dorce gamalama menderita demensia alzheimer
dorce gamalama menderita demensia alzheimer

Ingatan Dorce Gamalama Hilang Timbul, Lansia Tidak Otomatis Menderita Penyakit Alzheimer

Aktif, ngocol dan sangat menghibur. Begitu gambaran tentang Dorce Gamalama saat manggung di TV. Dorce hari-hari ini jauh berbeda. Kata sahabat Dorce, Ira Safira baru-baru ini, selain mengidap diabetes, “Beliau menderita demensia alzheimer. Daya ingatnya kadang on, kadang off."

Alzheimer ditandai penurunan fungsi otak, termasuk fungsi kognitif yakni menurunnya daya ingat, kemampuan berbahasa, fungsi visuospatial dan fungsi eksekutif. Demensia alzheimer atau lebih dikenal dengan alzheimer, merupakan demensia yang paling banyak diderita. Sekitar 60-70 persen kasus demensia atau pikun, merupakan Alzheimer.

Menurut Ira, daya ingat Dorce tidak hilang sama sekali. Kadang ia dapat mengenali seseorang, teman atau kerabatnya, setelah diberi tahu. Sahabat Dorce yang lain, Hetty Soendjaya, menyatakan saat ini kondisi Dorce berangsur membaik dibanding sebelumnya. Oktober 2021 lalu, Dorce sempat dirawat di Rumah Sakit Primaya Bekasi. Ia juga sempat pingsan, kemudian dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) karena dada kanannya terasa sakit.

"Dorce bisa merespon, bisa ngobrol bila ada teman yang datang,” papar Hetty. "Tapi, kalau melihat banyak orang, bunda kayak bingung gitu. Yang dikeluhkan, ia tidak bisa mengangkat kaki kanan. Kalau kaki kiri nggak ada masalah."

Dorce tampak gembira bila ada sahabatnya datang menjenguk. Ketika komedian Sule menjenguk ke rumahnya awal Januari 2022, kaki kanan Dorce masih bengkak dan belum bisa untuk berjalan. Namun, Dorce tetap semangat dan mengajak Sule bercanda.  Pada kesempatan lain, ia makan dengan lahap ikan salmon yang dibawa Ruben Onsu.

Gejala alzheimer

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, di dunia setiap 3 detik terjadi 1 kasus demensia alzheimer. Demensia dinyatakan termasuk masalah kesehatan yang signifikan di abad 21

Secara umum, penyakit demensia alzheimer dapat memunculkan gejala antara lain:

1. Daya ingat menurun

Ini merupakan gejala yang umum. Penderita sering atau kadang lupa pada sesuatu yang baru saja dilakukan atau yang baru terjadi. Misalnya, mencari kacamata padahal kacamata itu sudah sejak tadi dikenakan.

Minta dibelikan makanan, tapi ketika makanan itu dihidangkan disentuh pun tidak. Penderita juga sering mengulang cerita saat berbincang.

2. Konsentrasi turun

Menyelesaikan pekerjaan perlu waktu lebih lama, kadang terbengkalai atau hasilnya tidak maksimal seperti dulu, karena penderita sulit konsentrasi.  

3. Sulit melakukan sesuatu, bahkan yang sederhana

Apa yang akan dikerjakan hari ini? Penderita tidak punya gambaran atau rencana apa yang harus dilakukan, dan bagaimana melakukannya. Kesulitan atau lupa cara menghidupkan TV atau alat pendingin ruangan (AC).

4. Disorientasi

Bangun tidur siang, kadang merasa bingung karena seolah masih pagi hari. Jalan-jalan seputar rumah akhirnya nyasar ke tempat lain, karena tidak ingat jalan pulang.

5. Sulit memahami visuospasial

Sulit mengenali huruf/ membaca, sulit menentukan jarak. Sulit  membedakan warna, tidak mengenali wajah sendiri di cermin,  menuangkan air ke dalam gelas airnya tumpah ke mana-mana.

6. Kemampuan berkomunikasi menurun

Kadang sulit mengucapkan sesuatu, atau mencari kata-kata yang tepat. Saat berbicara kadang terhenti, tidak tahu apa lagi yang akan diucapkan.

7. Mudah curiga

Penderita kadang merasa curiga dan menuduh orang lain akan melakukan perbuatan jahat, terhadap dirinya atau benda-benda miliknya.

8. Kehilangan ide & inisiatif

Penderita tak bisa diharap memiliki ide cemerlang atau berinisiatif  melakukan sesuatu. Hal ini sering dibarengi dengan hilangnya keinginan untuk melakukan kebersamaan bersama teman atau kerabat.

9. Perubahan perilaku

Emosi penderita sering/ kadang tak terkendali. Marah tanpa sebab kepada keluarga terdekat, merasa kecewa, ingin serba dilayani dan lain-lain.

Demensia alzheimer banyak diderita lansia. Namun tidak otomatis lansia akan terserang penyakit ini. (sur)