beda cacar monyet dan cacar air

Membedakan Cacar Monyet dengan Cacar Air

Kasus cacar monyet (monkeypox) terus menarik perhatian, jumlahnya terus bertambah tercatat sudah mencapai 49 kasus konfirmasi positif di Indonesia. Lantas bagaimana membedakan antara cacar monyet dengan cacar air yang sudah lama kita kenal? Keduanya menyebabkan bintik-bintik yang sulit dibedakan. 

Virus cacar monyet (Mpox) adalah Orthopoxvirus yang bisa menyebarkan penyakit dengan gejala serupa dengan cacar air (Chickenpox) pada manusia. 

Kedua virus tersebut, meskipun tidak berhubungan, memiliki gejala yang serupa. Dimulai dengan demam – sebelum muncul tanda seperti lecet atau ‘jerawat’. Saat luka terisi cairan, lesi tersebut bisa membesar sebelum akhirnya mengeropeng dan menghilang. 

Brandi Manning, DO, MPH, spesialis penyakit menular di The Ohio State University Wexner Medical Center, menjelaskan, lesi cacar monyet biasanya lebih besar dibandingkan lesi cacar air, dan lebih dalam di kulit. 

Nyeri akibat cacar monyet muncul secara tiba-tiba, sedangkan cacar air datang secara ‘bergelombang’. Pada cacar air beberapa bintik mungkin muncul di dada, punggung dan wajah. Kemudian akan muncul bintik-bintik di lengan bawah, mungkin juga kaki. 

“Tidak semua lesi cacar air tersebut berada pada tahap yang sama, sedangkan luka cacar monyet berkembang pada saat yang sama dan kemudian berkeropeng sekaligus,” terang Dr. Manning, melansir laman the Ohio State University. 

Perbedaan lain antara cacar monyet dan cacar air yang paling kentara adalah “Biasanya bintik cacar monyet sangat menyakitkan; luka cacar air hanya terasa sangat gatal. Lesi akibat cacar air normalnya berlangsung sekitar dua minggu, sementara cacar monyet bisa bertahan lebih lama,” ia menambahkan.

Gejala khas cacar monyet

Salah satu tanda yang khas adalah munculnya ruam di kulit. Masa inkubasi (dari virus masuk sampai menunjukkan gejala) virus cacar monyet biasanya antara 6-16 hari, tetapi bisa juga terjadi antara 5-21 hari. Diikuti oleh rasa yang sangat gatal atau nyeri. Biasanya juga bisa disertai demam, nyeri otot dan diare. 

Gejala awal:

  1. Demam
  2. Nyeri otot
  3. Sakit punggung
  4. Kelelahan
  5. Pembengkakan kelenjar getah bening

Demam diikuti ruam pada wajah, telapak tangan, mulut, mata, termasuk kornea dan alat kelamin. Ruam berkembang menjadi:

  1. Makula atau lesi datar
  2. Papula atau lesi sedikit terangkat
  3. Vesikel atau benjolan berisi cairan bening
  4. Pustula atau benjolan dengan cairan kekuningan
  5. Keropeng

Gejala 2 - 4 minggu. Setelah lesi mengering dan berkeropeng kemudian menghilang.

Transmisi

Mengutip laman resmi WHO, virus ini ditularkan melalui kontak langsung antara hewan ke manusia, atau manusia ke manusia, terutama dari cairan tubuh (berciuman atau melakukan hubungan seks). 

Aktivitas seksual yang berisiko tinggi menularkan virus cacar monyet adalah terutama hubungan seks dengan banyak pasangan, tanpa pengaman atau hubungan seks sesama jenis (terutama laki-laki). 

Benda-benda yang terkontaminasi seperti seprei, pakaian atau jarum suntik juga berisiko menularkan virus cacar monyet ke orang lain. 

Virus masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, permukaan mukosa (misalnya mulut, faring, mata, genital) atau saluran pernapasan. Mpox dapat menyebar ke anggota rumah tangga lainnya, karena ada kemungkinan transmisi terjadi face to face (berbicara atau lewat saluran napas), menurut WHO.

Pencegahan dan perawatan di rumah

WHO memberikan panduan perawatan di rumah, sekaligus pencegahan penularan ke orang lain, berupa: 

  1. Tinggallah di rumah, jika memungkinkan tetap di dalam kamar.
  2. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer, terutama sebelum atau sesudah menyentuh luka.
  3. Kenakan masker dan tutupi lesi saat berada di sekitar orang lain hingga ruam Anda sembuh.
  4. Menjaga kulit tetap kering dan terbuka (kecuali jika berada di ruangan bersama orang lain).
  5. Hindari menyentuh barang-barang di ruang bersama dan sering-seringlah mendisinfeksi ruang bersama.
  6. Gunakan obat kumur untuk luka di mulut.
  7. Mandi air hangat dengan soda kue atau garam Epsom untuk mengatasi luka di tubuh.
  8. Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti parasetamol (asetaminofen) atau ibuprofen.
  9. Jangan pecah/garuk lesimelepuh, yang dapat memperlambat penyembuhan, menyebarkan ruam ke bagian tubuh lain, dan menyebabkan infeksi pada luka.
  10. Jangan cukur area yang terdapat luka sampai korengnya sembuh dan Anda memiliki kulit baru di bawahnya (hal ini dapat menyebarkan ruam ke bagian tubuh lain). (jie)