Penyanyi Maia Estianty dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit. Ia diantar Dul Jaelani, anak bontot/ketiga dari suami pertama pemusik Ahmad Dhani. Maia merasa tenggorokannya sakit seperti disayat-sayat, saat menelan makanan dan minuman.
Semula, ia menduga sakit GERD. Setelah paru-paru dirontgen, dilakukan elektrokardiogram (EKG) dan tes endoskopi, “Ketahuan, saya menderita esofagitis atau radang (iritasi) kerongkongan,” papar Maia di YouTube MAIA ALELDUL TV, Kamis 7 April 2022. Maia yang kerongkongannya seperti disayat silet saat menelan makanan, “Ternyata karena ada luka berupa bintik-bintik merah di kerongkongan."
Kemudian, ketika di USG terlihat ada tiga butir batu empedu ukuran 1,8 cm, 1,69 cm dan 0,89 cm. Tahun 2016, ia sudah terdiagnosa mengidap batu empedu. Ia menolak ketika dokter menyarankan agar dioperasi. Karena tidak dioperasi dan kurang mendapat perawatan, batu empedu bertambah jumlah dan besarnya.
Kali ini, tampaknya ia harus menuruti saran dokter. “Dokter yang menangani saya bilang: batunya tiga, gede-gede semua. Harus operasi," kata Maia, ibu 3 anak. Setelah suaminya, Irwan Mussry, kembali ke tanah air baru akan memutuskan untuk operasi. Dokter tentu akan melihat, esofagitis dulu yang akan ditangani atau operasi batu empedu. Yang pertama ditangani tentunya adalah yang dinilai lebih membahayakan pasien.
Gejala esofagitis
Pada esofagitis, mukosa esofagus mengalami peradangan. Esofagus (kerongkongan) merupakan organ yang berfungsi menyalurkan makanan minuman dari mulut ke lambung. Gejala esofagitis:
- Sulit menelan dan kerongkongan terasa sakit.
- Makanan nyangkut di kerongkongan.
- Mual muntah.
- Nyeri ulu hati.
- Belakang tulang dada nyeri saat makan.
- Asam lambung naik ke kerongkongan atau mulut.
- Pada anak, selain sulit makan atau menelan ASI, tumbuh kembang terganggu.
Penyebab Esofagitis
Beberapa penyebab esofagitis:
- Esofagitis refluks disebabkan naiknya cairan lambung atau duodenum esofagus. Inilah yang menyebabkan iritasi esofagus.
- Infeksi virus herpes dan jamur dapat mengakibatkan peradangan pada esofagus.
- Masuknya bahan korosif (pembersih lantai, dan lain-lain) ke kerongkongan, karena kecelakaan atau upaya bunuh diri.
Faktor risiko esofagitis
- Faktor gen, ada riwayat esofagitis dalam keluarga.
- Reaksi alergi.
- Usia (lansia).
- Sering mengonsumsi makanan berlemak, atau makan dalam porsi besar.
- Konsumsi kafein, cokelat, alkohol, makanan dengan rasa mint berlebihan.
- Langsung tidur usai makan.
- Menelan pil dengan sedikit / tanpa air.
- Menelan obat dengan posisi berbaring atau sebelum tidur.
- Sedang minum antibiotik atau kortikosteroid.
- Penyandang diabetes.
- Imun tubuh rendah.
Bila tidak ditangani dengan baik, esofagitis dapat menyebabkan perubahan struktur esofagus; kerongkongan dapat menyempit. Bisa terjadi komplikasi esofagus Barrett’s, pasien rentan kena kanker esofagus.
Endapan kolesterol
Cairan empedu diproduksi di kantung empedu, yang terletak di bawah hati (lever). Cairan empedu penting dalam proses pencernaan, termasuk mencerna kolesterol.
Batu empedu diduga terbentuk dari endapan kolesterol yang mengeras. Umumnya, kasus batu empedu bersifat ringan, tidak membutuhkan penanganan di rumah sakit. Namun jika batu empedu menyumbat saluran empedu, upaya penanganan perlu segera dilakukan agar tidak terjadi komplikasi.
Batu empedu ringan biasanya tak bergejala, dan tidak sampai penderita harus ke rumah sakit. Gejala terasa jika saluran atau kantong empedu tersumbat batu empedu. Gejala berupa nyeri mendadak di sisi kanan atas atau tengah perut, yang bisa disertai mual, muntah, hilang nafsu makan, urin warna gelap, sakit maag dan diare.
Jika batu empedu menyumbat saluran empedu, perlu penanganan segera agar kondisi tidak bertambah parah. Segera ke dokter jika mengalami gejala ini, yang disertai demam, menggigil, mata dan kulit berwarna kuning, atau sakit perut lebih dari 8 jam. (sur)