olahraga terbaik dan terburuk untuk penderita gerd

Olahraga Terbaik dan Terburuk Untuk Penderita GERD

Kita semua memahami bila olahraga adalah bagian dari hidup sehat, tetapi bagi Anda yang memiliki masalah asam lambung atau GERD, melakukan jenis latihan tertentu bisa memperburuk kondisi Anda. 

GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan suatu kondisi naiknya asam lambung ke kerongkongan sehingga menimbulkan sensasi perih/seperti terbakar di dada dan ulu hati; disebut heartburn. Disebabkan oleh lemahnya katup atau sfingter yang terletak di kerongkongan bagian bawah. 

Jadi bagaimana Anda bisa tetap berolahraga tanpa memperburuk masalah Anda? Yakni, dengan memilih jenis olahraga yang tepat untuk GERD. 

Kenapa olahraga membantu penderita GERD?

Anjali Mone, MD, ahli gastroenterologi di Lenox Hill Hospital, New York (AS), menerangkan olahraga rutin sangat penting untuk mengurangi gejala asam lambung. 

“Ini karena olahraga akan membantu meningkatkan massa otot dan mengurangi lemak, yang keduanya bermanfaat memperbaiki gejala asam lambung,” ujarnya melansir Livestrong. 

Olahraga menawarkan manfaat kesehatan yang luas, imbuhnya, termasuk kesehatan jantung, daya tahan tubuh dan kesehatan mental yang lebih baik. Dalam riset yang diterbitkan di Cureus Journal of Medical Science menyebutkan bila GERD juga bisa menyebabkan masalah emosional, terutama kecemasan dan depresi. 

Olahraga terbaik untuk penderita GERD

Olahraga intensitas ringan dan sedang adalah metode yang tepat untuk pencegahan dan mengurangi gejala, Dr. Mone menekankan. 

Latihan fisik tersebut akan melatih otot jantung dan paru tanpa memicu gejala. Olahraga yang direkomendasikan termasuk: 

  1. Jalan kaki
  2. Lari pelan/ringan
  3. Yoga
  4. Pilates
  5. Bersepeda
  6. Berenang
  7. Hiking
  8. Tai chi
  9. Latihan otot dengan repetisi tinggi dan beban rendah

Latihan apapun yang menggukanan gerakan lembuh lebih disarankan. Jalan kaki, khususnya, adalah salah satu cara terbaik untuk tetap aktif tanpa memperparah gejala. 

Tetapi untuk yoga dan pilates, kurangi gerakan yang melibatkan melibat badan ke depan, pose ini menciptakan lebih banyak tekanan perut. 

“Bila ini terjadi, dapat meningkatkan jumlah asam lambung yang naik karena ketegangan di perut,” kata Atif Iqbal, MD, direktur medis di Digestive Care Center di MemorialCare Orange Coast Medical Center. 

“Gerakan menekuk ke depan yang sederhana masih diperbolehkan, terutama jika itu terasa mengurangi gejala. Tetapi jika Anda melakukan crunch atau membuat kontraksi perut, itu bisa menyebabkan flare(munculnya gejala).” 

Olahraga terburuk untuk penderita GERD

Selain melewatkan latihan crunch perut, sebaiknya hindari gerakan high-impact yang melibatkan melompat dan berlari cepat. 

Berlari, khususnya, seringkali dapat memicu asam lambung naik, Dr. Mone menerangkan. Begitu juga latihan otot dengan beban yang berat, itulah sebabnya fokusnya harus lebih banyak repetisi dengan beban ringan, daripada meningkatkan beban dan volume latihan. 

Olahraga dan GERD berkaitan dengan menciptakan tekanan di perut. Sehingga Anda perlu sangat berhati-hati jika sedang aktif. 

“Selama episode refluks, sfingter terbuka sehingga asam lambung bisa naik ke kerongkongan,” katanya. “Latihan yang meningkatkan tekanan perut, termasuk olahraga high-impact, berlari, angkat berat dan crunchperut dapat memicu heartburn.” 

Apa yang dilakukan jika kambuh?

Bila Anda ingin tetap aktif, tetapi merasakan gejala GERD, tetap ada yang bisa dilakukan. Dr. Mone menyarankan: 

  1. Hindari olahraga dalam waktu 2-3 jam setelah makan.
  2. Makan secara perlahan.
  3. Minum yang cukup.
  4. Hindari makanan yang memicu asam lambung, seperti makanan pedas dan asam.
  5. Kenakan pakian yang longgar dan nyaman agar tidak memberi tekanan di perut. 

Juga penting dicatat, hindari berbaring datar. Tidak hanya setelah makan, tetapi juga selama olahraga. Misalnya tidak melakukan gerakan berbaring di bangku, atau latihan yoga dan pilates yang mengharuskan berbaring di matras. (jie)