Pandemi COVID-19 tidak menyurutkan niat pasangan selebriti Puadin Redi dan Ryana Dea menyunatkan anaknya. Tetapi bukan sunat biasa yang dipilih oleh pasangan selebritas tersebut, alih-alih harus datang ke klinik/ rumah sakit, petugas sunat mendatangi rumah Ryana Dea dan menerapkan protokol pencegahan COVID-19 dengan ketat.
Pasangan selebritis tersebut menyunatkan anak keduanya, Davian Rafaeyza Redi yang masih berusia 14 bulan.
“Allhamdulillah… benar-benar baru saja selesai sunat langsung pada enjoy makan eskrim – diakhiri emoticon tertawa,” tulis Ryana dalam akun Instagramnya (@ryana_dea).
Ia juga bertanya pada netizen tetang siapa yang juga sudah menyunatkan anaknya. Seorang netizen menjawab, “Anakku semingguan sudah pakai pampers seperti biasa, sudah sembuh guling-guling.”
Yang lain mempertanyakan kenapa anak usia beberapa bulan sudah disunat. “Kak kenapa ya umur segitu sudah di sunat? Kalau di daerah saya anak laki-laki disunatnya kelas 4-6 kak… Kebanyakan sih pas kelas 6 SD, karena kalau belum kelas 6 katanya masih kecil banget,” tulis netizen.
Menjawab pertanyaan tersebut, Ryana mengatakan itu hanya kebiasaan.
“Itukan hanya kebiasaan, justru makin kecil makin bagus, minim trauma dan lebih cepat sembuhnya,” tulis Ryana menimpali.
Wanita yang sudah membintangi lebih dari 70 judul FTV ini menambahkan, walaupun melakukan sunat di rumah, tim medis yang datang tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Ya awalnya sih deg-degan juga soalnya kan kita terima tamu dari luar. Apalagi kita memang benar-benar mengurangi aktivitas dan bertemu orang luar. Cuman ya kita lihat dari Rumah Sunat dr. Mahdian ini menjalankan protokol kesehatan, oke banget, dokter dan perawat pakai hazmat, disinfektan juga. Dari situ kita yakin kalau protokol kesehatannya jalan banget, jadi aman dan kita enggak panik, juga,” ungkap Ryana.
Semantara itu dr. Zaim dari Rumah Sunatan dr. Mahdian (salah satu klinik sunat di Jakarta) menjelaskan, sunat di rumah bisa menjadi alternatif sunat untuk para orangtua yang ingin menyunatkan anaknya di tengah pandemi virus corona.
“Kami (dokter dan perawat) menggunakan alat pelindung diri (APD) yang selain melindungi diri, juga membuat pasien merasa nyaman dana man,” terangnya. “Selain menjalankan protokol kesehatan, peralatan medis juga wajib steril dan sekali pakai untuk mencegah risiko infeksi silang dari satu pasien ke pasien lainnya.”
Dr. Zaim menambahkan, telah mengembangkan metode sunat tanpa jarum suntik – disebut Mahdian klem – sehingga bisa membuat anak lebih nyaman, minim risiko perdaharan, tanpa jahitan/perban. Proses sunat hanya 5-10 menit, setelah sunat dapat langsung beraktivitas, dan penyembuhannya lebih cepat. (jie)