Banyak penggemar bertanya-tanya: benarkah personel grup musik BTS, Park Ji-min, terserang COVID-19 dan menderita radang usus buntu akut? Ji-min membenarkan. Senin pagi 31 Januari 2022 waktu Korea Selatan, operasi usus buntu yang dijalani berjalan lancar.
"Maaf telah membuat kalian khawatir,” paparnya secara tertulis di akun WeVerse Kamis dini hari, 3 Februari 2022. Ji-min mencoba meyakinkan para penggemar, agar tidak terlalu mengkuatirkan kesehatannya. "Kalian pasti sangat khawatir ya?” tulis kelahiran Busan 26 tahun lalu itu lagi. “ Saya dapat pulih dengan baik. Saya pikir, saya bisa segera keluar dari rumah sakit."
Agensi Big Hit yang menaungi BTS membenarkan, Ji-min positif COVID-19. Ji-min juga terdiagnosa radang usus buntu akut. Hal itu diketahui setelah dilakukan pemeriksaan, atas keluhannya sakit tenggorokan dan sakit di perut kanan bawah, Senin 31 Januari 2022 lalu.
Big Hit memastikan memprioritaskan kesehatan artis mereka, dan bekerja sama dengan otoritas kesehatan, akan melakukan yang terbaik sehIngga Ji-min segera pulih. Ji-min menjadi personel BTS ke-4 yang terkena COVID-19, setelah Suga, RM dan Jin, pada Desember 2021.
Ji-min merasa perlu memastikan para penggemarnya, bahwa kondisinya semakin baik dan akan operasi usus buntu yang telah dijalani akan segera pulih. Katanya, "Saya makan tiga kali sehari. Mohon tunggu sebentar, saya akan segera kembali setelah pemulihan!"
Penyebab Radang Usus Buntu
Radang usus buntu akut dapat terjadi pada usia berapa saja, dan lebih sering menyerang laki-laki dibanding perempuan. Radang usus buntu menjadi penyebab utama dilakukannya operasi perut di seluruh dunia. Usus buntu akut adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu, yakni organ berbentuk kantong kecil seperti jari dengan panjang 5 – 10 cm. Terletak di perut kanan bawah, sejauh ini pakar medis belum dapat menyimpulkan apa sebenarnya fungsi usus buntu.
Penyebab radang usus buntu akut di antaranya adalah infeksi bakteri, usus buntu terhambat gumpalan feses yang mengeras, tumor (sangat jarang).
Risiko Radang Usus Buntu
- Pola makan tinggi karbohidrat dan rendah serat. Jadi, bukan karena gemar makan cabe atau jambu biji.
- Dehidrasi
- Faktor gen atau riwayat keluarga dengan radang usus buntu
- Laki-laki, 10 – 19 tahun
- Memiliki penyakit radang usus yang berlangsung lama, seperti penyakit Crohn atau kolitis useratif.
Penelitian menunjukkan, tanpa kecukupan serat dalam pola makan menyebabkan pergerakan usus melambat, dan risiko penyumbatan usus buntu meningkat.
Penelitian lain mengatakan, radang usus buntu lebih sering terjadi di musim panas, karena kombinasi peningkatan polusi udara, infeksi pencernaan dan tingginya konsumsi makanan cepat saji serta makanan tinggi karbohidrat dan rendah serat.
Menurunkan Risiko Radang Usus Buntu
Menurut pakar kesehatan di Cleveland Clinic, tidak ada cara khusus untuk mencegah radang usus buntu. Namun, ada yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko apendisitis (usus buntu).
1. Makan makanan berserat
Penyumbatan usus buntu bisa terjadi karena ada penumpukan feses yang mengeras. Studi oleh Universitas Sumatera Utara (USU) beberapa waktu lalu menunjukkan, 14 dari 19 anak dengan radang usus buntu akut diketahui jarang mengonsumsi makanan berserat.
Serat makanan membantu menarik lebih banyak air ke usus besar, sehingga tekstur feses tetap lunak dan mudah dikeluarkan dari dalam tubuh. Serat juga merangsang gerakan usus tetap normal.
Penelitian lain seperti dilansir Biochemical Journal menyatakan, makanan kaya serat membantu memelihara bakteri baik yang ada dalam sistem pencernaan. Makanan berserat bisa dari sayuran seperti apel, pir, pisang, brokoli, bayam, kacang polong.
2. Cukup minum air putih
Konsumsi makanan berserat sebaiknya diiringi dengan cukup minum air putih. Selain mencegah dehidrasi, air putih mendukung kinerja usus. Jika serat menarik air ke usus, tapi persediaan air di tubuh tidak memadai, serat tidak bisa melunakkan feses. Usahakan minum air putih 8 gelas setiap hari.
3. Makan perlahan
Studi yang termuat di Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine menunjukkan, 1 dari 7 kasus usus buntu terjadi karena penyumbatan partikel makanan. Disarankan untuk makan secara perlahan dan fokus, agar terhindar dari radang usus buntu.
4. Konsumsi probiotik
Pada sistem pencernaan terdapat bakteri baik dan bakteri jahat. Mengonsumsi makanan/ minuman yang mengandung probiotik tidak dapat secara langsung mencegah radang usus buntu, namun penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan, sehingga peradangan dapat dihindarkan. (sur)