GERD (gastro esophageal reflux disease) atau penyakit akibat naiknya asam lambung disebabkan karena berbagai hal. Gaya hidup yang tidak sehat, kebiasaan buruk dan makanan yang tidak tepat adalah faktor risiko utamanya.
“Karenanya, untuk mengatasi GERD tidak cukupo hanya de ngan minum obat. Perbaikan gaya hidup dan pola makan memegang peranan penting,” tegas Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Secara alamiah, makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Maka, jadwal makan sebaiknya menyesuaikan dengan kosongnya lambung.
Frekuensi dan porsi makan
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur, mudah terserang penyakit yang berhubungan dengan asam lambung. Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam, asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih. Akibatnya, timbul rasa nyeri akibat naiknya asam lambung; tanda – tanda klasik GERD.
Selain frekuensi makan, sangat dianjurkan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang benar. Jika kita mengonsumsi makanan secara berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan menyebabkan kegemukan.
Baca juga : GERD, Nyeri Perut Akibat Naiknya Asam Lambung
Selain itu, makanan dalam porsi besar pun bisa menyebabkan refluks isi lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun dan terjadi GERD.
“Bagi mereka yang menderita GERD, dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil untuk mengurangi rasa nyeri. Kunyah dengan seksama agar mampu bercampur dengan enzim dan probiotik dalam mulut, sehinga lebih mudah dan cepat dicerna,” ujarnya.
Seleksi makanan
Untuk mencegah terjadinya GERD, makanan sebaiknya hindari konsumsi : melemahnya fungsi spinter gastro esophageal (cincin otot / klep di ujung kerongkongan), efek iritasi oleh asam lambung, terlambatnya pengosongan isi lambung dan meningkatnya tekanan dalam perut. Makanan yang dimaksud tersebut antara lain:
Makanan pedas. Mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan untuk berkontraksi. Akibatnya timbul rasa panas dan nyeri di ulu hati, yang disertai dengan mual dan muntah. Lebih lanjut hal itu akan membuat seseorang berkurang nafsu makannya.
Makanan asam. Makanan yang berasa asam akan meningkatkan keasaman saluran pencernaan dan memiliki efek iritasi jika dikonsumsi secara berlebihan. Akibatnya terjadi peningkatan pengeluaran asam lambung. Beberapa makanan dengan rasa asam yang sebaiknya dihindari antara lain jeruk, anggur, apel, tomat, strawberry, cuka, susu olahan, dsb.
Makanan yang sulit dicerna. Jenis makanan ini membuat lambung membutuhkan waktu lebih lama, untuk mencernanya dan menjadi lambat diteruskan ke usus. Akibatnya, isi lambung dan asam lambung tinggal di dalam lambung untuk waktu yang lama, menyebabkan rasa panas di ulu hati dan dapat mengiritasi. Makanan yang sulit dicerna antara lain makanan yang digoreng, daging, keju.
Makanan yang mengandung gas. Makanan yang mengandung gas menyebabkan perut menjadi kembung sehingga, menyebabkan peningkatan tekanan dalam perut yang berujung pada terjadinya refluks asam lambung. Makanan mengandung gas yang patut dihindari, antara lain minuman bersoda, sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, buah yang dikeringkan.
Makanan yang melemahkan klep kerongkongan. Jika spinter gastro esophageal melemah, kemungkinan terjadinya refluks asam lambung semakin meningkat. Makanan yang memiliki efek demikian antara lain alkohol, coklat, kopi dan makanan tinggi lemak.
Mencegah GERD
Selain memperhatikan faktor makanan, faktor gaya hidup perlu diperhatikan. Tips berikut ini bisa dijadikan panduan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya GERD:
- Gunakan pakaian longgar. pakaian ketat bisa menyebabkan naiknya asam di lambung.
- Perbaiki postur tubuh agar tetap tegap. Kebiasaan buruk, seperti berbaring, duduk membungkuk terutama setelah makan, akan membuat asam lambung naik. Dengan posisi tegap dapat membantu mendorong makanan turun ke perut.
- Jangan langsung tidur setelah makan. Usahakan tidur 2 – 3 jam setelah makan agar makanan tercerna lebih dulu dan sudah turun ke usus. Saat tidur, naikkan posisi kepala tempat tidur sekitar 6-10 inci dari tubuh. Kalau kita berbaring datar dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.
- Tidur menyamping /miring. Tidur menyamping ke sisi kiri atau kanan bisa menekan rasa sakit akibat naiknya asam lambung. Sebaliknya, tidur tengkurap malah akan memperburuk asam lambung.
- Kontrol berat badan, untuk mencapai berat badan ideal karena kegemukan akan memberi tekanan ekstra pada spinter gastro esophageal.
- Olahraga secara teratur sesuai kemampuan. Dengan berolahraga, maka tubuh banyak berkeringat karena terjadi pembakaran lemak dalam jumlah yang besar. Selain itu, olahraga juga membuat tubuh rileks, sehingga akan menekan hormon stres. Sebaiknya lakukan olahraga di pagi hari, sebab produksi asam lambung pagi hari adalah akumulasi asam lambung yang menumpuk sejak semalam. (puj)