Serangan jantung masih menjadi momok, ia menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sebagian besar serangan jantung terjadi di pagi hari. Merusak otot jantung lebih parah.
Jumlah kasus penyakit jantung terus meningkat di Indonesia. Merujuk data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014 penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah stroke, yaitu sebesar 12,9 %.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016 mencatat penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian dini di Indonesia, dengan jumlah sebesar 35 %. Dr. Siska Suridanda Danny, SpJP(K), dari RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta, menjelaskan penyakit jantung sangat mungkin terjadi di pagi hari.
Menurut penelitian, serangan jantung 5 kali lebih kerap terjadi terjadi antara pukul 6.00 sampai siang hari. Serangan jantung di pagi hari dianggap lebih berbahaya karena merusak otok jantung lebih parah dibanding bila terjadi siang sampai malam hari.
“Ini berhubungan dengan irama sirkadian tubuh. Di pagi hari sekitar jam 4.00 - 5.00 pagi, hormon-hormon yang membuat kita bangun mulai naik kadarnya. Di titik itu pula lah tekanan darah kita mulai tinggi dan detak jantung mulai cepat. Sehingga tubuh rentan mengalami serangan jantung,” terang dr. Siska, di sela acara GE Healthcare Berkomitmen Meningkatkan Layanan Kardiologi Intervensi di Indonesia, pada 28 November 2019.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Heart meninjau data 800 orang yang mengalami serangan jantung di Madrid, Spanyol, antara tahun 2003 – 2009. Mereka mendapati serangan jantung yang terjadi di pagi hari berkaitan dengan 21% lebih banyak jaringan jantung yang mati.
Kerusakan otot jantung dihitung dengan memeriksa konsentrasi creatine kinase (CK) dan troponin-I (TnI), enzim-enzim yang dilepaskan sebagai respons terhadap cedera otot. Pasien yang mengalami serangan jantung di pagi hari memiliki 21% kadar CK dan Tnl, dibanding mereka dengan serangan jantung antara tengah malam sampai jam 6.00 pagi.
Penyebab
Riset yang dilakukan di Hospital Clinico San Carlos dan the Centro Nacional de Investigaciones Cardiovasculares Carlos III (CNIC), di Madrid tersebut menyatakan serangan jantung di pagi hari disebabkan oleh penyumbatan pasokan darah ke arteri koroner yang berkepanjangan, menyebabkan kerusakan otot-otot jantung.
Para peneliti menunjukkan bahwa irama sirkadian (siklus 24 jam internal tubuh) mempengaruhi sejumlah faktor kardiovaskular, termasuk tekanan darah dan detak jantung.
Studi lain menyatakan serangan jantung di pagi hari berhubungan dengan kejadian aritmia atau detak jantung yang tidak normal. Kadar protein yang disebut KLF15 sangat bervariasi sepanjang hari, mengikuti irama sirkadian tubuh yang mengatur ritme hormon.
Dalam riset yang dipublikasi di jurnal ilmiah Nature, kadar KLF 15 yang terlalu rendah atau tinggi memicu serangkaian kejadian yang mengubah arus potasium, yang mempengaruhi waktu pemulihan listrik di otot jantung. Listrik inilah yang memicu detak jantung.
Interval waktu pemulihan listrik jantung sangat penting. Interval yang terlalu lama atau terlalu pendek akan menyebabkan gangguan irama jantung. Saat jantung mengalami gangguan irama, ia tidak bisa memompa darah secara efisien. Terjadilah serangan jantung. (jie)