Kanker paru telah merenggut nyawa Max Sopacua, mantan penyiar TVRI dan mantan politisi Partai Dermokrat. “Papa meninggal pagi ini jam 05.53 WIB, Rabu 17 November 2021, setelah 17 hari dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta,” ujar putra Max yang bernama Ferro Sopacua. Disebutkan bahwa Max Sopacua mengidap sakit paru-paru, yang diduga adalah kanker.
Sebelum dibawa ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Max sempat dirawat selama 14 hari di RSUD Kota Bogor. Menurut Ferro, jenazah ayahandanya rencana akan disemayamkan di rumah duka Jalan Veteran Gang Kepatihan, Bogor. Rencananya, mendiang Max akan dikebumikan di pemakaman keluarga di Ciomas, Bogor. "Akan dimakamkan, insyaallah siang ini juga, satu lubang dengan almarhum ibu saya sesuai amanat beliau," ujar Ferro.
Sekedar informasi, Max Sopacua terakhir bergabung dengan para pendukung Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, yang menetapkan Kepala Staf Presiden Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB. Masalah ini, sampai hari ini masih berkelanjutan.
Kanker paru merupakan penyakit kanker yang banyak diderita di dunia, terutama oleh mereka yang gemar merokok, atau sering terpapar asap rokok. Pada tahap awal, kanker paru hampir tidak menimbulkan gejala. Karena gejala baru muncul setelah kanker bertambah parah, membuat penderita terlambat meminta pertolongan dokter. Bila kanker sudah stadium 3, apalagi stadium 4, pasien umumnya sulit untuk dapat kembali pulih.
Gejala kanker paru di antaranya:
1. Batuk tak kunjung henti
Batuk karena flu atau alergi mudah ditangani. Batuk karena kanker paru umumnya terjadi secara terus menerus, dalam waktu lama. Prof. Dr. Flores, dari Mount Sinai School of Medicine di New York City, Amerika Serikat, menyatakan batuk tak kunjung henti karena kanker di saluran pernapasan membuat tenggorokan teriritasi dan merangsang batuk. Kanker juga memroduksi lendir, yang membuat jalan napas terganggu dan merangsang batuk.
2. Batuk berdarah
Batuk berdarah, meski tidak selalu, bisa menjadi petunjuk adanya kanker paru. Saran Prof. Flores, penderita batuk berdarah sebaiknya sesegera mungkin periksa ke dokter. Untuk memastikan, apakah batuk berdarah yang dialami kanker paru atau penyakit lain, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
3. Sesak napas
Napas terengah-engah saat naik tangga, berjalan, saat duduk atau berbaring menandakan ada gangguan di paru atau jantung. Bisa jadi kanker paru, bila disertai gejala-gejala yang lain. Menurut Prof. Flores, sesak napas bisa karena ada tumor yang menghalangi jalan napas. Atau karena ada cairan di dada yang menekan organ paru hingga kekurangan oksigen.
4. Asma
Penderita asma setelah dewasa atau sudah lanjut usia (lansia), bisa jadi gejala kanker paru yang tidak biasa. Untuk memastikan, segera periksa ke dokter.
5. Nyeri dada
Nyeri dada, selain bisa menjadi penanda adanya gangguan jantung, bisa juga merupakan gejala kanker paru. Apalagi bila nyeri dada disertai sakit punggung sampai bahu. Menurut Prof. Flores, penderita akan merasakan sakit di mana tumor itu berada. Tumor di belakang dada, yang dirasakan adalah sakit di bagian punggung.
6. Lelah berlebihan
American Cancer Society menyebutkan, penderita kanker paru sering merasa lelah berlebihan meskipun tidak melakukan kegiatan apa-apa. Berat badan bisa turun akibat tidak nafsu makan.
7. Seluruh tubuh sakit
Kepala terasa sakit, keseimbangan terganggu, tungkai mati rasa. Bila gejala ini muncul, kanker paru mungkin telah menyebar ke otak atau sumsum tulang belakang. Bila penderita merasa sekujur tubuhnya sakit, kanker mungkin sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Kanker paru sering disebut juga sebagai “kanker para perokok”. Sebuah penelitian menyebutkan, 5 tahun berhenti merokok mengurangi risiko kanker paru sekitar 39 persen. Meningkat sampai 50 persen setelah 10 tahun. Maka, berhenti merokok adalah cara yang bagus agar diri sendiri dan orang di sekitar kita, terhindar dari kanker paru.
Mencegah kanker paru
Selain hindari rokok, beberapa hal lain yang dapat dilakukan yaitu:
1. Periksa rumah dari gas radon, yaitu gas tidak berbau yang dipancarkan dari peluruhan uranium alam di dalam tanah. Jika di sekitar rumah kadar radon >4 picocuries per liter (pCi/L), perlu dilakukan mitigasi. Belum diketahui, apakah rumah-rumah di wilayah tertentu di Indonesia berisiko tercemar gas radon.
2. Sekitar 15 persen kanker paru-paru pada pria dan 5 persen pada wanita, terkait paparan zat penyebab kanker (karsinogen) di tempat kerja. The International Agency for Research on Cancer telah mengidentifikasi 12 agen sebagai karsinogenik. Di antaranya: arsenic, asbes dan produk sampingan aluminium.
3. Konsumsi buah dan sayuran. Jurnal Nutrients melaporkan, peningkatan harian 100 gram buah segar dapat mengurangi risiko kanker paru 5 persen pada perokok, dan 5 persen pada mantan perokok. Peningkatan 100 gram sayuran/ hari mengurangi risiko 3 persen pada perokok. Meningkatkan asupan buah dan sayur juga terbukti memiliki manfaat untuk kesehatan.
4. Batasi alkohol. Menurut American Journal of Epidemiology (2016), konsumsi >7 gelas bir atau minuman keras /hari dikaitkan dengan 11 persen peningkatan risiko kanker paru, dibanding dengan yang tidak minum.
5. Olahraga teratur. Menurut City of Hope National Medical Center (2011), aktivitas fisik rutin dapat menurunkan risiko kanker paru 20-30 persen pada wanita dan 20-50 persen pada pria. Manfaat meningkat, seiring intensitas dan durasi olahraga/ minggu. (sur)