mengatasi stres anak akibat pandemi

Tips Mengatasi Stres Anak Akibat Pandemi

Anak-anak merupakan salah satu kelompok masyarakat yang paling terdampak pandemi COVID-19. Kegiatan sosialisasi (bermain), sekolah, menjadi terbatasi. Kasus penularan corona pada anak-anak di Indonesia pun tinggi.

Penelitian jelas mencatat bahwa pandemi ini berdampak bagi kesehatan mental anak, mereka rentan mengalami stres. Studi di Jerman menunjukkan dampak penguncian wilayah (lockdown) pada 2.672 anak-anak usia 3-10 tahun.

Riset yang dilakukan oleh Natalie Christner, dkk, dari Department of Psychology, Ludwig-Maximilians-Universität München, Munich, Jerman, menunjukkan sebagian besar orangtua dan anak-anak yang mengalami penguncian wilayah mengalami stres.

Untuk anak-anak, tidak bisa bertemu dengan teman dan anggota keluarga di luar rumah menjadi tantangan utama. Anak-anak yang lebih tua (7-10 tahun) menunjukkan lebih banyak gejala stres emosional serta lebih sedikit masalah perilaku dan hiperaktif, daripada anak-anak yang lebih muda (3-6 tahun). Riset ini dipublikasikan di jurnal PLOS ONE, 23 Juni 2021.

Menurut dr. Marlisye Marpaung, Sp.A(K), dari RSIA Bina Medika- Bintaro, orangtua perlu memastikan anak-anak mendapat dukungan yang layak untuk menghadapi tantangan di masa depan.

“Anak-anak termasuk kelompok risiko tinggi yang merasakan dampak pandemi COVID-19. Diperkirakan bahwa anak-anak mengalami tiga kali lipat risiko kekerasan dibandingkan sebelum pandemi, dan sangat rentan terhadap rasa cemas, kemarahan, kurangnya konsentrasi, gangguan tidur, dan masalah kesehatan tertentu,” ujar dr. Marlisye, dalam acara Zumbathon yang diadakan oleh Yayasan Pita Kuning Indonesia dan Zumba® Fitness secara virtual, Jumat (30/7/2021).

Ini berarti orangtua perlu mengidentifikasi gejala stres (perubahan mood/perilaku, sulit tidur, kehilangan minat pada hobi, sulit mengingat/konsentrasi, dll), serta berusaha mengatasi stres anak-anak.

“Anak-anak perlu eksplorasi dan interaksi dengan lingkungannya. Pandemi  telah mengganggu proses perkembangan mereka, mulai dari ketrampilan sosial hingga kesehatan fisik.”

“Orangtua perlu berdiskusi dan lebih terbuka mengenai perjuangan yang dihadapi, serta menciptakan ruang yang sehat bagi anak-anak untuk tetap terlibat dengan teman-teman mereka,” imbuh dr. Marlisye.

Tak kalah penting adalah orangtua perlu mengarahkan anak mereka agar bisa mengatur emosi untuk mencegah perasaan yang berlebihan. Dan, memberikan perhatian ekstra agar mereka merasa aman dan dicintai.

Apa pentingnya bergerak?

Setiap orangtua bertanggung jawab dalam menjaga proses dan aktivitas anak di rumah. Dalam hal ini menjaga dan mengatasi stres anak-anak akibat pandemi bisa dilakukan dengan olahraga.

Kok bisa? Denada Tambunan, selaku instruktur dan brand ambassador Zumba® Fitness mejelaskan

berolahraga bisa menjadi salah satu kegiatan menyenangkan untuk dilakukan secara rutin.

“Dengan berolahraga bersama, orangtua dapat menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan anak-anak mereka, sambil menjaga kebugaran, membentuk otot yang lebih kuat, serta meningkatkan fleksibilitas,” kata Denada.

Berikan dukungan untuk si kecil

Setiap anak bisa berbeda dalam mengekspresikan kondisi mental mereka – yang menggambarkan situasi stres yang mereka alami.

Beberapa anak atau remaja mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengemukakan apa yang mereka rasakan. Beberapa mungkin akan lebih baik dengan kegiatan lain, misalnya melukis atau menggambar, untuk mengekspresikan diri dan mengelola stres.

Anak lain mungkin lebih nyaman dengan percakapan atau aktivitas langsung. Orangtua dituntut bisa mendengarkan dan menjadi teman yang bisa dipercaya tentang cara menjaga hubungan sosial dengan aman, atau perasaan bosan, kesedihan, bahkan rasa bersalah mereka.  

Atur nada bicara Anda

Melansir Healthychildren.org, orangtua perlu mengatur nada dan ekspresi dalam rumah tangga. Ini sangat membantu mengatasi stres anak.

Mengekspresikan ketakutan yang ekstrim dapat mempengaruhi emosional anak-anak. Mungkin sulit untuk tetap bersikap positif, terutama jika orangtua juga berjuang dengan stres mereka sendiri.

Tetapi cobalah untuk tetap positif dan menyampaikan pesan yang konsisten bahwa masa depan yang lebih cerah terbentang di depan.

Ciptakan waktu senggang bagi seluruh keluarga untuk terhubung dan bersantai, misalnya dengan menonton film, tidur siang atau sekedar makan bersama. (jie)

Baca juga: Takut Anak Jadi Antisosial Selama Pandemi? Ini Saran Psikolog