Lansia atau mereka yang berusia 60 tahun ke atas biasanya memiliki penyakit seperti diabetes, hipertensi, atau masalah jantung. Tentunya, untuk mengontrol penyakitnya mereka perlu mengonsumsi obat secara teratur. Tetapi salah satu efek samping obat-obat itu adalah meningkatkan risiko lansia terjatuh.
Obat-obatan adalah salah satu penyebab paling umum dari peningkatan risiko jatuh pada lansia, dan salah satu faktor termudah untuk diubah, menurut National Council on Aging (NCOA).
Banyak jenis obat yang bisa meningkatkan risiko terjatuh. Semakin banyak obat yang dikonsumi, semakin tinggi kemungkinan obat tersebut membuat lansia terjatuh.
Lansia sangat ‘tabu’ untuk terjatuh, ini bisa sangat menurunkan kualitas hidupnya. Tulang ‘tua’ lansia tidak lagi sekuat saat mereka muda. NCOA mencatat jatuh menyumbang 87% dari kejadian patah tulang pada lansia.
Bagi lansia, jatuh dan patah tulang adalah masalah serius. Membuat mereka tidak lagi bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya, ia menjadi kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari seperti berkebun, atau menemani cucu bermain.
Terjatuh dan patah tulang membuat mereka menjadi tergantung pada orang lain. Pada lansia yang sangat renta, terjatuh dan patah tulang bahkan bisa membuatnya tidak bisa beraktivitas sama sekali.
Melansir Health Harvard, bila dokter mungkin meresepkan obat-obatan antihipertensi untuk menjaga tekanan darah terkontrol dan mengurangi risiko stroke dan serangan jantung.
Namun perlu dicatat, obat antihipertensi ini berisiko menyebabkan tekanan darah terlalu rendah saat akan berdiri dari posisi duduk atau tiduran (disebut orthostatic hypotension).
Ini banyak dialami oleh lansia. Menyebabkan mereka merasa keliyengan, merasa badan sangat ringan dan hilang keseimbangan, yang membuatnya riskan terjatuh.
Obat-obatan yang menekan sistem saraf pusat termasuk yang paling mungkin menyebabkan jatuh, karena mengurangi kewaspadaan dan menyebabkan reaksi dan gerakan yang lebih lambat. Ini termasuk:
- Obat untuk mengatasi gangguan kecemasan (anti-anxiety drugs), seperti diazepam dan lorazepam.
- Obat anti alergi golongan lama seperti diphenhydramine, punya efek samping menyebabkan kantuk. Bahan ini juga adalah yang paling populer untuk obat tidur yang dijual bebas. Diphenhydramine sering dikombinasikan dengan obat nyeri, seperti acetaminophen, ibuprofen dan naproxen.
- Obat yang diresepkan untuk gangguan ngompol, seperti oxybutynin dan tolterodine.
- Obat antidrepresan tricyclic. Sering kali dokter meresepkan obat antidepresan untuk membantu meredakan nyeri kronis, terutama nyeri saraf.
- Obat tidur seperti zolpidem, zaleplon dan eszopiclone.
-
Obat golongan opioid, seperti codeine, hydrocodone, oxycodone, hydromorphone dan fentanyl.
Mencegah terjatuh
CDC (Centers for Disease Control and Prevention) mencatat satu dari empat lansia di AS pernah terjatuh dalam setahun. Selain dengan menjaga berat badan - tidak terlalu kurus atau gemuk- ternyata latihan keseimbangan sederhana signifikan mencegah lansia terjatuh.
“Saya banyak melihat orang tua dan lansia yang acuh tidak acuh tentang keseimbangan,” kata Liz Moritz, ahli terapi fisik di Brigham and Women’s Hospital yang berafiliasi dengan Harvard University, di AS.
Kemampuan keseimbangan yang buruk berisiko tinggi menyebabkan lansia terjatuh, yang menyebabkan lahsia harus dilarikan ke unit gawat darurat dengan patah pinggul atau cedera kepala.
Latihan keseimbangan berfokus pada kemampuan sendi dan otak untuk berkomunikasi, termasuk sistem keseimbangan di telinga (sistem vestibular) dan penglihatan.
"Lansia diajak mengoordinasikan ketiganya dengan latihan seperti berdiri dengan satu kaki, pertama dengan mata terbuka, dan kemudian dengan mata tertutup. Kami juga melatih fleksibilitas sendi, berjalan dan latihan ekstremitas (organ gerak) bawah dengan satu atau dua kaki," kata Moritz.
Terapi fisik lain yang meningkatkan keseimbangan termasuk latihan chair stand dan squat (posisi jongkok - berdiri). (jie)
Baca juga: Lansia Lakukan Latihan Keseimbangan ini Mencegah Dari Terjatuh