Nyeri lutut akibat osteoathritis dapat diatasi tanpa operasi. Antara lain dengan terapi regeneratif dan injeksi pelumas sendi.
Sendi lutut merupakan organ tubuh yang paling berisiko untuk cedera, terutama karena banyak melakukan gerakan berdiri, berjalan, berlari dan melompat. Bahkan cedera mungkin terjadi, misalnya, ketika bercocok tanam.
“Berjongkok dalam waktu lama juga memiliki risiko (cedera),” ujar dr. Ferius Soewito, Sp.KFR, AIFO-K, dari Klinik Flex Free, Jakarta. “Tidak jarang, cedera terjadi pada aktivitas berjalan, khususnya bila permukaan tanahnya tidak rata atau pada aktivitas naik turun tangga.”
Lansia merupakan kelompok yang kerap mengalami nyeri lutut, disebut osteoartritis (OA; dikenal juga dengan pengapuran sendi). Ini adalah kerusakan sendi karena proses penuaan (degeneratif).
Gejala yang kerap terasa seperti nyeri lutut, kaku di pagi hari (sekitar 30 menit), sendi berbunyi saat digerakkan (krepitus), nyeri saat ditekan, pembesaran tulang dan tidak hangat ketika diraba.
Dr. Reggy Trialetta Injo, Sp.KFR, juga dari Klinik Flex Free, menjelaskan walau kejadian nyeri sendi osteoarthritis ini meningkat dengan bertambahnya usia, OA bukan merupakan hal yang normal dari penuaan.
Ada beberapa hal yang meningkatkan seseorang berisiko mengalami osteoarthritis, seperti obesitas, aktivitas sendi lutut yang berlebih, jenis kelamin (lebih banyak terjadi pada pria [15,5%], dibanding wanita [12,7%]), hingga trauma (pernah mengalami cedera lutut sebelumnya).
“OA tidak dapat disembuhkan, namun keluhan OA dapat dikontrol sehingga penderita dapat beraktivitas dan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasakan nyeri,” terang dr. Reggy, dalam Seminar Klinik Flex Free: mengatasi nyeri lutut tanpa operasi, 24 Mei 2023 lalu.
Terapi nyeri lutut osteoarthritis ini bertujuan untuk mengurangi nyeri, peradangan dan mencegah perburukan penyakit dengan menggunakan berbagai metode, termasuk mempercepat regenerasi jaringan.
Berita bagusnya, terapi nyeri lutut ini bisa dilakukan tanpa operasi (pembedahan). Namun, “tatalaksana yang tepat bergantung pada kondisi pasien. Bila dalam fase radang akut, maka harus dikurangi peradangannya. Bila peradangan sudah tidak akut, dapat dilakukan tindakan regenerasi, yaitu tindakan untuk mempercepat penyembuhan jaringan,” dr. Ferius menjabarkan.
“Proses penyembuhan dapat dipercepat dengan terapi shockwave dan laser, atau Perineural InjectionTreatment dengan pemberian gula khusus (dextrose) untuk menangani cedera maupun mengatasi nyeri,” tambahnya.
Terapi nyeri lutut tanpa operasi lainnya adalah pemberian secretom (cairan yang diekstrak dari sel punca), dan Platelet Rich Plasma (faktor pertumbuhan yang diambil dari darah atau dari sel punca).
Penanganan nyeri lutut pada lansia di rumah
Modifikasi perilaku dapat mencegah dan mengurangi nyeri lutut akibat osteoarthritis, seperti:
- Mengurangi berat badan. Sebuah penelitian menyebutkan, penurunan berat badan sekitar 5 kilogram dapat mengurangi risiko osteoarthritis lutut sekitar 50%.
- Berolahraga. Dianjurkan untuk berolahraga selama 40 menit sehari, tiga hingga empat kali seminggu. Olahraga air lebih disarankan karena dapat mengurangi beban pada sendi. Selain itu olahraga lainnya misalnya bersepeda, jalan kaki dan latihan dengan impact rendah.
- Menggunakan alas kaki yang tepat. Gunakan alas kaki yang lembut.
- Berhenti merokok.
- Mengkonsumsi antinyeri (dengan pengawasan dokter).
- Menggunakan kompres. Menggunakan kompres hangat atau dingin tidak boleh lebih lebih dari 20 menit setiap kali mengompres.
- Mengonsumsi suplemen. (jie)
Baca juga: Membuat Tulang Lebih Kuat, Lakukan 7 Hal Ini Tiap Pagi