golongan darah o berisiko lebih kecil terinfeksi covid-19
golongan darah o berisiko lebih kecil terinfeksi covid-19

Benarkah Golongan Darah O Berisiko Lebih Kecil Terinfeksi COVID-19?

Ilmuwan masih terus berusaha mengenal lebih baik virus penyebab wabah COVID-19 ini. Salah satu riset terbaru menyatakan golongan darah O lebih ‘beruntung’ dibanding golongan darah lain, mereka berisiko lebih kecil terinfeksi COVID-19. Tetapi riset ini memicu perdebatan.

Studi yang diterbitkan akhir pekan lalu di jurnal Annals of Hematology menemukan bila pasien dengan golongan darah O lebih kecil kemungkinannya dinyatakan positif COVID-19, dibanding pasien dengan golongan darah A, B atau AB.

Sebelumnya sebuah penelitian di bulan April 2020 menemukan tren yang serupa. Peneliti menganalisa 1.559 pasien COVID-19 di New York City dan mendapati jumlah penderita yang lebih sedikit dari golongan darah O.  

Studi lain pun melaporkan hubungan antara golongan darah dan keparahan infeksi, tatapi kedua riset ini tidak. Secara keseluruhan, para ilmuwan masih belum memastikan apakah golongan darah signifikan mempengaruhi risiko infeksi virus corona.

“Tak seorang pun boleh berpikir bila mereka lebih terlindungi,” kata Nicholas Tatonetti, penulis utama penelitian April dilansir dari Science Alert.

Golongan darah O dikaitkan 'dengan risiko tes positif lebih rendah'

Penelitian terbaru tersebut menguji hampir 1.300 pasien COVID-19 di lima rumah sakit di Massachusetts, AS, selama Maret - April 2020.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa golongan darah O “dikaitkan dengan risiko tes positif yang lebih rendah," kata para peneliti, sementara tipe B dan AB berisiko lebih tinggi.

Pada Maret 2020, riset dari 2.173 pasien COVID-19 di China juga menemukan bila mereka dengan tipe darah O memiliki risiko infeksi yang lebih rendah.

Riset lain yang dipublikasikan bulan lalu di New England Journal of Medicine menemukan hubungan yang lebih penting. Pasien di Italia dan Spanyol dengan golongan darah O berisiko 50% lebih kecil untuk mendapatkan infeksi berat (sampai harus mendapatkan ventilator), dibandingkan pasien dari golongan darah lain.

Penelitian terpecah antara golongan darah A, B atau AB yang berisiko lebih tinggi

O adalah golongan darah yang paling umum. Secara umum, tipe golongan darah tergantung dari ada / tidaknya protein antigen A dan B di permukaan sel darah merah. Sementara mereka dengan golongan darah O tidak memiliki kedua antigen tersebut.

Riset di New England Journal of Medicine menemukan bila mereka dengan antigen A berpotensi 50% mengalami infeksi berat COVID-19. Tetapi, hasil studi tersebut tidak memberikan gambaran yang jelas.

Studi di China menemukan bahwa pasien dengan golongan darah A berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi dibandingkan dengan orang-orang golongan darah lainnya. Demikian pula pada penelitian April, mereka menemukan proporsi yang lebih tinggi pasien bergolongan darah A yang terinfeksi.  

Tetapi studi terbaru di jurnal Annals of Hematology tersebut menyebutkan mereka dengan golongan darah B dan AB lah yang paling berpeluang positif dalam tes yang dilakukan.

Dari kesimpangsiuran tersebut, sebagian besar peneliti setuju bila masih terlalu awal untuk menarik kesimpulan tentang adanya hubungan antara golongan darah dan risiko infeksi virus corona. (jie)