Stroke terbagi menjadi dua, perdarahan dan sumbatan. Stroke perdaharan adalah yang paling banyak menyebabkan kematian dan kecacatan / disabilitas. Salah satu penyebab stroke perdarahan di usia muda adalah aneurisma.
Aneurisma merupakan kelainan pembuluh darah. Terjadi pelebaran dinding pembuluh darah akibat kelemahan struktur dinding tersebut. Tekanan darah yang terus menerus “menghantam” dinding pembuluh darah menyebabkan dinding pembuluh darah menggelembung seperti balon.
Semakin besar ‘balon’ pembuluh darah, ia akan meregang, menipis dan berisiko tinggi pecah; menyebabkan stroke perdarahan. Menurut para ahli kematan usia muda (<40 tahun) akibat stroke perdarahan sebagian besar disebabkan oleh aneurisma.
Baca juga : Kenali Aneurisma dan Gejala Sakit Kepala Hebat Yang Menandainya
Sayangnya mayoritas aneurisma tidak menimbulkan gejala, sampai ia pecah. Namun pada orang yang ‘beruntung’ aneurisma akan menimbulkan gejala berupa sakit kepala.
Menurut dr. Rubiana Nurhayati SpS, dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, Tangerang, sakit kepala sangat banyak penyebabnya, mungkin akibat dari kelainan refraksi mata, masalah di sinus, sakit gigi, stres, kurang tidur, bahkan karena lapar.
Tetapi gejala sakit kepala akibat aneurisma lebih spesifik. “Terjadi di tempat yang sama (di salah satu sisi kepala). Sakitnya berdenyut sesuai dengan irama nadi, karena yang kena adalah pembuluh darah. Bisa juga hilang timbul,” urai dr. Rubi.
Munculnya sakit kepala menandakan benjolan aneurisma masuk dalam kategori besar. Pada mereka ini, tegas dr. Rubi, sangat disarankan untuk melakukan deteksi dini, yakni dengan melakukan MRI (magnetic resonance imaging) / MRA (magnetic resonance angiography).
Sakit kepala sebab lain
Perlu juga dipahami, sakit kepala berdenyut juga bisa disebabkan oleh hal lain, belum tentu akibat aneurisma. Beberpa penyebab lainnya adalah migrain, atau tegang akibat terlalu lama menatap monitor computer.
“Tension bisa akibat kelamaan memakai laptop, tegang lehernya, ini akan menekan pembuluh darah di bawah, rasanya juga akan nyut-nyutan,” imbuh dr. Rubi.
Terkadang sulit membedakan antara sakit kepala sebagai penanda aneurisma atau akibat hal lain. Kerap kali pasien bahkan sulit membedakan sakit kepala yang berdenyut atau seperti tertusuk. Itulah perlunya skrining untuk menegakkan diagnosa.
“Setelah diskrining kalau memang bukan aneurisma kita boleh tenang. Benjolan aneurisma membutuhkan waktu lama (bertahun-tahun) untuk bisa membesar, tetapi sebelumnya sudah ada pembuluh darah yang mempunyai bakat akan menjadi aneurisma, mungkin sebelumnya hanya nonjol kecil,” terang dr. Rubi.
Bila aneurisma pecah
Pecah aneurisma bisa dengan atau tanpa dipengaruhi faktor risiko (hipertensi, merokok, konsumsi alkohol). Bisa terjadi di usia muda. “Saya pernah menangani pasien wanita usia 13 tahun, stroke perdarahan karena aneurisma,” kata dr. Rubi.
Aneurisma yang pecah dan menyebabkan stroke perdarahan, antara lain di area subarachnoid (antara otak dan membran tengah yang membungkus otak). Menyebabkan sakit kepala hebat dan mendadak.
“Sakitnya bisa berlangsung berhari-hari sampai darahnya berkurang. Karena prinsipnya adalah sakit kepala akan ada selama darahnya ada. Perdarahan mengambil space di otak, yang mana jumlah space antara otak dan tempurung kepala tidak bisa bertambah.
“Ketika ada sesuatu yang lain, entah itu tumor atau perdarahan, ia tidak bisa menekan ke luar karena ada tengkorak. Ia akan menekan ke dalam (otak) dan menimbulkan sakit kepala,” urai dr. Rubi.
Bila perdarahan sangat luas atau mengenai batang otak, berisiko menyebabkan herniasi otak, terjadi pergeseran jaringan otak. “Kemungkinannya untuk selamat sangat kecil karena rusak/mati batang otak,” kata dr. Rubi.
Penanganan pecah aneurisma adalah seperti halnya terapi stroke perdarahan. Aneurisma adalah salah satu penyebab stroke perdarahan yang sangat bisa dicegah, dengan mendeteksi gejala sakit kepala, dan melakukan skrining. (jie)