Pola Makan untuk Diabetes, Dokter: "Utamakan Karbohidrat Kompleks"
pola_makan_untuk_diabetes

Pola Makan untuk Diabetes, Dokter: "Utamakan Karbohidrat Kompleks"

Laporan International Diabetes Federation (IDF) 2021 menyebut, Indonesia menempati peringkat kelima di dunia dengan 19,5 juta penyandang diabetes, dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Adapun Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukan prevalensi diabetes mencapai 11,7% pada penduduk usia ≥15 tahun. Seperti apa pola makan untuk diabetes yang dianjurkan?

Salah satu pilar penting dalam pengelolaan diabetes yaitu pemenuhan gizi yang sesuai. "Nutrisi seimbang membantu penderita diabetes mengelola kadar gula darah," kata dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK pada acara peluncuran kampanye Gerakan Sadar Diabetes (GESIT) di Jakarta pada 14 November lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Diabetes Sedunia.

Peluncuran kampanye GESIT di Jakarta / Foto: Banyu Communications

Secara umum, ada dua tipe utama diabetes, yaitu diabetes mellitus tipe 1 (DM1) dan diabetes mellitus tipe 2 (DM2). DM1 terjadi di usia anak-anak akibat kelainan organ, sehingga sel beta pancreas tidak bisa memproduksi insulin. “Sedangkan DM2 akibat gaya hidup yang tidak benar, misalnya sering minum minuman manis, banyak makan makanan tinggi karbohidrat sederhana, dan malas bergerak,” terangnya.

Gaya hidup seperti itu membuat sel lemak menumpuk di bawah kulit, hingga terjadilah kegemukan. “Orang yang gemuk membuat kebutuhan insulin makin besar. Peradangan tinggi, insulin tidak bisa bekerja dengan baik untuk memasukkan gula dari darah ke dalam sel,” jelas dr. Chris, yang praktik di Siloam Hospitals TB Simatupang. Inilah yang disebut resistansi insulin, yang menjadi awal terjadinya DM2.

Pola Makan untuk Diabetes

Pada dasarnya, pola makan untuk diabetes tidak jauh berbeda dengan orang pada umumnya, yaitu mengacu pada pedoman gizi seimbang Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan. “Sekitar 45 hingga 65 persen asupan kalori harian sebaiknya berasal dari karbohidrat kompleks tinggi serat dan 15 hingga 20 persen dari protein rendah lemak seperti ikan, tahu, dan tempe,” papar dr. Chris. Ia menambahkan, makanan dengan indeks glikemik rendah seperti biji-bijian utuh, sayuran, dan kacang-kacangan juga baik untuk memelihara kadar gula darah tetap stabil.

Karbohidrat sederhana yaitu gula dan tepung perlu dibatasi seminimal mungkin, karena cepat menaikkan kadar gula darah. “Karbohidrat adalah bahan yang kita butuhkan untuk dibakar sebagai kalori. Kalau yang masuk dan dibakar itu seimbang, oke saja. Tapi kalau yang masuk banyak sementara yang dibakar sedikit, akan disimpan dalam bentuk lemak,” papar dr. Chris.

Yang lebih disarankan adalah karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh (oat, nasi merah, jali-jali, dan lain-lain). Nasi putih silakan dikonsumsi sesuai porsinya. Nasi putih sebenarnya masuk kategori karbohidrat kompleks, tapi memang kandungan seratnya leih sedikit sehingga lebih cepat menaikkan kadar gula darah dibandingkan nasi merah.

“Kita harus makan dengan mindful; perhatikan apa yang masuk ke tubuh,” tegas dr. Chris. Makanan dan minuman viral yang manis, tinggi karbohidrat sederhana. Belum lagi tambahan krimer dan susu pada minuman kekinian. “Sudahlah tinggi gula, tinggi lemak pula. Bayangkan kalau kita minum minuman seperti itu dua gelas setiap hari. Makanya orang dabetes itu selain gula darahnya jelek, kolesterol dan tensinya pun tinggi. Jadilah sindrom metabolik,” imbuhnya.

Cegah dan Kelola Diabetes

Menurut data, 8 dari 10 penyandang diabetes (diabetesi) di Indonesia belum terdiagnosis alias tidak sadar bahwa dirinya menyandang diabetes. GESIT yang diinisiasi oleh Kalbe Nutritionals melalui DiabetaCare, berupaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan pengelolaan diabetes melalui tiga kebiasaan sehat: Sadar Asupan Nutrisi Diabetes, Sadar Olahraga, dan Sadar Cek Kesehatan Rutin. Kampanye ini selaras dengan tema Hari Diabetes Sedunia 2024, "Diabetes dan Kesejahteraan" yang mengedepankan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bagi diabetesi di setiap tahap kehidupan.

President Director Kalbe Nutritionals, Rivanda Idiyanto berharap, kampanye GESIT akan mendorong masyarakat untuk memahami pentingnya pola hidup sehat dan pengelolaan diabetes secara efektif. “Kami berharap inisiatif ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap risiko diabetes dan menjalani gaya hidup sehat,” ujarnya.

Langkah ini diapresiasi oleh Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., Ph.D. Menurutnya, kampanye edukasi ini merupakan langkah positif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan manajemen diabetes, terutama di kalangan usia muda akibat pola hidup yang kurang sehat. “Kementerian Kesehatan terus mendorong masyarakat untuk menjaga asupan nutrisi, rutin berolahraga, dan melakukan cek kesehatan berkala seperti cek gula darah dan HbA1c. Upaya ini sangat penting untuk menghindari risiko komplikasi yang disebabkan oleh ketidakstabilan kadar gula darah,”tuturnya.

Sebagai bagian dari kampanye GESIT, Kalbe Nutritionals menghadirkan DiabetaCare, susu kontrol gula darah yang mendukung pemenuhan nutrisi harian bagi diabetesi, dan bisa menjadi bagian dari pola makan untuk diabetes. “Nutrisi memainkan peran penting dalam pengelolaan diabetes. Karena itu, DiabetaCare hadir untuk membantu menjaga kesimbangan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mendukung kesehatan diabetesi agar dapat menjalani hidup yang lebih aktif,” jelas Director of Adult and Specialized Nutrition Kalbe Nutritionals, Robertus Parulian Purba. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Freepik.com