Stroke tidak lagi identik dengan penyakit orang tua, saat ini semakin banyak kejadian stroke dialami oleh mereka berusia kurang dari 50 tahun, atau dalam usia produktif. Sebuah riset anyar bahkan menemukan bila golongan darah tertentu punya kerentanan lebih tinggi mengalami stroke usia muda.
Golongan darah menggambarkan beragam bahan kimia yang tampak di permukaan sel darah merah. Kemudian diklasifikasikan menjadi golongan darah utama yakni A, B, AB dan O.
Walau begitu tetap mungkin terjadi mutasi genetik yang menciptakan beragam variasi (sub grup). Dalam studi tahun 2022, peneliti genomik menemukan hubungan jelas antara gen sub group A1 dan stroke dini.
Tim membandingkan data dari 48 riset, yang melibatkan sekitar 17.000 penderita stroke dan hampir 600.000 peserta non-stroke (kelompok kontrol). Berusia antara 18 hingga 59 tahun.
Link Sertifikat Webinar Kefarmasian 15 Desember 2023
Pencarian genom mengungkapkan dua ‘lokasi’ yang terkait erat dengan risiko stroke sebelumnya. Salah satunya adalah faktor golongan darah.
Analisis terhadap jenis gen golongan darah menemukan bahwa mereka dengan golongan darah A berpeluang 16% untuk alami stroke sebelum usia 60 tahun, dibandingkan golongan darah lainnya.
Sementara mereka dengan golongan darah O1, risikonya lebih rendah 12 % untuk mengalami stroke usia dini. Golongan darah B punya risiko 11% lebih tinggi untuk terkena stroke berapapun usia mereka.
Jangan terlalu khawatir
Walau studi di jurnal Neurology ini berskala besar, peneliti belum mampu menemukan penyebab pasti kenapa risiko stroke usia muda lebih tinggi pada golongan darah tertentu.
“Kami masih belum mengetahui mengapa golongan darah A memberikan risiko (stroke dini) lebih tinggi,” kata Steven Kittner, penulis studi dan ahli saraf di University of Maryland (AS).
“Tapi tampaknya berhubungan dengan faktor pembekuan darah seperti platelet dan sel-sel yang melapisi pembuluh darah, serta protein lain yang bersirkulasi, yang semuanya berperan dalam perkembangan pembekuan darah.”
Penelitian sebelumnya di jurnal Nature Genetics menjelaskan bahwa bagian genom yang mengkode golongan darah, disebut ‘lokus ABO’, dikaitkan dengan pengerasan pembuluh darah koroner, menyebabkan gangguan aliran darah dan serangan jantung.
Golongan darah A dan B juga dikaitkan dengan risiko penggumpalan darah di pembuluh darah vena yang sedikit lebih tinggi, disebut trombosis vena.
Walau hasil studi ini tampak mengkhawatirkan bahwa golongan darah meningkatkan risiko stroke usia muda, ada hal yang perlu diperhatikan. Riset ini melibatkan responden dari Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan dan Australia, dengan orang-orang keturunan non-Eropa hanya 35%. Studi di masa depan dengan sampel yang lebih beragam dapat membantu memperjelas kesimpulan.
“Kami jelas membutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui mekanisme (yang mendasari) peningkatan risiko stroke,” tutur Kittner, melansir Science Alert. Peneliti juga menekankan, penambahan risiko stroke pada mereka dengan golongan darah A dianggap kecil, sehingga tidak perlu terlalu khawatir. (jie)