Prilly Latuconsina, artis cantik yang berusia 20 tahun ini dipercaya menjadi duta kanker serviks oleh Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS). Ia diharapkan dapat menjadi contoh bagi generasi milenial untuk waspada pada bahaya kanker serviks.
“Dikalangan seusia saya, atau 20 tahun ke bawah, pasti menganggap enteng dan meremehkan penyakit. Apalagi kanker serviks, yang dikalanganku belum terlalu populer. Masih banyak yang bertanya: apa itu kanker serviks?” paparnya saat ditemui dalam peluncuran Kampanye Publik Berbasis Digital #CegahKankerServiks, beberapa waktu lalu.
Penerima penghargaan “Favorite Actress” dalam ajang Panasonic Gobel 2015 ini mengaku belajar banyak tentang kanker serviks dari perjuangan mendiang Julia Perez. “Buatku dan teman-teman seusiaku kanker serviks baru populer setelah kasusnya kak (alm) Julia Perez. Sebelum-sebelumnya kita masih berpikir tidak mungkin kena penyakit, apalagi kanker,” papar Prilly.
Dengan jadi duta kanker serviks, Ia berharap dapat mengingatkan wanita seumurannya untuk tidak menganggap remeh semua penyakit. Lebih tepatnya, lebih baik mencegah daripada mengobati.
Pemain sinetron ‘Ganteng-Ganteng Serigala’ ini mengaku mendapat ilmu baru: bahwa kanker serviks bisa dicegah. Yakni dengan cara vaksinasi HPV (human papillomavirus). “Dan kebetulan kemarin setelah aku vaksin kanker serviks, temanku tanya :lho emang kanker ada vaksinnya? Mereka tidak mengerti jika kanker serviks disebabkan oleh virus, dan bisa dicegah,” terangnya.
Ia mengingatkan bahwa virus HPV sangat mudah menyebar dan mengontaminasi. “Misalnya dari toilet umum atau lewat sentuhan. Apalagi pekerjaan aku sering banget ke toilet umum. Makanya pas tahu ada vaksin, aku semangat banget," ucapnya dengan antusias.
Perlu diketahui kanker serviks adalah kanker pembunuh ketiga terbanyak pada wanita. Data Globocan yang dirilis oleh WHO tahun 2012 menyatakan ada satu perempuan Indonesia meninggal tiap jam karena kanker serviks. Dan diprediksi sekitar 58 kasus baru per hari.
Vaksin HPV efektif mencegah kanker serviks pada wanita yang belum pernah melakukan hubungan seks. Sedangkan pada mereka yang sudah melakukan hubungan seks, disarankan melakukan deteksi dini lewat pap smear setahun sekali. (jie)