Peneliti mengatakan mereka yang berusia 40 tahun ke atas punya kenaikan risiko penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi. Mereka mengatakan peradangan dan resistensi insulin bisa dipicu oleh penuaan, stres dan diet.
Menurut jurnal medis BMC Public Health berdasarkan survei University College London di Inggris pada sekitar 8000 orang, 34% partisipan memiliki setidaknya dua penyakit kronis, seperti hipertensi dan masalah mental.
Masalah paling umum(26%) adalah konsumsi alkohol, diikuti oleh keluhan tulang belakang yang berulang (21%), kesehatan mental (19%) dan hipertensi (16%). Penyakit lain yang tercatat termasuk radang sendi (arthritis), diabetes tipe 2, asma dan bronkitis.
Para ahli menilai ini tidak hanya fenomena orang Inggris saja. Di AS, yang secara kebudayaan berhubungan dengan Inggris, terlihat masalah yang sama.
“Sebagai sebuah perpektif, hingga beberapa tahun lalu, sebagian besar orang meninggal sekitar umur 45 tahun,” ujar Dr. Jacob Teitelbaum, penulis penelitian dan spesialis penyakit dalam di Maryland. “Tetapi sekarang kita melihat sangat normal orang bisa mencapai umur 80 tahun.”
Dampak dari penuaan
Dr. Teitelbaum mengatakan menusia dirancang untuk “menua yang direncanakan”. Ditunjukkan dengan ovarium dan testis mulai berkurang fungsinya di akhir 40 tahun. Wanita mengalami menopause dan pria dengan “manopause”.
“Penelitian menunjukkan bahkan pada pria dengan kadar testosterone di ambang batas minimal punya risiko besar mengalami sindrom metabolik, yang adalah kombinasi dari kolesterol tinggi, hipertensi dan resistensi insulin atau diabetes,” tukasnya. “Kombinasi ini tampaknya sebagai penyebab utama serangan jantung dan stroke.”
Melansir Healthline, Dr. Betsy Greenleaf, ahli uroginekologi di New Jersey, AS menjelaskan, bahkan saat ini semakin banyak orang usia muda yang menderita diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, hipertensi dan arthritis.
“Saya memperkirakan dua penyebab utamanya adalah diet dan stres,” Dr. Greenleaf mengatakan, dan menambahkan bila reaksi stres baik untuk manusia saat kita melarikan diri dari predator.
“Di era modern, otak kita tidak tahu bedanya antara lari dari macan atau pekerjaan, keluarga atau stres ekonomi,” katanya. “Stres kronis (berlangsung lama) mempengaruhi pencernaan dan hormon reproduksi yang membantu kita hidup sehat.”
“Pada akhirnya bisa memicu radang pencernaan, dan juga peradangan tubuh. Tiap orang memroses peradangan ini dengan cara berbeda. Beberapa menjadi radang sendi, sedangkan lainnya mengalami sakit jantung. Apalagi ditambah diet yang buruk,” kata Dr. Greenleaf.
Efek peradangan dan insulin
Mindy Pelz, chiropractor sekaligus ahli anti-aging dan terapi hormon di San Jose, AS, menjelaskan bila manusia akan melawan dua penyakit yang disebabkan oleh penuaan: peradangan dan resistensi insulin (insulin kurang efektif mengolah gula dalam darah).
“Semakin banyak lemak jahat, makanan beracun dan asupan gula yang kita konsumsi, semakin kurang kemampuan sel kita untuk beradaptasi. Akhirnya, sel mengalami peradangan dan resisten terhadap hormon,” Pelz menjelaskan.
“Ketika peradangan sel dan resistensi insulin terjadi, penyakit kronis mulai terbentuk. Ini kenapa kita kerap melihat seseorang dengan penyakit kronis dan beberapa tahun kemudian ia didiagnosis dengan penyakit kronis lainnya. Semua penyakit kronis memiliki akar masalah yang sama: peradangan.”
Dampak budaya
Dr. Teitelbaum menambahkan bila pengaruh budaya berperan besar memicu penyakit kronis.
“Antropologi medis menunjukkan bila salah satu risiko terbesar dari diabetes, penyakit jantung dan stroke adalah budaya,” terangnya. “Di negara berkembang, sebelum mengenal makanan tinggi gula dan rendah serat, kondisi ini jarang terjadi. Tetapi setelah mengenal makanan barat, angkanya melonjak tinggi.”
Cara meningkatkan kesehatan
Berhenti merokok, kurangi konsumsi alkohol, dan tingkatkan aktivitas fisik adalah cara mempertahankan kesehatan untuk usia berapa pun.
Dr. Greenleaf merekomendasikan konsumsi makanan utuh seperti sayuran dan buah, ikan, telur dan bahan makanan organik jika memungkinkan. Ini karena pestisida dan bahan kimia lain bisa mempengaruhi keseimbangan hormon dan memicu peradangan.
Penting juga untuk cukup mengonsumsi cairan, tidur 7-8 jam sehari dan mengurangi stres dengan cara meditasi, jalan kaki di alam, atau hangout dengan teman.
“Kembali ke dasar adalah kunci untuk hidup sehat,” tegas Dr. Greenleaf. (jie)