, pada Sabtu 7 Agustus 2021 ada 31.753 penambahan kasus baru, sehingga total kasus secara nasional ada 3.639.616. Lima provinsi dengan angka kasus cukup tinggi axdalah Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Papua, Sumatera Barat dan Riau.

Seperti diketahui PPKM Level 4 mulai diberlakukan 3 Juli 2021, dimaksudkan untuk merespons lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Indonesia.

Selama perpanjangan PPKM Level 4 ini ada lima aktivitas publik di mana masyarakat harus menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19.

Pertama, karyawan dan pengunjung hotel dan guest house. Kedua, karyawan dan pengunjung restoran, rumah makan, warteg, atau kafe yang diizinkan beroperasi selama PPKM Level 4.

Ketiga, karyawan dan pengunjung salon dan barbershop (pangkas rambut) yang usahanya berada di lokasi tersendiri. Keempat, keluarga, tamu undangan dan petugas pelaksanaan akad nikah di hotel dan gedung pertemuan.

Kelima, mereka yang melakukan perjalanan domestik mengendarai mobil pribadi, sepeda motor atau memanfaatkan transportasi umum jarak jauh seperti pesawat udara, bus, kapal laut dan kereta api.

Kasus aktif di Jakarta pernah mencapai 113 ribu pada 16 Juli lalu, turun menjadi 19 ribu. “Ini lebih rendah dibanding angka gelombang pertama Februari lalu," jelas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam video Youtube Pemprov DKI Jakarta minggu lalu.

Tren pemakaman dengan prokes COVID-19 tercatat150-200 /hari. Turun sekitar 50% dibanding tiga minggu lalu, yang mencapai 350-400 pemakaman /hari.

Tren kematian saat isolasi mandiri juga turun, di bawah 5 kasus/hari. Sebelumnya sampai 75 kematian/hari. “Tren keterisian RS turun menjadi sekitar 70%. Antrian IGD sudah terurai," ungkap Anies. “Positivity rate di angka 15%, dari sebelumnya pernah sampai 45%.”

Waspada angka kematian fluktuatif

Namun, warga DKI Jakarta harus tetap waspada. Angka kasus yang terinfeksi, angka kesembuhan dan kematian masih fluktuatif. Jumlah pasien terinfeksi positif corona di Jakarta sempat rendah sampai di bawah 2.000 kasus /hari. Kamis 5 Agustus lalu,  angkanya naik menjadi 2.311 orang.

Rabu 4 Agustus 2021 naik lagi menjadi 2.981 kasus. Update Kementerian Kesehatan, jumlah pasien di Jakarta yang dinyatakan sembuh Senin 2 Agustus ada 2.161 orang.  Selasa 3 Agustus 2.506 orang, Rabu 4 Agustus 2.471 kasus, dan Kamis 5 Agustus 2.759 kasus.

Jumlah kematian Kamis 5 Agustus kembali meningkat menjadi 126 orang, naik dibanding Rabu 4 Agustus 2021 (63 kematian), Selasa 3 Agustus (70 kematian). Senin 2 Agustus bahkan cukup tinggi 154 orang.

“Kami terus berupaya untuk mengendalikan pandemi corona di Jakarta,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia.

Upaya dilakukan antara lain dengan meningkatkan testing, tracing dan treatment (3T) serta mempercepat program vaksinasi kepada kelompok prioritas. Perlu peran serta masyarakat, untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Vaksinasi COVID-19 hanya mengurangi dampak keterpaparan, masih terdapat kemungkinan tertular dan menularkan virus jika longgar protokol kesehatan,” ujarnya. 

Data Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Rabu 4 Agustus melakukan tes PCR total 31.996 spesimen. Sebanyak 21.437 orang dites PCR Senin (9 Agustus) lalu, untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 2.981 positif dan 18.456 negatif. Juga dilakukan tes Antigen sebanyak 10.802; 409 positif dan 10.393 negatif.

Menurut Dwi, target WHO 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu. Artinya target WHO untuk tes corona di Jakarta minimum 10.645 /minggu. "Target itu telah terlampaui. Seminggu terakhir 140.652 orang dites PCR. Sementara, total tes PCR DKI Jakarta telah mencapai 507.991 per sejuta penduduk," terangnya. (sur)