hipertensi sebabkan penurunan kognitif hingga kepikunan
Hipertensi sebabkan kepikunan

Hipertensi Bisa Sebabkan Penurunan Kognitif Hingga Kepikunan, Ini Penjelasan Dokter

Hipertensi yang berlangsung lama berpotensi menyebabkan penurunan fungsi kognitif, mudah lupa, bahkan hingga kepikunan. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021 terdapat 1,4 milyar penduduk dunia hidup dengan hipertensi. Dan hanya 14% yang memiliki tekanan darah terkontrol. Sementara di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan 34,31% penduduk Indonesia menderita hipertensi. 

Mirisnya dari jumlah tersebut hanya 8,8% yang terdiagnosa, 32,3% minum obat namun tidak teratur, dan sebanyak 13% tidak minum obat. 

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan. Jika tekanan darah seseorang sudah mencapai target bukan berarti dia sembuh, tapi terkontrol. Kalau sudah terkontrol maka diharapkan bisa menghindari komplikasinya, salah satunya kerusakan otak: penurunan kognitif, kepikunan hingga yang paling parah stroke.

Dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, dari RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita menjelaskan hipertensi bisa berdampak ke otak, menyebabkan stroke, demensia vaskular (kepikunan), juga aritmia dan gagal jantung yang mengakibatkan gangguan kognitif karena aliran darah ke otak berkurang. 

“Hipertensi yang terus menerus akan merusak sel endotel di dinding pembuluh darah, membuat lipid (lemak) mudah menempel, pembuluh darah lebih sempit dan elastisitas berkurang,” ujar dr. Eka dalam seminar media Waspadai Hipertensi Merusak Otak, Rabu (31/8/2022). 

“Jika terjadi penyumbatan di pembuluh darah – pembuluh darah kecil, terlihat sebagai lesi atau titik-titik kecil. Kalau itu banyak akan menyebabkan gangguan kognitif, bahkan kepikunan,” lanjutnya. 

Kerusakan pembuluh darah kecil ini paling banyak terjadi di area otak yang mengatur fungsi memori. Dalam derajat ringan pasien mengalami gangguan kognitif ringan, seperti mudah lupa.

Tetapi perlu dipahami, tidak semua pasien hipertensi akan mengalami kepikunan. Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang penderita hipertensi mengalami penurunan kognitif hingga kepikunan. 

“Ada faktor genetik, dan banyak sedikitnya sumbatan mikro tadi. Bahkan pada pasien hipertensi yang terkontrol tetap mengalami sumbatan-sumbatan kecil. Pasien mengeluhkan menjadi pelupa,” tukas dr. Eka. “Saya bilang: bapak harus bersyukur hanya gangguan kognitif ringan, karena kalau tidak minum obat rutin bisa stroke.” 

Hingga saat ini belum ada riset yang secara tegas menyimpulkan dalam berapa tahun penderita hipertensi akan mengalami kepikunan. 

Pencegahan penurunan kognitif hingga kepikunan

“Pertama-tama, perlu diperhatikan faktor-faktor risiko yang bisa menyebabkan hipertensi, seperti usia, obesitas, makanan tinggi garam dan sedikit kalium, kurang olahraga, merokok dan konsumsi alkohol, hingga stres,” dr. Eka menerangkan. “Saat ini, ada dua faktor risiko tambahan yang juga perlu diperhatikan seperti udara dingin dan polusi udara.”

Bila sudah mengalami hipertensi, maka tekanan darah harus diupayakan mencapai batas normal dengan minum obat teratur. Pola hidup pun perlu diperbaiki. Pola makan, aktivitas fisik dan istirahat harus diperhatikan. 

Mengenai pola makan yang direkomendasikan untuk penderita hipertensi adalah diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Pada dasarnya, diet DASH meliputi pola makan rendah garam, lemak jenuh, kolesterol dan lemak total. Sebaliknya tinggi kalium, magnesium, kalsium dan serat. 

Tidak hanya bermanfaat untuk membantu mengendalikan tekanan darah, diet DASH ternyata juga terbukti membantu menurunkan berat badan. Penelitian menemukan, penurunan berat badan turut berperan dalam menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. 

Dalam kesempatan berbeda, Triyani Kresnawan, DCN, M.Kes, RD, FISQua, dietisien yang juga Asesor Kompetensi Tenaga Gizi Pusat Kementrian Kesehatan, menjelaskan prinsip diet DASH meliputi: energi sesuai kebutuhan, protein 18% dari kebutuhan energi total, lemak 27% dari kebutuhan energi (diutamakan lemak tak jenuh), karbohidrat 55%. 

Serat perlu dikonsumsi sebanyak 30 gram per hari, sedangkan natrium dibatasi 1.500-2.300 mg/hari (setara dengan 5 gram garam). Untuk asupan mineral, kalium 4.700 mg/hari, kalsium 1.250 mg/hari, dan magnesium 500 mg/hari.

“Estimasi penurunan tekanan darah sistolik dengan diet DASH tinggi sekali, mencapai 14-18 mmHg,” ujar Triyani.

Tekanan darah yang terkendali mengurangi risiko komplikasi kerusakan otak, penurunan kognitif hingga kepikunan. (jie)

Baca juga: Mengukur Tensi Sendiri, Perhatikan 7 Hal Ini