Penderita diabetes semakin bertambah setiap tahun. Di satu sisi walau kita hidup di wilayah tropis, mayoritas masyarakat Indonesia defisiensi vitamin D. Ternyata ada hubungan antara diabetes dan kekurangan vitamin D.
Data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2021 menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke 5 jumlah penderita diabetes terbesar di dunia, dengan jumlah penderita diabetes mencapai 19,5 juta orang. Angka ini meningkat hampir dua kali lipat hanya dalam waktu dua tahun, dibandingkan tahun 2019 sebesar 10,7 juta.
Sementara rata-rata kadar vitamin D orang Indonesia adalah < 20 ng/mL, alias mengalami defisiensi vitamin D. Ada banyak bukti ilmiah yang mengatakan bila defisiensi vitamin D bisa menjadi faktor penyebab berkembangnya diabetes melitus tipe 1 dan 2.
Dr. dr. Indra Wijaya, MKes, SpPD-KEMD, FINASIM, FACP, menjelaskan vitamin D berperan dalam fungsi sel beta dan resistensi insulin, di mana ini terlibat dalam metabolisme glukosa.
“Suplementasi vitamin D selama 6 bulan meningkatkan sensitivitas insulin dan sekresinya. Dan penilian juga mengatakan berpotensi menurunkan perkembangan risiko diabetes pada orang dewasa dengan prediabetes, atau risiko tinggi diabetes,” terangnya pada OTC Digest.
“Jadi vitamin D bisa mencegah diabetes, selain tentunya yang pertama gaya hidup. Tanpa menjaga gaya hidup percuma juga.”
Dalam penelitian meta-analisis yang melibatkan 4.896 subyek, imbuh dr. Indra, suplementasi vitamin D dosis 2000-12.000 IU per hari pada prediabetes signifikan meningkatkan kadar vitamin D, kemudian menurunkan risiko diabetes dan meningkatkan status normoglikemia (gula darah normal).
Bahkan pada pasien diabetes neuropati – komplikasi diabetes di saraf tepi – penelitian di Yogyakarta (diterbitkan oleh Journal of Pain Research) menunjukkan bila penambahan vitamin D 5000 IU per hari pada terapi standar diabetes signifikan meningkatkan kadar vitamin D, mood dan menurunkan angka kesakitan pasien.
Memperbaiki sensitivitas insulin
Bagaimana sebernarnya mekanisme kerja vitamin D pada penderita diabetes? Prof. Teresa Martin, RD, CDE, LD, dari Washington State University College of Pharmacy, di pertemuan ilmiah American Diabetes Association 2024 menjelaskan, sel beta (diproduksi pankreas) yang mengeluarkan insulin telah terbukti mengandung reseptor vitamin D.
“Dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa terapi vitamin D memperbaiki toleransi glukosa dan resistensi insulin,” ujarnya. “Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan sekresi insulin.”
Sehingga, imbuhnya, suplementasi vitamin D akan memperbaiki sekresi (pengeluaran) hormon insulin oleh sel beta.
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel β pankreas, yang berperan untuk mengatur keseimbangan gula (glukosa) dalam darah. Insulin menyebabkan sel-sel tubuh dapat menyerap gula yang beredar di darah untuk disimpan di glikogen di hati dan otot, dan kemudian digunakan sebagai sumber energi.
Prof. Martin juga menjelaskan, mekanisme potensial lain terkait vitamin D dan diabetes meliputi peningkatan kerja insulin dengan merangsang reseptor insulin, meningkatkan respons insulin terhadap pengangkutan glukosa dan memperbaiki inflamasi sistemik (peradangan di seluruh tubuh). (jie)
Baca juga: Penyakit Kronis ini Berhubungan Dengan Kekurangan Vitamin D