Berdasarkan data GLOBOCAN tahun 2020, kanker prostat merupakan penyebab kematian nomor enam tersering pada pria, dengan insiden global sebesar 30.7 per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 7.7 per 100.000 pria.
Kanker prostat adalah jenis kanker yang tumbuh dalam kelenjar prostat pada pria, yang berperan dalam pembentukan cairan ejakulasi, dan biasanya menunjukkan gejala kesulitan buang air kecil. Penyebab kanker prostat belum sepenuhnya terungkap. Proses perkembangan kanker prostat dimulai ketika sel-sel dalam kelenjar prostat mengalami perubahan pada DNA mereka.
Di Indonesia kanker prostat menempati urutan ke-5 kasus kanker terbanyak pada pasien laki-laki dengan angka kejadian sebesar 11.6 kasus per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 4.5 per 100.000 pria.
Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), FICRS, PhD, dari RSCM Kencana, Jakarta, menjelaskan kanker prostat stadium awal hampir selalu tanpa gejala. Di situlah pentingnya melakukan pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA) untuk kelompok berisiko tinggi, sebagai upaya deteksi dini kanker prostat.
Pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen.
“Dianjurkan pemeriksaan PSA usia 50 tahun, sedangkan yang mempunyai riwayat keluarga periksa PSA lebih awal yaitu 45 tahun,” kata Prof. Rizal, di sela Relaunching Prostate Center and Men’s Health and Couple’s Well-being RSCM Kencana, Jumat (22/9/2023).
“Mereka dengan riwayat keluarga inti menderita kanker prostat berisiko dua kali lipat,” Prof. Rizal menambahkan. “Bagusnya adalah pemeriksaan PSA saat ini tidak perlu persiapan terlebih dulu, seperti puasa. Datang (ke laboratorium) langsung ambil darahnya. Hasilnya sekarang sudah bisa keluar dalam 3 jam.”
Pemeriksaan utama dalam menegakkan kanker prostat adalah anamnesis perjalanan penyakit, pemeriksaan colok dubur, PSA serum serta ultrasonografi transrectal /transabdominal. Diagnosis pasti didapatkan dari hasil biopsi prostat atau spesimen operasi.
Gangguan kencing yang tidak wajar
Tanpa pemeriksaan PSA hampir tidak mungkin menegakkan seseorang menderita kanker prostat, karena hampir 80% kasus kanker prostat stadium awal tanpa gejala.
“Gejala secara umum adalah gangguan kencing, apapun itu, seperti kencing lebih sering, sakit, pancarannya lemah,” tukas Prof. Rizal. “Ada juga sebagian kecil pasien yang datang dengan disfungsi ereksi.”
Gejala lain yang perlu dicurigai antara lain adanya darah dalam urin atau darah di air mani. Juga jika mengalami nyeri tulang atau berat badan turun – terjadi pada stadium yang lebih lanjut- karena sudah ada penyebaran sel kanker ke organ lain.
“Intinya kalau sudah ada gejala itu berarti stadiumnya sudah lebih tinggi dibandingkan yang tanpa gejala,” tegas Prof. Rizal.
Kelompok risiko tinggi menderita kanker prostat
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat meliputi:
1. Usia di atas 50 tahun
Usia yang semakin tua adalah faktor risiko karena risiko terkena kanker prostat cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Biasanya, penyakit ini lebih sering didiagnosis setelah usia 50 tahun.
2. Ras kulit hitam
Walaupun alasan pastinya belum diketahui. Beberapa ras, seperti orang kulit hitam, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dan dapat menghadapi bentuk yang lebih agresif daripada ras lain.
3. Riwayat keluarga
Jika ada saudara kandung atau orangtua telah didiagnosis dengan kanker prostat, maka risiko seseorang terkena kanker prostat akan meningkat.
Jika keluarga juga memiliki riwayat genetik tertentu yang berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara (seperti BRCA1 atau BRCA2), atau jika riwayat keluarga kanker payudara sangat kuat, maka risiko kanker prostat juga bisa lebih tinggi.
4. Obesitas adalah faktor risiko lainnya
Orang yang mengalami obesitas cenderung berisiko lebih tinggi terkena kanker prostat, dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal. Pada orang yang obesitas, kanker prostat juga cenderung lebih agresif. (jie)
Baca juga: PSA Tinggi Belum Tentu Kanker Prostat, Bisa Karena 7 Hal Ini