anak yang terbiasa membaca sejak dini lebih cerdas
kebiasaan membaca buku sejak dini

Anak Yang Terbiasa Membaca Sejak Dini Ternyata Lebih Cerdas

Siapa orangtua yang tidak menginginkan anaknya menjadi cerdas. Well…ternyata salah satu caranya adalah membiasakan anak membaca buku sejak dini. 

Membiasakan anak-anak membaca buku bukanlah hal yang gampang dilakukan saat ini. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah – kalau tidak mau disebut memrihatinkan, hanya 0,001%. Artinya dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. 

Keberadaan gawai membuat, baik orang dewasa atau anak-anak, enggan beralih menatap layar gawai. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), 60 juta penduduk Indonesia memiliki gawai, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget.

Ironisnya, meski minat baca buku rendah tapi data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari. 

Tulisan ini bisa menjadi alasan bagi orangtua yang memiliki anak kecil untuk membiasakan/menghidupkan kembali kebiasaan membaca. 

Studi yang dipublikasikan di Cambridge University Press (2023) ini menyebutkan anak -anak yang terbiasa membaca (untuk kesenangan) sejak usia dini memiliki struktur otak, kemampuan kognitif dan kesehatan mental yang lebih baik saat mereka remaja muda. 

Singkatnya anak-anak yang terbiasa membaca buku sejak dini lebih cerdas, baik intelektual maupun emosional.

Memanfaatkan tahapan perkembangan pesat otak

Penelitian yang dilakukan Yun-Jun Sun, et al, ini mengatakan masa kanak-kanak adalah periode perkembangan saraf yang penting. 

“Kami menyelidiki apakah membaca untuk kesenangan pada masa kanak-kanak berhubungan dengan kognisi, kesehatan mental, dan struktur otak di masa remaja,” tulis peneliti dalam laporannya. 

Peneliti melakukan studi cross-sectional dan longitudinal berskala besar, meliputi lebih dari 10.000 remaja muda di Amerika Serikat. 

Dalam laporannya ahli menjelaskan, kebiasaan membaca buku yang dimulai sejak dini berkorelasi sangat positif dengan kinerja kognitif, dan secara signifikan berkorelasi negatif dengan masalah kesehatan mental remaja muda. 

Peserta dengan skor membaca awal yang lebih tinggi menunjukkan total area dan volume kortikal otak yang lebih besar, termasuk area temporal, frontal, insula, para-hipokampus, area orbital oksipital tengah dan thalamus. 

Struktur otak tersebut secara signifikan berhubungan dengan kesehatan mental dan kognisi, dan menunjukkan efek mediasi yang signifikan. 

Kebiasaan membaca buku sejak dini secara longitudinal dikaitkan dengan kognisi terkristalisasi yang lebih tinggi dan gejala perhatian yang lebih rendah pada masa tindak lanjut. 

Analisa peneliti juga memperlihatkan hubungan sebab akibat yang menguntungkan antara kebiasaan membaca buku di usia dini dengan kinerja kognitif orang dewasa. 

Peneliti menyimpulkan, “Temuan ini, untuk pertama kalinya, mengungkapkan hubungan pentingnya membaca buku sejak dini dengan perkembangan otak dan kognitif selanjutnya, serta kesehatan mental.”

Dilakukan dalam suasana gembira

Secara sederhana anak-anak yang terbiasa membaca sejak dini cenderung lebih cerdas, memiliki rentang fokus yang lebih panjang, kesehatan mental lebih baik, dan perkembangan bahasa serta memori yang lebih baik. 

Tidak kalah penting, riset tersebut mensyaratkan kebiasaan membaca dilakukan dalam suasana gembira, bukan karena paksaan atau bagian dari tugas-tugas sekolah. 

Membaca buku bisa mengaktifkan daya imajinasi, merangsang anak-anak memahami lebih banyak kosa kata, dan tentunya belajar nilai-nilai yang ingin disampaikan si penulis. (jie)